"Siapa—"
"O-oh Yuna.." Tubuh Sunghoon terdiam kaku ketika melihat teman satu anggota OSIS nya yang jarang banget ngobrol sama dia.
"Weh Sunghoon? Kenapa nih— widih bawa apa tuh?" Yuna menatap tangan Sunghoon yang memegang sebuah tempat bekal.
"Oh ini? Engga ada apa apa kok. Yeona mana?" Sunghoon menyembunyikan tempat bekal itu dibelakang tubuhnya.
Yuna menatap Sunghoon curiga. "Hmm.. Gw ga yakin lo kesini cuman sekedar buat nyari Yeona"
Sunghoon mengalihkan pandangannya agar matanya tidak sempat eye contact dengan Yuna.
"Kalau Yeona masih tidur gw pulang ya" Sunghoon pergi berjalan santai menuju ke rumahnya.
"Bilang aja mau nganter sarapan" Yuna menyenderkan punggungan ke pintu dan melipat kedua tangannya di depan dada.
"Emang cowo ganteng ga ada yang waras"
Rumah Sunghoon,
"KOK DIBAWA PULANG?" Enaknya Sunghoon kaget ngeliat anaknya bawa kembali sarapan yang ia buat untuk anak kedua nya itu.
"Ada temennya Yeona ah mah, malu. Mama aja lah" Sunghoon menaruh tempat bekal yang ia bawa di atas meja lalu masuk ke kamarnya.
"Yeu dasar anak remaja"
➹
"Tadi siapa?" Lena beres nyuapin bayi gede di depannya lalu menatap Yuna yang berjalan menghampiri nya.
"Sunghoon. Ternyata bener cogan sekolah kita tetangganya Yeona. Bisa gila gw kalau gw engga tau si Sunghoon ternyata tetangga Yeona padahal gw suka main kesini" Yuna memegangi kepalanya.
"Eh btw" Yuna menatap ke arah Yeona yang kini sedang duduk di sofa dan memperhatikan Yuna bicara.
"Gw nemu buku yang isinya tentang kak Minju— lo ga temenan sama dia kan? Kak Minju nak nakal loh, gw takut lo jadi kayak mereka" Yuna memegangi tangan Yeona.
Yeona menggeleng pelan. "Kagak. Ini buat project book gw doang"
"Lagian lo ngapain pake nama orang asli, sih? Ntar kejadian lagi kayak yang pernah lo bilang, lo yang panik sendiri kan?" Lena menatap Yeona serius.
"Justru itu" Yeona menghela nafas berat.
"Kali ini gw yakin cerita hidup gw maupun kalian bakal persis sama apa yang gw ketik"
"..."
"Ngadi ngadi lo" Lena tertawa dan mendorong tubuh Yeona pelan. "Lo ngumpulin dulu dah nyawa lo biar sadar lo sama realita. Emang kita hidup di dunia fantasi apa?"
Yuna mengangguk setuju perkataan Lena. "Tumben lu pinter"
"Gw emang pinter kali"
Yeona hanya terdiam melihat para temannya tidak mempercayai dirinya.
'Emang siapa lagi yang bakal percaya kalau gw cerita kayak gini? Haish..'
Yeona beranjak dari sofa dan menuju kamarnya. Ketika ia melihat kamarnya yang sudah bersih dan rapih, ujung bibirnya menaik.
"Makasih Len, Yun. Best banget emang kalian jadi temen gw" Yeona menunjukan dua ibu jarinya kepada teman temannya.
"Lo sampe kapan masih anggap kita temen anjir?" Ucap Yuna kesal yang di friendzone mulu sama temannya.
"Gw dah bilang kita sahabat woy! Napa bilang temen mulu ah" Lena kesal sendiri melihat sifa Yeona yang tidak bisa mempercayai orang dengan mudah.
"Ga"
Yeona membalas dengan singkat laku kembali lagi masuk ke dalam kamarnya.
"Cih"
Yeona melempar buku yang berada di mejanya ke sembarang arah.
"Sahabat? Mana ada sahabat"
Diluar kamar Yeona,
"Ish lo sih. Udah tau sahabat Yeona dulu ninggalin dia" Yuna menyikut lengan Lena.
"Kok salah gw sih? Bukannya lo juga tadi iyain aja?" Lena menatap kesal Yuna.
"Ya gw sih cuman pengen dianggap lebih sama dia.. Sodara kali kan bisa" Yuna mengerucutkan bibirnya.
"Oh gw kira pacar"
"Gw lurus sorry"
Tbc
Double karena author males nulis mulu dan buat jarang pub:"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny | Hueningkai✔
RomanceHidup Yeona sudah aneh sejak ia menjadi author dari cerita ke-5 yang ia publish. Semuanya jalan beraturan seiring jalannya cerita LINE CHAT | Kang Taehyun dengan cerita CHASE sebagai lanjutannya. Apakah dia bisa mengendalikan takdir orang dengan me...