24 : Terulang Lagi.

1.3K 115 71
                                    

Alohalooo gengs ii balik lagi di cerita ini. Ada yang nungguin?

WARNING!
19+ or 21+
Entah deh, yang jelas part ini (sebenernya lebih ke cerita ini) bukan buat anak di bawah umur. Yang udah gede juga mungkin gak kuat bacanya karena jujur ii yang nulisnya juga gak kuat 😢😢😢. Ini bukan cerita yang bertabur adegan 'iya-iya' gila-gilaan ya tapi lebih ketekanan psikis gitu. Jadi ii ingetin lagi kalau ini bukan lapak buat anak di bawah umur.

Vommentnya ditunggu. Haturnuhun 😘😘😘

💔HappyReaddingGengs💔

Apa yang akan kalian lakukan jika seseorang yang pernah menggoreskan trauma yang sangat mengerikan tiba-tiba muncul kembali di hadapan kalian? Kabur dan bersembunyi? Tentu dua opsi itu adalah hal yang paling umum akan dilakukan seseorang jika merasa terancam. Begitupun Anna. Sejak melihat salah satu bajingan yang dulu pernah melecehkannya, dua keinginan itu bermuara di otaknya.

Kengerian yang membuat tubuhnya menegang dan dadanya begitu sesak, membuat Anna ingin segara angkat kaki dari pesta meriah ini sebelum si brengsek itu mengetahui keberadaannya. Tapi posisi bajingan itu yang tengah menikmati minum di dekat pintu membuat Anna harus terjebak di lautan manusia ini. Gadis itu mengumpat dalam hati, menyayangkan di pesta semeriah ini hanya ada satu akses pintu keluar-masuk.

Menunggu jadi sesuatu yang Anna pilih. Dia tak boleh gegabah dan membuat si brengsek itu menyadari keberadaannya. Gadis itu pun berusaha berbaur dengan sekitar.

Makanan di depannya tak tersentuh sedikitpun. Anna hanya meremat kuat ujung piringnya, berharap hal itu bisa sedikit menghilangkan rasa takutnya. Tapi Jantungnya berdetak semakin tak karuan dan keringat dingin mulai bercucuran, seakan mematahkan usaha Anna untuk tetap tenang.

Gadis itu melirik takut-takut ke arah bajingan yang namanya amat sangat haram Anna sebut. Dia masih di tempatnya, tertawa lepas bersama teman-temannya seolah tak pernah melakukan hal keji pada Anna. Seketika darah gadis itu mendidih. Ada rasa ingin menghabisi dalam dirinya. Dia tak terima orang yang sudah menghancurkan masa depannya terlihat bahagia tanpa beban sedikitpun.

Gadis itu masih belum tahu alasan si brengsek itu bisa bebas berkeliaran. Padahal setahunya si brengsek itu sudah dijebloskan ke panjara. Apa dia memiliki orang dalam? Atau uang yang membebaskannya dari jeruji besi itu? Entahlah.

Di tengah keramaian yang mendadak terasa mencekam ini, Anna berusaha menenangkan diri. Di sini banyak orang, setidaknya dia akan aman. Sementara itu Vikro larut dalam obrolan dengan seseorang yang tak Anna kenal. Anna tak menyadari kehadiran orang itu karena terlalu fokus pada sumber ketakutannya. Dalam hati dia terus berdoa agar si brengsek itu segera menjauh dari pintu, dengan begitu Anna bisa kabur.

Sembari mencari jalan keluar lainnya, Anna juga mencari-cari Bagas yang sosoknya tiba-tiba menghilang. Di saat seperti ini, Anna sangat membutuhkan Bagas sekali. Laki-laki itu pasti bisa membantunya keluar dari sini. Tapi dimana dia sekarang?

Bagas yang diluar jangkauan netranya, semakin memperburuk keadaan Anna. Ketakutannya yang semula sedikit berkurang, kembali ke level teratas. Hpnya yang tadi tiba-tiba ngebalank dan langsung mati menambah deretan kesialannya, dia jadi tak bisa menghubungi Bagas. Sebenarnya dia bisa saja meminta bantuan Vikro, tapi kolega laki-laki itu yang datang silih berganti membuat bosnya sibuk bahkan untuk sekedar menyuapkan nasi ke mulutnya. Sedang Anna di tempatnya tak bisa berkutik. Dia mendadak blank dan membeku.

"Anna, gue mau nemuin rekan bisnis gue dulu ya. Lo tunggu di sini bentar." Itu suara Vikro. Tapi tubuhnya seolah menolak merospon. Dia hanya menunduk.

"Na," Vikro mengusap bahu Anna pelan. Tapi bagai tersengat listrik, tubuh Anna langsung menegang bersamaan dengan bayangan tentang lima orang yang menggagahinya itu berputar-putar di benaknya. Nafasnya memburu dan terasa makin sesak.

EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang