Happy Reading......
🍁🍁🍁🍁🍁
Satu minggu berlalu sejak kematian Dea. Berita kematiannya sudah menyebar. Semua orang mengetahu bahwa Dea meninggal karena Ditembak oleh perampok. Namun hingga kini kasus tersebut tidak di usut dengan jelas. Anak yang dilahirkannya pun juga tidak diketahui bagaimana keadaannya. Revan terus mencari keberadaan anak Dea. Nihil, hingga sekarang belum menemukannya, anak itu telah disembunyikan oleh Dea. Dea sudah memprediksi kejadian ini akan terjadi.
"Kamu istirahat ya, ketemu dengan Baby Cio-nya nanti."
"Tapi aku pengen ketemu sama baby Cio." Rengek Diandra pada sang suami. Setelah 10 hari lamanya akhirnya Diandra membuka matanya. Membuat Rafael mengucap syukur. Keadaan berangsur membaik tidak ada keluhan lainnya. Semuanya baik-baik saja.
Tadi pagi, Diandra baru membuka matanya. Rafael yang berada di sana segera memanggil dokter jaga. Membuat perasaan Rafael lega. Rasa bahagia memenuhi hatinya.
Setelah mendengar semuanya baik-baik saja. Dan diperkirakan besok Siang bisa rawat jalan. Segera Rafael menghubungi keluarganya dan Revan. Semua bahagia mendengar kabar ini.
"Iya sayang. Baby Cio dirumah dengan oma opanya. Baby Cio pasti juga kangen sama Mommy nya. Jadi sabar ya besok juga ketemu." Memberengut kesal. Diandra menuruti perintah suaminya itu. Setelah beberapa saat tadi Revan menghubunginya. Menanyakan keadaannya. Ada ada saja abangnya itu. Saat ini Revan berada di AS. Tepat sehari setelah membunuh Dea Revan kembali ke AS mengurus segalanya. Entahlah ia merasakan firasat tak baik.
Keesokan harinya, Diandra telah tiba di depan rumahya dengan Rafael. Melangkahkan kakinya kedalam dengan Rafael menuntunnya.
Cklek!
Pintu terbuka lebar. Diandra syok melihatnya. Dekorasi penyambutan untuknya yang sangat indah. Seluruh keluarganya menyambut kedatangannya. Mama, Papa, Rion dan tak lupa Baby Cio dalam pelukan sang opa yang berdiri di depan tulisan 'Welcome Mommy'. Diandra terharu.
"Hallo sayang. Gimana sudah merasa baikan?" Tanya Mama melangkah menghampiri Diandra. Diandra mengangguk dan memeluk sang mama menumpahkan tangis bahagianya.
"Kok malah nangis sih? Jangan nangis dong. Gak malu sama baby Cio?" Ejek sang mama. Semua tertawa mendengar gurauan Nyonya Adelardo.
"Sudah jangan nangis lagi. Sekarang kita makan terlebih dahulu pasti laparkan?" Sambung mama. Diandra dan Rafael mengangguk. Mereka beriringan ke ruang makan. Sekarang baby Cio berada di pelukan sang mama. Diandra.
"Lucunya. Anak Mommy." Gumam Diandra. Mendudukkan diri di sebelah Rafael. Semua memakan makanan masing-masing. Rion terus saja bercerita di depan keluarganya. Rion sangat manja terhadap keluarganya apalagi kepada kedua wanita yang sangat ia sayangi dan Cintai. Mama dan kakak iparnya. Namun bila di luar berbanding 180 derajat. Berbeda sekali.
Malampun tiba. Masing-masing telah memasuki kamar. Tiba-tiba ponselnya berdering saat ia sedang menyusui baby Cio.
"Kak, tolong angkat panggilanku. Takutnya penting." Ucap Diandra pada Rafael yang duduk di Sofa dekat dengan ponselnya yang berada di meja.
"Bang Revan." Kemudian menggeser tombol hijaunya.
"Halo bang."
"Halo Raf. Diandra dimana?"
"Diandra baru saja menyusui Baby Cio. Ingin berbicara dengannya bang?"
"Iya, bisa?"
"Sebentar." Rafael membawa ponsel ditangannya ke arah Diandra yang duduk di ranjang. Baru saja selesai menyusui. Baby Cio sudah terlelap. Kekenyangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFANDRA (COMPLETED)✅
Romance#AdelardoSeries1 Percayalah "Hidup penuh dengan teka-teki takdir. Tak terduga." - Diandra Altair Penasaran? langsung dibaca. mohon maaf apabila ada kesalahan ini merupakan cerita pertama saya. mohon dimaklumi bahasanya. mohon maaf apabila ada kesa...