27 : Kematian

1K 114 21
                                    

Alohaloo gengs ii kambek di cerita ini lagi. 😊😊😊

Ps : Di sini ada kode yang ii sisipin

Vommentnya ditunggu. Haturnuhun
😘😘😘🍎🍎🍎

🌚HappyReadingGengs🌚

Pukul satu lewat empat puluh dua menit Bagas baru mengisi perutnya untuk makan siang. Rasa perih dan keroncongan terasa melilit. Dia memang belum makan dari pagi karena tiga jadwal mengajarnya yang harusnya terbagi dari pagi sampai sore harus dipindahkan semua jadi pagi dengan waktu yang mepet. Hal ini karena jam sebelas sampai sore Aas ada jadwal kuliah, jadi dia tidak bisa menjaga Anna pada siang dan sore hari.

Awalnya Aas merasa tidak enak karena harus mengganggu jadwal Bagas dan mahasiswanya. Aas sempat berniat menitip absen. Tapi dosen muda itu melarangnya dengan alasan kuliah Aas juga penting dan dia akan kesulitan jika ikut jadwal susulan Pak Rudi dan Bu Ratih yang terkenal disiplin dan tidak ada toleransi. Bagas memberi solusi agar dia saja yang pindah jam, lebih mudah mengkondisiknnya juga karena jadwal sepenuhnya di tangan dia. Tidak mau berdebat, akhirnya Aas menurut.

Nasi timbel dan lauk-pauk sederhana menjadi pilihan Bagas. Bukan karena dia tidak mampu membeli makanan yang lebih mahal, hanya saja Bagas lebih suka menu itu. Laki-laki itu mengambil duduk di bangku kafetaria rumah sakit yang terletak di dekat dinding. Tv yang terpasang di dinding tqk jauh darinya tengah menayangkan FTV. Bagaspun memakan pesanannya dalam diam, tapi pikirannya melambung pada percakapannya dengan Aas lagi.

"Untungnya ibu kost dan anak laki-lakinya datang, katanya mereka mau nagih uang kost dan kaget banget pas mergokin hal itu."

Bagas tercenung. Apa jadinya Anna jika tidak ada yang memergoki tindak asusila itu?

"Tapi saya sendiri gak tahu apa Anna udah kehilangan-" Perkataan Aas saat itu terpotong. Kuping dan wajahnya agak memerah. Dia nampak ragu-ragu dan tengah memilah-milah kata.

"Um apa para bajingan itu memasuki Anna atau enggak, saya gak tahu." lanjut Aas dengan memelankan suaranya. Apalagi saat mengucapkan kata 'memasuki' terdengar seperti bisikan. Untugnya Bagas masih bisa mendengar suara itu dan memahami maksudnya.

"Saya gak berani nanya-nanya ke Anna karena takut dia kepikiran lagi."

Bagas menghela nafas. Perawan atau tidak Bagas tidak peduli, itu bukan prioritasnya. Bagi Bagas mau perawan atau tidak, Anna tetap gadisnya.

'Seorang pria tanpa identitas ditemukan tak bernyawa di semak-semak dekat bangunan yang sudah tidak terpakai dengan kondisi yang mengenaskan tanpa sehelai benang pun."

Sebuah berita yang dibacakan oleh penyiar mengalihkan atensi Bagas. Kening Bagas agak berkerut saat benda persegi panjang itu menayangkan banyak polisi yang dan tim medis yang tengah mengamankan jenazah di sebuah pembungkus khusus jenazah. Banyak juga warga yang berkerumun di tepi jalan untuk melihat.

"Kuku-kukunya terlepas dan sebelah matanya keluar diduga dicabut paksa, selain itu lidahnya dipotong dan ditemukan tak jauh dari jenazah. Kepalanya pecah seperti dihantam benda tumpul. Dan alat kelaminnya dipotong-potong sampai tidak bersisa.Tubuh korbanpun sudah kaku dan mengeluarkan bau busuk.Diduga korban dibunuh dua atau tiga hari yang lalu atas motif balas dendam.'

Sorot mata Bagas menajam. Dia nampak berminat dengan berita itu.

"Saya lagi nyari rumput buat sapi saya di dekat bangunan itu karena udah biasa di sana, lalu saya nyium bau busuk di dekat semak-semak dan pas saya liat saya langsung teriak. Ngeri banget saya." ujar seorang saksi saat dimintai keterangan.

EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang