31

456 50 7
                                    


"Ini tuan Kaownah Hartbloom pemilik resort ini mewakili pemilik yang sesungguhnya .." kata lelaki yang ada di sampingnya Max mengulurkan tangannya tapi tidak dengan lelaki yang bernama Kaownah itu. Dia hanya berdiri mematung dan hampir mengeluarkan air mata

"Maaf .. apakah Anda baik - baik saja?" tanya Max pada lelaki itu. Lelaki yang bernama Kaownah itu menghapus air mata yang jatuh di pipi nya lalu tersenyum.

"Oh maafkan aku ... silahkan duduk tuan ..."

"Max Cammy ..." akhirnya mereka berjabat tangan dan melangsungkan pembicaraan mengenai proses pembelian resort yang sudah 4 tahun ini menarik perhatian Max sampai berulang kali Bretta memberikan penawaran pada Kaownah sampai akhirnya mereka baru bisa bertemu saat ini.

Perbincangan berlangsung dengan baik kemudian mereka berincang santai di restoran lalu Kaownah berkata, 

"Apakah kamu mau mencoba makanan special khusus hari ini disini?"

"Owh .. ada special menu?" tanya Max, saat ini hanya Max dan Kaownah saja berbincang berdua sedangkan Bretta dan lelaki yang mengaku sebagai sekretaris Kaownah tadi sedang membahas mengenai surat - surat jual beli di dalam kantor Kaownah.

"Tidak ... hanya saja hari ini kakak iparku khusus membuat masakan itu karena dia merindukan suaminya ..." Kaownah tersenyum dan Max tersenyum dengan raut wajah sedih.

"Apakah mereka hidup terpisah? sampai kakak iparmu merindukannya tuan Kaownah?"

"Panggil aku Kao saja ... kita tidak sedang berbicara bisnis"

"Ahh ... oke Kao ..."

"Yaa ... takdir membuat mereka berpisah ...."

"Pasti sakit rasanya merindukan seseorang ...." kata Max dengan gemuruh di dalam dadanya yang membuatnya seolah ingin mengeluarkan air mata pedihnya.

"Bagaimana dengan Anda Max? apakah Anda sudah menikah?"

"Hahaha ... ya .. aku sudah menikah dan aku memiliki seorang putri yang berusia 2 tahun dan sebentar lagi aku akan mendapatkan anak keduaku .." Senyum merekah di wajah Max dan itu membuat Kao tersenyum

"Anda pasti sangat mencintai istri Anda ..."

"Hum ... awal hubungan kami tidak baik ... tapi yaa ... kali ini aku mengakui ... dia bagai bidadari untukku ..."

"Tunggu sebentar aku akan mengambilkan makanan khusus untukmu ..."

Tak lama, Kao membawa sebuah nampan yang diatasnya berisi makanan yang telah dimasak oleh Gulf. Gulf memasak makanan kesukaan Mew, karena hari ini adalah hari perayaan pernikahan mereka yang ke 9 ...  

Max menatap hidangan di hadapannya ... air mata Max menetes dan deru didadanya menyesakkan dada ...

"Max .. apa kamu baik - baik saja?"

"Ah .. maafkan aku (menghapus air matanya) entah aku melihat makanan ini seolah rasa rindu kakak iparmu aku bisa merasakannya ..."

Kao tersenyum lalu berkata

"Silahkan dinikmati ... katakan padaku bagaimana rasanya ..."

Max tanpa ragu mengambil sendok dan memasukkan makanan itu ke dalam mulutnya lalu air mata tidak berhenti menetes ... sesuatu yang hangat mengisi relung hatinya yang dingin selama ini .. rasa rindu yang dia rasakan selama ini tanpa dia mengetahui kepada siapa hatinya mengeluh rindu ...

"Hey ... Max ... kenapa kamu menangis ..."

"Aku baru kali ini memakan masakan ini ... dan ... aku bisa merasakan kerinduan kakak iparmu ... dan disini (Max menunjukkan kedadanya) rasanya sangat sakit dan hendak meledak karena tidak dapat menahan rindu lagi ....." Max menghapus air matanya dan terus memakan makanan yang ada di hadapannya.

"Terima kasih atas pujiannya ... maaf aku harus kedapur terlebih dulu, karena kakak iparku akan kembali ke London dua jam lagi dan aku belum siap berpisah dengannya"

"Baiklah .. terima kasih telah memberiku makanan spesial ini ..."

"My pleasure Max ..."


Max menghabiskan makanannya dengan lahap, air mata juga tidak berhenti turun di kedua pipinya, berkali - kali Max menghapus air mata itu, tapi rasa rindu di dadanya semakin kuat dan menggebu ... 

Max berpikir apakah dia merindukan Ally dan Ghita sampai dia menangis seperti ini .. akhirnya Max menghubungi Ally dan Ghita menggunakan video call.

"Hai Ally ..."

"Max .. apa kamu baik - baik saja?"

"Humm aku baik - baik saja .. bagaimana kalian bertiga?"

"Aku baik - baik saja dan Ghita juga sedang belajar berhitung ... Max ..."

"Humm ..."

"Kenapa menangis ..."

"Entahlah .. mungkin aku merindukanmu?"

"Hahahahah sudah jangan bercanda Max .. aku tau kamu mencintaiku ... tapi jangan berlebihan ... segeralah pulang .. aku juga merindukanmu ..."

"Yaa ... besok aku akan pulang ... jaga dirimu ..."


Setelah menutup video call, dada Max masih terasa kosong ... masih merindukan sesuatu ... tapi Max tidak bisa memahami .. rindu ini untuk siapa ... dia sudah menelpon istrinya ... tapi tak ada kehangatan didada ini saat melihat ajah istrinya ...

Rasa yang dia simpan kembali lagi .... meragukan dirinya sendiri ... meragukan perasaannya pada Ally ....


Hari ini adalah penandatanganan jual beli resort dan sudah berjalan dengan sangat baik.

"Sampai bertemu dilain waktu Max ..."

"Ahh .. aku lupa menanyakan sesuatu hal padamu ..."

"Apa itu ..."

"Kenapa kamu menjual resort ini?"

"Kakak iparku membutuhkanku dan istriku .... Ibunya meninggal dunia setahun yang lalu, papa dan mamaku tidak mungkin menemani mereka di London karena perusahaan papaku di Thailand masih membutuhkan kehadirannya, dan lagi perusahaan milik kakakku yang sudah 5 tahun ini tidak ada yang mengelola ... membuatku harus kembali dan meninggalkan Bali"

"Aku turut menyesal mendengarnya .."

"Hey ... tak apa ... itu sudah takdir ... kalau memang kakakku berjodoh dengan kakak iparku ... mereka akan bertemu kembali .. entah di kehidupan saat ini .. atau kehidupan yang akan datang ..."

"Maksudnya ...."

"Kakakku salah satu korban bencana alam di Jepang sekitar 4 tahun yang lalu .."

"Jepang?"

"Hmm ... Kakekku dan Benhard bodyguard kakakku berhasil diketemukan walau dalam keadaan tidak bernyawa ... sedangkan kakakku sampai detik ini kami tidak menemukan jenazahnya ..."

"Apakah dia sudah meninggal?"

"Semua menyatakan kalau kakakku sudah meninggal dunia, tapi tidak dengan kakak iparku .. dia yakin suaminya masih hidup ... apalagi kini anaknya Gemma sudah berusia 8 tahun dan Gamaliel yang berusia 3 tahun selalu berdoa pada Tuhan setiap malam agar daddy mereka sehat dan bahagia ..."

"Bahagia? kenapa? kenapa mereka tidak berdoa agar daddy mereka segera kembali?"

"Kata kakak iparku ... suaminya pasti kembali padanya .. tapi dalam perjalanan kembali menuju pelukannya, dia berharap suaminya tetap sehat dan bisa merasakan bahagia ... "

"Kakak iparmu sangat mencintai kakakmu?"

"Sangat ... tidak ada yang bisa mengalahkan perasaan cinta milik kakak iparku itu ..."

"Lalu .. setelah ini apa yang akan kamu lakukan?"

"Aku akan tinggal di London dan menemani mereka sambil menjalankan perusahaan milik kakakku ..."

"Aku tinggal di Paris, jika ada waktu kita bisa bertemu entah di London atau Paris ..."

"Tentu ... hubungi aku kapanpun kamu memiliki waktu Max ..."


JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang