37: Terjebak

629 69 15
                                    

Alohalo Gengs... akhirnya ii kambek lagi di minggu malam yang bentar lagi mau Senin ini wkwkwkk. Mohon maaf  ii baru bisa kambek lagi nih.
Jangan Lupa tinggalin jejak manis

VOTE
DAN
KOMEN
(Haturnuhun 😍🍎)

🍎HAPPYREADINGGESNGS🍎

Anna berlari sambil mendial beberapa kali nomor Bagas di ponselnya. Masih tidak aktif. Astaga. Kenapa di saat seperti ini hp Bagas justru tidak aktif.

"Kak Bagaaaaas... angkat telponnya! Kenapa gak aktif segala?" Anna berbicara pada diri sendiri dengan panik. Keringatnya bercucuran. Nafasnya terpatah-patah karena sejak tadi dibawa lari tanpa tujuan di kampusnya yang luas ini. Ya, Anna memang mencari Bagas di kampus karena laki-laki itu kemarin sempat bilang kalau dia sedang terlibat projek dengan dosen-dosen lain dan sering pulang malam akhir-akhir ini. Semoga saja langkah Anna menuju kampus ini adalah langkah yang tepat.

Anna mempercepat langkahnya. Gadis itu menuju ruang rapat yang biasanya dipakai para dosen untuk berdiskusi. Setelah beberapa kali gagal menemukan keberadaan bagas dari informasi beberapa mahasiswa, dosen, dan juga petugas kebersihan yang Anna tanyai, pikirannya tiba-tiba tertuju ke tempat itu. Entah apa sebenarnya yang mendorong ia menuju tempat itu, Anna hanya mengikuti feelingnya saja. Dan meski waktu menunjukan pukul tujuh malam, di daerah gedung yang ia tuju masih lumayan ramai oleh para mahasiswa organisasi karena gedung itu bersebelahan dengan ruang BEM. Kehadiran mereka.membuat Anna merasa tidak sendiri. Setidaknya jika ada hal yang tidak diinginkan dia bisa meminta bantuan para mahasiswa itu.

Tap... tap... tap...

Anna melewati tangga dengan terburu-buru, bahkan beberapa kali menggambil langkah melewati dua anak tangga sekaligus. Dia tidak bisa memakai lift karena sedang rusak. Sambil terus berusaha menghubungi Bagas, untaian doa pun terus Anna panjatkan.

"Nomor yang Anda tuju-"

Tut Anna langsung memutus panggilan itu.

"Astagaaaa Kak Bagas, Kak Bagas dimana? Aku takut," ujarnya sambil mengamati sekeliling karena takut tiba-tiba Vikro muncul di hadapannya.

"Permisi, Mas," Anna langsung menghadang dua mahasiswa yang tengah berjalan menuju tangga untuk turun.

"Ya, Mbak?" tanya salah satu mahasiswa yang Anna cegat dengan bingung karena melihat Anna yang seperti dikejar-kejar hantu. Mahasiswa satunya lagi pun menunjukkan ekspresi yang sama dengan temannya.

"Mas tahu Pak Bagas dosen statistika di mana gak?" tanya Anna cepat.

"Duh, enggak tahu belum liat dari pagi." Jawaban mahasiswa itu membuat Anna kecewa. Anna pun mengucapkan terima kasih dan buru-buru pergi.

Anna menanyakan keberadaan Bagas pada setiap mahasiswa bahkan petugas kebersihan yang dia temui di gedung itu. Tapi tidak ada yang melihatnya.

"Eum tadi saya liat ada di lantai empat, Mbak," jawab salah satu mahasiswi yang dia temui di lantai dua. Setelah mengucapkan terima kasih, Anna pun bergegas ke atas.

Menaiki tangga lantai tiga, kaki Anna mulai terasa lemas dan gemetaran. Gadis itu menyenderkan punggungnya ke dinding untuk istirahat sebentar dan menormalkan lagi laju pernafasannya. Pencariannya yang membabi buta membuat tenaganya nyaris terkuras habis.

Anna menatap ujung tangga dan menjadi ragu tentang keberadaan Bagas di atas sana. Bagaimana kalau Bagas ternyata tidak ada di sana dan dia malah bertemu Vikro? Entah kemana juga pengawal yang kata Bagas akan menjaga gadis itu juga. Di sekitaran rumah Vikro tadi Anna tidak melihat orang-orang yang kemungkinan suruhan Bagas. Apa mungkin Bagas tidak menyewa orang-orang seperti yang dia katakan? Ah tapi itu hal yang mustahil, tidak mungkin Bagas membohonginya. Atau jangan-jangan Vikro telah sadar diawasi dan dia lebih dulu bertindak?

EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang