11 : Benarkah Dia Pelakunya?

1.7K 152 46
                                    

Alohaloooo... ii kambek di cerita ini lagi gengs 😙😙😙 menjelang akhir Januari alias bulan kelahiran ii wkwkwkk hihiii...

Jangan lupa...

V O T E
A N D
C O M M E N T

HATURNUHUN 😙😙😙

🍎HappyReadingGengs🍎

Dia?

Anna memicingkan matanya mencoba menelisik lebih jelas siapa laki-laki yang tengah berdiri di belakangnya itu meski dengan pencahayaan yang sangat kurang ini.

Matanya menelusuri dengan seksama kaki yang dibalut pantofel dan celana bahan berwarna hitam dari sosok laki-laki di depan sana. Semakin ke atas, dia bisa melihat kemeja putih yang nampak kontras di pencahayaan yang remang ini, terlihat masih rapi dan licin. Ada sepasang tangan berotot kekar yang mengapit tubuh profosional itu.

Anna menahan nafas.

Rasanya Anna kenal siapa orang yang tadi pagi mengenakan kemeja putih itu.

Mengesampingkan rasa takutnya demi tertuntaskan rasa penasarannya, Anna pun memutuskan untuk terus menelusuri bagaimana rupa dari si pemilik tubuh itu. Benarkah orang yang Anna pikirkan? Atau bukan? Tanpa sadar Anna menelan ludahnya sendiri.

Satu...

Dua...

Tiga...

Anna memberanikan diri menatap wajah itu. Dan seketika Anna kembali menahan nafas. Meski penerangan di sini sangat minim, tapi Anna hafal siapa pemilik tatapan itu. Pemilik bibir tipis yang agak merekah dan kemerahan itu. Pemilik hidung mancung khas pribumi dari barat itu. Pemilik dagu lancip yang sekarang ini ditumbuhi bulu-bulu halus itu.

Bagas Razka Adima.

Ya, dia Bagas.

Dosennya di semester ini.

Sekaligus mantan pacar taruhannya ketika SMA dulu.

Jadi dia yang selama ini menerornya dengan pesan-pesan menjijikan yang membuatnya muak? Dia yang selama ini menghantuinya dengan ketidaktenangan dan rasa terancam?

Tidak mungkin.

Anna menggelengkan kepalanya.

Gadis itu segera berbalik dan menggeprak-geprak gerbang di depannya dengan tidak sabaran.

"Anna?" Suara ngebass dan berat itu tertangkap indera pendengaran Anna.

"Anna?" Kali ini dengan tepukan di bahu gadis itu.

"Kyaaaaaa..." refleks Anna menjerit dan memukul secara membabi buta seseorang yang ada di hadapannya.

Ini gila! Bagaimana mungkin Anna tidak menyadari jika selama ini si peneror gilanya itu adalah Bagas? Ternyata benar kata Aas, Bagas datang ke tempat ini bukan sebuah kebetulan.

Anna ingin sekali membantah fakta itu. Tapi ketakutannya dan situasi sekarang ini terlalu mengarah pada Bagas. Jadi jangan salahkan Anna jika gadis itu langsung berkesimpulan seperti itu.

"Lepas... lepas... lepas... jangan sentuh saya!!!"

"Anna... tenang..." Bagas berujar seraya menahan pergerakan Anna yang seperti kesetanan. Laki-laki itu mencoba menenangkan Anna, tapi tenaga gadis di hadapannya ini juga tidak bisa diremehkan. Bagas butuh tenaga ekstra untuk mematikan gerakannya.

EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang