13 : Hubungan Tidak Sehat

1.8K 136 16
                                    

Alohalooo ii kambek di cerita ini. Jangan lupa...

V O T E
A N D
C O M M E N T

HATURNUHUN 😊😊😊

Ps : 18+ yang belum cukup umur tolong jangan nekat.

😘HEPIREDINGGENGS😘

Hidup penuh drama. Mungkin itu adalah perumpamaan yang tepat jika melihat konsep hidup Anna. Meski sejatinya gadis itu tidak pernah sedikitpun menginginkan konsep seperti itu, tapi takdir seolah berkata lain. Maka dimanapun Anna berada, rasa-rasanya gadis itu selalu dilingkupi kejutan-kejutan tak terduga. Seperti sekarang contohnya. Seseorang tiba-tiba menyeretnya kembali masuk ke dalam bilik toilet. Orang itu laki-laki, Anna sempat melihatnya dan gadis itu kenal betul siapa pemilik seringai menyebalkan itu.

"Lepaaaaaaaaaasshhh..." Anna berteriak sekaligus memberontak minta dilepaskan dari kurungan laki-laki bertubuh tegap itu.

Aksi saling dorong pun sempat terjadi sebelum laki-laki itu melepaskan Anna seraya terkekeh geli melihat Anna yang menatap nyalang penuh amarah padanya.

"Milan sebenernya mau lo tuh apa sih? Kenapa lo selalu gangguin gue?" tanya Anna bertubi-tubi dengan nafas yang tertahan satu persatu.

"Hahahaa..." Laki-laki itu Milan. Ya dia -laki-laki yang menyergap Anna itu- betulan Milan si mantan yang paling Anna inginkan kematiannya segera diumumkan.

"Mau gue liat lo menderita." sambungnya masih terkekeh geli. Anna yang mendengar perkataan kurang ajar itu mengepalkan tangannya kuat-kuat. Sementara irisnya semakin tajam menatap Milan, berharap hal itu bisa mencincang mantan paling menyebalkannya itu.

"Lo gila ya?!" Pertanyaan yang lebih terdengar pernyataan itu keluar dari bibir mungil Anna. Bersamaan dengan itu, keringat sebesar biji kacang ijo ikut meluncur melewati pelipisnya.

"Iya," jawab Milan enteng seraya menaikan sebelah alisnya. Tampangnya sangat cocok untuk ditimpuk pakai sepatu seberat 100 kg.

Lalu laki-laki yang posisi topi depannya menghadap belakang itu bergerak maju dan mencondongkan tubuh tegapnya, "Gue gila gara-gara lo. Jadi lo harus tanggung jawab!" bisikan tepat di depan wajah Anna, sukses membuat gadis itu semakin merah padam.

"Minggir!" Anna mendorong Milan agar tidak menghalangi jalannya lagi. Demi Tuhan, Anna tidak mau berurusan lagi dengan Milan. Dia sudah cape dengan drama-drama di hidupnya. Jadi dia tidak mau menambah-nambahnya lagi.

"Gue bilang tanggung jawab!" Milan nyaris membentak. Tapi cengkramannya pada tangan Anna dan tarikannya melebihi level nyaris.

Bruk...

Punggung Anna menabrak tembok akibat ulah Milan yang tiba-tiba menariknya, tak membiarkannya lolos begitu saja. Anna tentu meringis kesakitan, tapi sebisa mungkin dia menahan dan menyembunyikannya. Dia tidak mau terlihat lemah di depan Milan. Ya, Anna memang tidak merencanakan terlihat lemah dan takut berhadapan dengan salah satu mantannya saat SMA itu.

Anna kembali menatap Milan nyalang. Keinginannya agar setidaknya seseorang datang ke toilet ini  entah untuk ke kamar kecil atau sekedar bercermin dan menyelamatnyanya langsung raib digantikan rasa kesal yang memenuhi kepalanya. "Gue gak pernah ngerasa bikin lo gila! Jadi buat apa gue tanggung jawab. Lagian gue tuh gak ngerti ya sama jalan pikiran lo. Lo tuh aneh!"

Bukan Milan namanya jika dia akan langsung luluh begitu saja. Faktanya, laki-laki yang selalu bergaya seperti preman itu malah semakin bersemangat mengganggu mantan yang dia anggap kurang ajar ya itu. Dia tidak akan berhenti samapai Anna menangis dan memohon-mohon padanya.

EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang