"Apa ini ?" tanya Max pada Ally dan Ally hanya tersenyum lalu berkata
"Kita tidak ada yang keluar dari kamar ini ..."
"Ally, ini sungguh tidak lucu ...."
"Ini terlihat lucu buatku ... aku berada di dalam kamar bersama suamiku ... yang setahun ini memilih tidur di kamar terpisah ...."
"Ally ... aku ada janji bertemu dengan pemilik resort di Bali"
"Aku tidak peduli ...." Ally meminum minuman yang ada di meja lalu memberi tanda kalau Max harus meminum itu juga.
"Tenang saja ... aku tidak akan meracunimu ... aku terlalu mencintaimu untuk melukaimu ...."
Max karena lapar, akhirnya duduk di sofa yang ada di kamarnya dan mulai memakan makanan yang ada di meja.
Selesai makan dan minum, Ally menuju ke kamar mandi sedangkan Max mencari handphone nya untuk menghubungi Bretta tapi sampai pusing kepalanya Max tidak menemukan handphone nya.
Max terduduk di sofa dan menngadahkan kepalanya. Dia merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya ... pikirannya mulai tidak jelas dan dia melihat ada sosok seseorang yang duduk diatas pangkuannya ... wajahnya terasa sangat familiar ...
Max menarik tengkuk orang itu dan mencumbu bibirnya .... dipandangannya ... orang yang dipangkuannya saat ini adalah kekasih hatinya ... pemilik hati yang sesungguhnya ... Max melakukan hubungan intim dengan sangat lembut dan berlangsung seharian bahkan sampai esok paginya.
Max terbangun dan melihat kesekeliling ... Max masih berada di kamar milik Ally, dimana kemarin pagi Ally meminta Max untuk menjumpainya di dalam kamar dan hasilnya mereka terkurung berdua di dalam kamar Ally.
Max menoleh ke sisi kirinya, Max terkejut karena melihat Ally yang tertidur tanpa pakaian dan diseluruh tubuhnya penuh dengan bekas ciuman dan hisapan. Max berdiri, menuju ke kamar mandi dan menangis di bawah shower.
Kejadian itu tidak berlangsung sekali ... tapi hampir dua atau tiga kali dalam seminggu Max terbangun dengan kondisi Ally tidur disampingnya dengan penuh bekas percintaan. Tidak lagi yang Max dikurung dikamar bersama Ally, tapi setiap pulang kerja, sesampainya dirumah ... Max sudah tidak ingat apa - apa lagi.
Sebulan berlangsung ... dua bulan .... sampai suatu sore sepulangnya Max dari kerja ... Max mendapati Ally berada di depan pintu apartmen mereka dengan senyum yang tidak bisa Max mengerti arti senyum itu ....
"Aku hamil .... terima kasih Max ..." Ally memeluk Max dan mengecup bibir Max. Max hanya terdiam .... tidak berkata apapun ....
Max menyadari .. bahwa Ally menggunakan segala cara agar Max dapat bercinta dengannya ... Max semakin merasa remuk di dalam hatinya ...
Awal kehamilan Ally yang membuat Ally tumbang ... membuat Max merawat Ally dengan suka rela ... Max berusaha mengubur semua pemikiran dan apa kata hatinya. Max tidak bisa egois dengan membiarkan Ally berjuang seorang diri untuk bayi mereka.
Perlahan ... Max mulai menerima kalau dia adalah Max .... Max Cammy, suami dari Ally Devanna dan yang dalam 7 bulan lagi akan menjadi seorang ayah. Perlahan Max belajar menyayangi Ally, menerima keberadaan mereka, menerima kalau dia lelaki yang telah menikah dengan Ally.
Ally merasa senang, karena sejak kehamilannya Ally merasa kalau Max sudah seperti dulu ... sudah memperhatikannya, mencintainya dan menurut padanya. Ally melupakan masa kelamnya yang terus menerus meminta MAx untuk bercinta dengannya agar dia bisa kembali menjalani hubungan dengan Max seperti dulu lagi.
Setelah kelahiran putri mungil mereka yang diberikan nama Ghita Cammy oleh Max, hubungan Max dan Ally semakin membaik .... mereka mulai tidur dalam satu kamar, mereka mulai menjalin hubungan baru ...
Max melupakan yang tidak pernah ada ... dan Ally menyukai perubahan Max setahun belakang atas saran dari Bretta untuk memberikan Max obat perangsang setiap akan pulang kerja dua atau tiga hari sekali. Hasilnya Ally sangat berterima kasih dengan Bretta karena membantunya membuat Max kembali seperti dulu yang mencintainya.
Saat usia Ghita memasuki usia 18 bulan, Ally hamil kembali atas buah cintanya dengan Max. Dikehamilan kedua ini Ally sudah tidak lagi mencampurkan apapun pada makanan dan minuman Max. Mereka melakukannya atas dasar kebutuhan dan dari hati ke hati. Sikap Max pun semakin lembut dan semakin mencintai Ally.
Kehamilannya yang kedua sangat kuat, tidak mengalami sakit seperti saat hamil Ghita. Max tetap berada disisi Ally setiap saat Ally butuhkan ... Semua orang yang mengenal mereka menjadi sangat iri pada kemesraan dan kasih sayang yang Max limpahkan untuk Ally dan keluarga kecil mereka.
"Ally, aku harus terbang ke Bali 3 hari lagi ..."
"Max ... apakah tidak bisa ditunda? aku tidak ingin jauh darimu ..."
Max mengecup lembut bibir Ally dan berkata
"Aku hanya 3 hari berada disana ... atau kamu mau ikut ke Bali bersama Ghita?"
"Tidak ... usia kehamilanku memasuki usia 8 bulan Max .. aku tidak mau mengambil resiko ... segeralah pulang dan aku akan menunggumu disini ..."
"Baiklah .... kalau kamu tidak mau ikut ... jaga dirimu selama aku tidak ada oke?"
"Tentu .... " Ally mencium lembut Max dan lumatan itu menjadi sangat panas dan berlanjut menjadi percintaan yang membara.
"Bretta, kita akan bertemu jam berapa?" tanya Max saat Max baru saja landing di bandara Ngurah Rai Denpasar.
"Besok pagi jam 9 di resort mereka, dan sore ini tuan dapat beristirahat dulu sesampainya di hotel .."
"Apakah hotel tempat kita menginap berdekatan dengan resort mereka?"
"Ah tidak, hotel kita di daerah Kuta sedangkan resort mereka berada di daerah Ubud, kurang lebih 1 jam perjalanan dari Hotel. besok pagi kita akan berangkat pukul 7.30"
"Terima kasih .. aku akan menghubungi Ally dulu"
Max mengambil handphone nya dan menghubungi Ally dari perjalanan bandara ke hotel. Sesampainya di Hotel, Max membersihkan tubuhnya lalu keluar dari hotel berjalan - jalan ke pantai yang ada di seberang hotelnya.
"Mew ....."
Seseorang menepuk pundak Max dan membuat Max membalikkan badannya.
"Mew !!!!" perempuan itu langsung memeluk Max dan Max bingung lalu menjauhkan tubuh perempuan itu.
"Maaf .. sepertinya Anda salah orang ..."
"Tidak mungkin aku salah !!! aku sahabatmu !!"
"Tapi maaf Anda salah .. nama ku Max Cammy ... aku bukan maaf siapa tadi .."
"Mew .... Mew Suppasit .."
"Maafkan aku ... Anda betul - betul salah orang ..."
Max berlalu dari hadapan perempuan itu tapi langkahnya terhenti karena melihat seseorang yang berdiri tidak jauh darinya ...
"Siapa dia .... kenapa dadaku bergemuruh saat melihatnya?" Max memegang dadanya lalu berlalu dari tempat itu dan kembali ke hotel untuk istirahat setelah menghubungi Ally melalui video call bersama anaknya Ghita yang berusia 2 tahun itu ..
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku
Fanfiction💕💕💕 Dree mencium bibirku, aku sedikit terkejut, tapi aku membiarkan Dree melakukannya. Sampai saat aku membuka mataku dan melihat Gulf melihatku dari balkon sebelah kamarku. Aku melihat Gulf meneteskan airmata, aku menghentikan ciuman itu dan mem...