Alohaloooo ii kambek 😊😊😊
Jangan lupa tinggalin jejak ya gengs... vote komennya ditunggu, jangan pada kabur ya awas loh!!😡😡😡😤😤😤
#ii mode galak🌷🌷Happy Reading Gengs🌷🌷
Anna menghentikan langkahnya tepat di depan ruang dosen. Gadis itu sedikit ragu saat akan masuk ke dalam. Benerapa kali dia memilin-milin ujung bajunya sampai akhirnya memantapkan diri masuk ke dalam sana menemui Bagas.
Tadi saat gadis itu asik mengobrol dengan dua sahabatnya, sebuah pesan dari nomor tidak dikenal masuk ke hpnya. Hampir saja dia langsung memblok nomor itu jika tidak sempat membaca isi pesan tersebut, ternyata itu adalah nomor Bagas. Dan isi pesannya meminta Anna untuk menemuinya di ruang dosen jam lima jika dia belum pulang.
Tidak bisa dipungkiri jantung Anna jadi berdebar-debar saat mengetahui ternyata Bagas yang mengirimnya pesan. Ya terlepas dari isi pesan itu yang hanya sebatas sangkut-paut perkuliahan. Anna tidak tahu dari mana Bagas mendapatkan nomornya itu. Mungkin dari Tedy karena dia adalah ketua kelas.
Aas dan Asa kompak menggoda Anna saat gadis itu berpamitan untuk pergi ke ruang dosen. Anna hanya menggeleng-gelengkan kepala sebagai respon.
Setelah memantapkan diri, gadis itu pun mendorong pintu ruangan di depannya dan langsung masuk. Sepi, itulah suasana di ruangan tersebut. Hanya ada Bagas yang tengah berkutat dengan laptopnya. Dan dosen sekaligus mantan pacar taruhannya itu sekarang ini tengah mengenakan kacamata. Oh astaga, kenapa benda itu bisa menambah kadar ketampanan seorang Bagas Razka Adima menjadi berkali-kali lipat?
Perasaan gugup dan berdebar-debar kembali menyerang Anna saat gadis itu tahu hanya ada dia dan Bagas saja di ruangan ini.
"Permisi, Pak." Anna membuka suara ketika sudah sampai di hadapan Bagas.
Laki-laki di hadapan Anna yang tengah berkutat dengan laptopnya itu mengangkat kepalanya, menatap Anna sekils sebelum kembali mengalihkan atensinya pada laptopnya.
"Silakan duduk." kata Bagas tanpa melihat ke arah Anna.
"Terima kasih, Pak." Gadis itu menarik kursi di depan meja kerja Bagas lalu duduk di sana. Tas selempangnya dia taruh di atas pahanya.
"Tolong kamu kasih tahu teman-teman kamu ada tugas dari saya yaitu membuat resume dari pembelajaran hari ini, sumber bisa ditambah dari buku atau internet tapi kalau dari internet saya maunya dari jurnal." kata Bagas tanpa basa-basi sebelum Anna sempat bertanya mengenai tugas apa yang akan diberikan dosen muda di depannya ini.
"Selain dari jurnal tidak akan saya terima." imbuhnya, namun masih tidak memperhatikan lawan bicaranya.
Anna masih diam menganga saat Bagas menjelaskan tugas apa yang harus dia dan teman-temannya kerjakan. Apa laki-laki berkemeja garis vertikal dengan lengan yang masih digulung sampai siku ini adalah Bagas yang dulu menjadi pacarnya?
Kalem dan tenang, namun tegas. Sangat menyiratkan nada tidak ingin dibantah. Gaya bicara Bagas membuat Anna nyaris kehilangan kata-kata. Iya sih dulu Bagas juga bicaranya seperti ini, tapi tidak terlalu seperti ini. Apa karena sekarang yang menjadi lawan bicaranya itu Anna yang tak lain dan tak bukan adalah mantan pacarnya dulu? Atau sekarang Bagas memang seperti ini untuk menjaga wibawanya sebagai seorang dosen?
"Kalau dari blog gitu, Pak?" tanya Anna yang langsung dia rutuki. Bodoh! Kenapa malah pertanyaan tidak bermutu itu yang keluar dari mulutnya?
Bagas menghentikan gerakan jarinya di atas papan keyboard laptopnya sejalan dengan sebuah senyum tipis yang tersungging di bibirnya.
"Selain dari jurnal tidak akan saya terima." ulang Bagas lebih tegas, membuat nyali Anna mendadak ciut."Saya rasa perkataan saya tadi cukup jelas."
KAMU SEDANG MEMBACA
EX
Romance18+ ⚠ [SELESAI] Apa jadinya jika si mantan pacar taruhan jadi dosen lo sendiri? Malapetakan banget kan? _♡_ "Na, bangun. Dosennya udah dateng tuh." Tck! Ganggu aja itu dosen. Ingin rasanya Anna kembali tidur. Tapi saat dia membuka mata, gadis itu...