6 : CLBK

2.8K 164 6
                                    

Alohalooo... ii kambek. Jangan lupa Vote dan Komennya biar makin semangat 😊😊😊 makasih 😙😙😙

🐹🐹Happy Reading Gengs🐹🐹

Seorang gadis bercelana jeans hitam dengan baju kemeja bermotif bunga tulip tengah berlari menaiki tangga menuju lantai dua. Tas selempang yang disampirkan di bahunya hampir jatuh saat gadis itu mempercepat langkahnya. Dengan sigap, dia pun penahan tali tas selempangannya dan menariknya lagi ke atas, membetulkan ke posisi semula. Gadis itu Leticia Annandya, dia melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya lalu berdecak sebal, dia sudah terlambat tiga belas menit yang itu artinya terlambat tiga menit dari batas toleransi pada peraturan yang diterapkan.

Gadis itu menggigit bibirnya, nampak gusar. Bagaimana dia tidak gusar jika dosen hari ini adalah Bagas. Dan dia malah terlambat karena keasikan tidur siang. Jika saja Aas tidak menghubunginya, mungkin gadis itu akan kebablasan tidur sampai sore. Dia jadi menyesal karena semalam malah kembali begadang sampai jam 2 dini hari. Sehingga siangnya dia mengantuk padahal sebelumnya dia bangun jam 9. Tapi mau bagaimana lagi, dia tidak bisa tidur karena memikirkan si pengagum rahasianya. Dulu Anna bersikap tak acuh dan tak peduli pada orang iseng yang sinting itu karena orang itu hanya mengganggunya sesekali lewat chat. Tapi sekarang intensitasnya menjadi sering dan bahkan dia sampai memberi bunga dan menguntit segala. Anna benar-benar merasa tidak aman.

Begitu sampai di lantai dua, Anna masih harus berlari karena kelasnya berada di ruang kedua dari ujung. Dan setelah Anna mencapai kelasnya, sekarang dia bingung, entah kata-kata apa yang harus dia lontarkan pada Bagas sebagai alasan. Apa mungkin Bagas akan mengizinkannya masuk? Pertanyaan itu pun masuk ke dalam list kegusarannya.

"Permisi, Pak." ujar Anna seraya membuka pintu kelas dengan takut-takut, bahkan dia sempat ragu untuk masuk begitu Bagas yang tengah berbicara di depan kelas mengalihkan atensi itu padanya. Sepertinya dia telah mengganggu acara Bagas yang tengah menyampaikan materi.

"Maaf saya telat." cicitnya kemudian.

Anna memaksakan kakinya untuk maju ke arah Bagas sebelum mendudukan diri di kursi kosong yang sudah sahabat-sahabatnya sediakan. Jantungnya bergemuruh dengan kencang saat mendapati Bagas hanya diam saja seraya menatap tajam ke arahnya. Suasana mendadak hening dan menegangkan, membuat Anna menghela nafas berat. Tapi bukan hanya gadis itu saja yang merasakan hawa tersebut, melainkan semua mahasiswa bagas di kelas ini. Tenang, Bagas terlihat tenang tapi siapa yang tahu ada apa dibalik ke tenangan itu.

"Maaf, Pak, tadi saya ketiduran dan bangun kesiangan." Anna kembali berujar setelah sebelumnya memberi salam pada Bagas.

Satu alis Bagas terangkat sedikit ke atas. Dia kembali menemukan kejanggalan di diri Anna. Sejak kapan gadis ini mau mengakui kesalahannya? Dan... meminta maaf?

"Aduuuuh Bu... iya saya emang pergi clubbing tapi gak sampe tepar kok."

Bohong.

Itu adalah suatu kebohongan. Jelas-jelas semalam Anna hampir tidur di depan pintu kostnya kalena teler jika saja Bagas tidak memeriksa kostan pacarnya itu secara berkala.

"Iyaaaa... iyaaa... saya emang minum tapi dikit doang kok, dikit..."

Dan kebohongan lainnya.

Pikiran Bagas berkelana ke masa lalu. Tepatnya saat dia menjadi wali Anna ketika untuk kesekian kalinya gadis itu dipanggil ke ruang BK. Seharusnya ayah Annalah yang duduk di sini, berbicara dengan guru BK dan melihat Anna diintrogasi. Tapi dengan terpaksa Bagaslah yang ada di sana dengan mengaku sebagai saudaranya dan menjadi walinya di sini.

Ada tiga alasan kenapa Anna meminta Bagas berbohong menjadi saudaranya, pertama karena dia tentunya tidak mau ayahnya sampai tahu kalau ada surat panggilan orangtua. Itu akan sangat bahaya. Anna tidak ingin dimasukkan ke sekolah asrama. Dua, dia adalah anak rantau di luar kota, jadi meminta ayahnya ke sekolahnya hanya akan membuang-buang uang dan waktu. Ketiga, Anna tidak perlu mendengar ceramahan panjang lebar bahkan mungkin juga dampratan jika Bagas yang pergi mewakilinya. Ya meskipun tetap saja Bagas pun memberi ceramahn untuk Anna, setidaknya tidak akan separah ceramahan ayahnya.

EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang