34 : Lingkaran Setan

746 76 11
                                    

Alohaloooo ii kambek di cerita ini
🤗🤗🤗🤗

Udah siap ketemu Vikro? Eh Pak Bagas juga deh.😍😍😍

Oh ya ada yang udah nonton spoiler cerita EX di Ig ii? hanarisa123 ignya heheee... gimana Vikro menurut kalian di sana? Udah kebayang segimana psikopatnya?🐺🐺🐺

Kesayangan siapa niih?

V O T EA N D C O M M E N T

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

V O T E
A N D
C O M M E N T

(Haturnuhun 😊🍎)

🌷HappyReadingGengs🌷

Terhitung sudah tiga hari dua malam Anna menempati rumah Vikro. Tidak ada apapun yang terjadi seperti yang gadis itu khawatirkan sebelumnya. Meski terbilang sangat sepi, tapi Anna cukup menikmatinya karena dia merasa lebih tenang. Belum ada yang tahu perihal kepindahannya ini, termasuk kedua sahabatnya dan Bagas tentunya. Rekan kerjanya di V'flowersnya tidak tahu-menahu soal ini.

Vikro sendiri memegang teguh ucapannya. Dia tidak pulang atau bahkan tidur di rumah yang ditempati Anna sekarang ini, seperti perkataannya waktu itu. Entah di mana laki-laki itu mengistirahatkan diri, mungkin di lantai dua V'flowers mengingat ruang kerja Vikro itu juga difungsikan sebagai tempat berisitirahat bosnya.

Tapi malam ini, sepertinya Vikro punya pemikiran lain. Dia pulang ke rumahnya itu. Ah tapi ini bukan yang pertama tentunya, karena pada siang hari sebelum-sebelumnya Vikro memang beberapa kali mendatangi Anna sambil membawakan makanan dan minuman. Hanya saja untuk malam hari, ini adalah yang pertama.

"Lo suka rasa cokelat atau vanilla?" tanya Vikro sambil mengeluarkan minuman cup yang dia beli di perjalanan.

Anna terdiam, lalu menatap Vikro. Perasaan tidak nyaman mendadak menyelimuti. Entahlah, Anna benar-benar tidak nyaman dengan perlakuan dan kebaikan Vikro padanya. Ia juga tidak enak hati. Selama ini Anna sudah sering merepotkannya. Rencananya Anna ingin berbicara pada Vikro kalau dia ingin pindah dari rumah ini karena sudah menemukan tempat kost baru yang cocok. Tapi sejak kemarin, Anna belum ada kesempatan untuk bicara. Vikro seolah tahu apa yang difikirkan oleh Anna dan dia menolak ide itu.

"Cokelat," jawab Anna.

"Oke, kalau gitu ini buat lo." Vikro menyodorkan minuman yang baru dia beli.

"Makasih, Kak." Anna menerimanya. Menolak pun percuma karena minuman ini sudah di depan mata dan Anna hatam betul Vikro itu orangnya tidak suka dibantah.

Senyum lebar Vikro kembali merekah melihat Anna yang semakin tunduk padanya. Apalagi saat gadis itu meminum minumannya dan sesekali menggigit sedotannya. Ah menggemaskan.

EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang