32: Anna & Para Lelakinya

879 94 14
                                    

Alohaloooo ii kambek di cerita ini.

V  O T E
A N D
C O M M E N T

(Haturnuhun 😊)

🌷HappyReadingGengs🌷

Bagas berhasil mengantongi beberapa informasi terkait Vikro. Bos di tempat Anna kerja itu adalah anak tunggal pemilik bebebrapa hotel ternama di negaranya. Tapi laki-laki itu tidak mau meneruskan  usaha keluarganya dan memilih untuk membuka bisnis sendiri. Bagas belum tahu alasan dibalik keputusan yang Vikro ambil itu. Hanya saja kecurigaan Bagas semakin kuat mengenai dalang di balik peneror Anna selama ini adalah Vikro dilihat dari fakta bahwa ternyata pemilik perusahaan jasa ojek online, Da-jek ternyata Vikro. Pantas saja selama ini Vikro terlihat begitu bebas melakukan pekerjaannya itu, sekarang Bagas tahu jawabannya. Terkadang ikut langsung dalam permainan memang jauh lebih menyenangkan daripada hanya berdiam diri menonton.

Bagas menaruh berkas-berkas yang baru selesai dia baca ke atas meja kerjanya. Kertas berisi data-data itu ia dapatkan dari detektif yang dia sewa. Laki-laki itu menghela napas berat, lalu melepaskan kaca matanya. Matanya menyipit, menyorot pada satu titik, foto Vikro yang tengah tersenyum lebar.

"Aku pasti akan menguak identitasmu yang sebenarnya," ujar Bagas.

Drrrt drrrtt...

Hp Bagas tiba-tiba berbunyi, ternyata ada panggilan masuk dari detektif yang disewa Bagas. Laki-laki itu segera mengangkat panggilan itu.

"Saya menemukan fakta baru, Pak," ujar laki-laki di sebrang sana, Detektif Dion.

"Apa?" tanya Bagas datar, tapi sebenarnya penuh rasa ingin tahu. Jika saja orang-orang yang dulu kenal Bagas melihat bagaimana Bagas yang sekarang, pasti mereka akan pangling karena Bagas terlihat beda. Dia terlihat sangat dingin. Ya, Bagas akui itu. Dirinya berubah sejak ia ingin membalas perbuatan Anna dulu padanya, namun kenyataan yang dia peroleh langsung menghancurkan segalanya. Membawa perasaan bersalah dan menyesal yang amat dalam, hingga menggiring rasa dendam itu pada orang lain.

"Ternyata Vikro pernah menusuk seseorang, kabarnya seorang mahasiswa."

"Mahasiswa mana?" tanya Bagas.

"Masih saya selidiki, Pak."

"Baik, ada info lainnya?"

"Tidak, Pak."

"Kalau begitu saya tunggu info selanjutnya,"

"Baik, Pak. Kalau begitu saya tutup," ujar Detektif Dion. "Selamat malam."

"Ya, terima kasih," jawab Bagas. Setelah itu panggilan pun terputus.

_________♥♥♥______

Angin berhembus sepoi. Anna memejamkan mata, menikmati embusan   angin yang menyapanya. Hari ini adalah hari pertama Anna masuk kuliah lagi. Jadwal paginya baru saja selesai dan dia sedang menunggu jadwal selanjutnya dan juga kedatangan Aas dan Asa. Gadis itu menunggu sambil meminum minumannya di bangku taman yang berada di depan fakultasnya.

"Heh Jalang!" Suara seseorang mengusik ketenangan Anna. Apalagi kata-kata dan nada merendahkan yang digunakan orang itu, benar-benar tidak sopan. Gadis itu memilih tak menggubrisnya karena dia tak merasa.

"Heh Jalang, gak usah sok tuli lo, tuli beneran baru tahu rasa!" Milan tiba-tiba duduk di depan Anna tanpa permisi. Dia menyunggingkan senyum meremehkannya.

Anna menatap Milan tajam dan penuh kebencian. Dia memang sudah mengetahui kalau yang memanggilnya itu pasti Milan, segala ucapannya sudah sangat menunjukkan siapa orang itu. Setelah berminggu-minggu laki-laki gila dihadapannya ini tidak pernah mengganggunya lagi, sekarang tiba-tiba dia muncul lagi dan membuat mood Anna berantakan.

EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang