15 : Bagas dan Vikro

1.6K 137 77
                                    

Alohalooo lagi-lagi ii kambek. Semoga gak bosen yaaa. Jangan lupa tinggalin jejak.

Ps : Membuat makin pusing wkwkwk

V O T E
A N D
C O M M E N T

🌹HappyReadingGengs🌹

Seminggu berlalu sejak kejadian tak mengenakan yang didalangi oleh Milan. Perasaan Anna sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Dia tidak tahu bagaimana kabar terkini mengenai kondisi Milan. Gadis itu tidak peduli, dia sudah tidak mau tahu apapun lagi soal mantan paling kurang ajarnya itu. Anna hanya berharap setelah kejadian itu Milan tidak akan pernah mengganggunya lagi.

Tapi... kini pikiran Anna malah terbagi pada hal lainnya lagi. Siapa orang yang menyerang Milan? Benarkah ada hubungannya dengan si peneror itu?

Anna ingin sekali tidak memikirkan hal itu. Tapi dia tidak bisa abai begitu saja. Masalahnya jika orang yang menyerang Milan adalah orang yang sama dengan orang yang selalu menerornya bukankah itu artinya orang itu sangat berbahaya. Menusuk orang, itu adalah tindak kriminal. Entah di luar sana polisi sedang menyelidiki hal ini atau tidak. Yang jelas saat ini yang paling dia inginkan adalah segera menemui Bagas. Sayangnya, dosennya itu tidak ada di kampus.

"Anna!" Seseorang tiba-tiba mencengram tangan Anna, membuat gadis yang tengah melamun itu tersentak kaget. Refleks gadis itu menarik tangannya sendiri. Matanya merongrong siaga, lebih ke arah tajam. Sejak kejadian tiga tahun lalu yang menimpannya, gadis itu memang sering menunjukan tatapan tajam. Kejadian itu membuatnya selalu siaga dan waspada.

"Oh sorry, sakit ya?" tanya Vikro melihat Anna yang mengusap-usap pergelangan tangannya ya tadi dia cengkram. Ya memang Vikrolah orang yang membuat Anna kaget itu. "Abis dari tadi gue panggil-panggil gak nyahut."

"Maaf, Kak."

Vikro tersenyum lebar seperti biasa, memaklumi. Dia lalu mencabut headset yang menyumpal telinganya. "Jangan melamun terus, Na, nanti kesambet."

Anna hanya tersenyum kecil menanggapi celotehal Vikro."Ada apa, Kak?" tanyanya kemudian.

"Pulang kerja nyate lagi yuk." ajak Vikro, "Lo gak ada acara lagi kan abis ini?"

"Eum..." Anna menggigit bibir bawahnya, dia sebenarnya ingin menolak tapi tak enak. Tanpa dia sadar kebimbangan sambil menggigit bibirnya itu membuat nafas seseorang di depannya memberat dengan pupil yang membesar.

"Gimana?" tanya Vikro lagi.

"Gue abis ini mau ke toko buku." jawab Anna. Gadis itu tidak sepenuhnya berbohong karena dia memang punya rencana membeli buku, tapi tidak sekarang-sekarang.

"Nah ya udah sekalian aja entar gue temenin, sebelum ke toko buku kita nyate dulu. Laper lah, Na, abis pulang kerja."

"Eum... gak usah, Kak, takut ngerepotin." tolak Anna halus.

"Ngerepotin apa sih, Na?" Vikro malah balik bertanya.

Bos di tempat kerja Anna itu maju satu langkah, tatapan matanya tertuju tepat pada manik Anna yang enggan menatap balik. Laki-laki itu lalu memamerkan senyum manisnya. Tapi entah kenapa senyum dan tatapan mata Vikro seakan membuat Anna tidak nyaman karena aura mendominasinya yang kentara. Lembut, namun begitu bossy. Aneh, padahal Vikro hanya tersenyum dan lagi senyumnya manis, tapi entah kenapa hal itu membuat Anna rasanya tak berkutik. Bukan tak berkutik terpesona, iya sih Anna akui Vikro memang memiliki ketampanan di atas rata-rata, tapi ada hal lain yang mengganjal di hati Anna entah apa itu.

"Gue gak ngerasa direpotin kok." lanjut Vikro nyaris terdengar seperti bisikan yang membuat Anna meremang.

Refleks gadis itu menarik diri, dia tidak mau menatap balik Vikro.

EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang