Gulf POV
1 tahun telah berlalu sejak kejadian malam itu, aku tidak pernah bertemu lagi dengan Mew, mungkin ini yang terbaik untuk kami. Aku hanya berharap, Mew dapat bahagia bersama orang yang ingin bersamanya.
Hari ini, kami menandatangani kontrak kerjasama dengan salah satu perusahaan garmen di Thailand untuk menjadi brand ambassador produk unggulan mereka. Ayah memberikan Hugo kesempatan untuk memasuki zona aman ke empat, pertama setelah 10 tahun lebih aku memasuki dunia modeling. Tapi bukan ayah namanya jika tidak memberikan Hugo syarat tertulis hampir 100 lembar dan harus Hugo patuhi.
Hugo: Gulf, kamu akan langsung kembali ke Hotel atau akan berjalan-jalan sebentar sebelum besok sore kita kembali ke Singapore?
Gulf: Aku akan istirahat dikamar Hugo, aku sedang tidak ingin kemana-mana.
Hugo: Tapi kita sedang di Thailand Gulf, apa kamu tidak ingin membelikan ayah dan ibu hadiah?
Gulf: Tolong belikan saja Hugo, kamu sudah mengerti apa yang mereka inginkan bukan?
Hugo: Mereka menginginkan menantu Gulf
Canda Hugo yang menurutku sangat tidak lucu dan Hugo tahu dengan sangat baik tentang pasangan hidupku.
Aku melihat dengan tatapan tajam kearah Hugo dan kemudian Hugo meminta maaf dan tidak akan mengulanginya lagi.
Sesampainya di Hotel, Hugo melanjutkan perjalanannya dan aku berjalan menuju lift Hotel untuk naik ke kamarku.
Saat aku menuju lift, pintu lift hampir saja tertutup dan aku sedikit berteriak
Gulf : Please wait for me!
Aku mendekati lift dan sedikit membungkukkan kepala dan mengucapkan terima kasih kepada orang yang didalam lift yang mau menungguku.
"Gulf.."
Aku menaikkan kepalaku dan melihat orang yang berada di dalam lift. Mew dan seorang laki-laki disebelahnya dan sedang memeluknya.
Gulf: Hai Mew, apakabar?
Aku mengucapkan salam sambil menahan rasa kecewa dan sakit hati saat aku melihat Mew sedang bersama orang lain.
Mew: Gulf, aku..
Dree: Baby, siapa dia? Apakah kamu mengenalnya?
Aku melihat kearah laki-laki disebelahnya dan bertanya didalam hati, apakah ini kekasih Mew? atau Tunangannya?
Mew: oh, Dree, dia Gulf, salah satu model resort kita di Bali.
Mew menjawab pertanyaan laki-laki itu dan tidak sedikitpun melepas pandangan dariku.
Pintu lift terbuka dilantai tempat aku menginap dan dengan segera aku mengucapkan salam perpisahan
Gulf: Maaf saya duluan.
Aku langsung berjalan keluar lift dan masih mendengar Mew memanggil namaku. Aku tidak menghiraukan panggilan Mew dan terus berlari menuju kamar, dan setelah masuk kamar aku menangis sekeras-kerasnya diatas tempat tidur.
Kenapa aku menangis? Bukankah aku yang tidak ingin memiliki hubungan dengan Mew? Kenapa aku harus terluka dan kecewa? Bukankah hal yang normal jika Mew sekarang sudah memiliki kekasih?.
Aku menghapus airmataku, mencuci muka dan berjalan keluar ke area balkon. Aku duduk di balkon dan melihat pemandangan disekitar Hotel dari ketinggian lantai 17. Aku mendengar suara tertawa disebelah kamarku, karena mungkin pintu balkon mereka terbuka, sehingga aku bisa mendengar betapa bahagianya mereka. Aku tidak melihat kearah balkon tersebut, tapi aku mengingat apa yang Mew ucapkan 1 tahun yang lalu. Apakah aku tidak akan menyesal? Aku menutup mataku dan sedikit meluruskan kakiku sehingga aku hampir tidak kelihatan dari dinding balkon sebelah kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku
Fanfiction💕💕💕 Dree mencium bibirku, aku sedikit terkejut, tapi aku membiarkan Dree melakukannya. Sampai saat aku membuka mataku dan melihat Gulf melihatku dari balkon sebelah kamarku. Aku melihat Gulf meneteskan airmata, aku menghentikan ciuman itu dan mem...