31: Zulvikro Galang Kaeno

789 93 29
                                    

Alohaloo gengs setelah sekian lamaaaa hmmm lamaaaaa bangeeet, ii akhirnya kambek di cerita ini lagi. 😊😊😊 Semoga masih ada yang nungguin ya. Btw part ini ada sedikit bumbu-bumbu plus plus nyaaa.

Vommentnya ditunggu. Haturnuhun
😘😘😘🍎🍎🍎

🌚HappyReadingGengs😊

Anna memeriksa daftar tugas yang dia catat di buku tulisnya. Selama di rumah sakit, ada delapan tugas susulan dari beberapa dosen yang harus segera dia selesaikan. Tiga hari yang lalu, Anna memang sudah pulang dari rumah sakit. Keesokan harinya dia langsung meminta tugas pada setiap dosen mata kuliahnya agar nilainya tidak ada yang kosong. Untungnya para dosennya bisa memaklumi kalau Anna sedang sakit dan memberikan tugas susulan meski ada tugas yang menurut Anna sangat sulit. Gadis itu juga meminjam buku catatan Aas dan Asa untuk menyalin materi agar tidak tertinggal. Sebenarnya dua sahabatnya itu meminta Anna untuk istirahat total, tapi Anna memilih untuk mengerjakan tugas-tugasnya yang tertinggal.  Di samping itu, dia jadi memiliki kesibukkan yang membuatnya lupa pada masalahnya.

Tok... tok... tok...

Ketukan di daun pintu kostannya membuat Anna siaga. Gadis itu menatap pintu bercat putih itu dengan was-was. Siapa itu?

Tok... tok... tok...

Ketukan di pintu itu terdengar semakin tidak sabaran. Anna memandang sekitar dan segera mengambil vas bunga yang berada tak jauh darinya. Di ruangan ini satu-satunya benda yang memungkinkan  untuk dijadikan alat perlindungan diri adalah vas bunga yang terbuat dari keramik ini. Jika orang yang mengetuk pintu itu berniat jahat, Anna bisa melempar vas bunga ini padanya.

"Anna? Anna?" Suara seseorang tiba-tiba memanggil nama Anna. Suaranya tidak asing. Anna pun menurunkan kadar waspadanya. Itu hanya Vikro.

"Na, lo ada di dalem?" tanya suara itu lagi yang memang Vikro. Laki-laki yang berdiri tepat di depan pintu kamar kost Anna itu tengah menentang dua kantong plastik berisi makanan dan minuman serta buah-buahan untuk Anna.

"Na?" Suara Vikro kembali terdengar. Sementara Anna masih enggan untuk buka suara. Di satu sisi rasa takutnya pada orang-orang yang tidak dekat dengannya masih menghantui. Tapi di sisi lain, Anna juga ingin menyahut dan menemui Vikro karena bagaimanapun dia adalah bos di tempatnya kerja. Lagi pula dia amat sangat baik pada Anna. Dan bukankah mereka sudah cukup dekat?

"Na, gue bawain sesuatu nih, katanya lo udah pulang dari rumah sakit."

Cklek!

Selang beberapa saat akhirnya Annapun memberanikan diri membuka pintu. Gadis itu menyimbulkan kepala dari balik pintu dan pemandangan pertama yang dia lihat adalah wajah tampan Vikro lengkap dengan senyum lebar khasnya yang memikat sekaligus misterius.

"Hai," sapa Vikro dengan suara yang rendah dan dalam, membuat Anna terpaku beberapa saat. Namun senyum lebar Vikro kembali membuat Anna tersadar. Gadis itu lalu menundukkan pandangannya, tidak berani menatap manik Vikro yang tengah menatapnya itu.

"Gimana keadaan lo sekarang?" tanya Vikro lagi,"Gue bawain lo, makanan, minuman, sama buah-buahan." Laki-laki berjaket Da-jek itu menggoyang-goyangkan barang bawaannya di hadapan Anna sebelum menyerahkannya pada gadis itu.

"Makasih, Kak," ujar Anna seraya menerima bingkisan itu.  Tanpa sengaja tangannya bersentuhan dengan tangan Vikro.

"Sama-sama," balas Vikro. "Eum gue-"

"Maaf, Kak, gue mau istirahat," potong Anna cepat.

"Oh oke, kalau gitu gue pergi dulu," pamit Vikro yang paham dengan kode dari Anna. "Jangan lupa dimakan ya."

EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang