Yeona datang awal ke sekolah. Ia masuk ke kelasnya dan melakukan ritualnya yang sering ia lakukan hampir setiap pagi.
Yap, tidur.
Kemarin Yeona nyaris telat masuk ke sekolah karena ketiduran pas habis bangun tidur untuk matiin alarm.
Tap
Tap
Tap
"Yha.. Emang sepi sperti biasa.. Oh!"
Waktu tidur Yeona terganggu akan kedatangan orang ini. Ia berdecak kesal lalu mengangkat kepalanya.
Tak!
"A-ah"
Hueningkai memegangi dagunya dan mencoba meminimalisir rasa sakit lidahnya yang kegigit tadi.
Sontak saja Yeona berdiri dan menatap panik Hueningkai.
"Duh gw ga tau lo disitu. Sakit banget?" Yeona menatap Kai panik sekaligus khawatir.
Kai mengangguk dan membuka mulutnya. "Berdarah?"
Yeona melihat nya lalu menggeleng. Kai mengelus dagunya dan duduk di meja depan Yeona.
Yeona duduk kembali dan masih menatap Kai. "Masih sakit?"
Kai mengangguk. "Jangan tiba tiba gitu"
"Iya deh maaf. Lo udah sarapan? Gw traktir dah"
Kai menoleh ke arah Yeona dan menatapnya tidak percaya. "Serius?"
Yeona mengangguk. "Kalau udah temenin gw beli bubur depan sekolah aja kalau gitu"
"Gw udah sarapan sih... Boleh deh, yuk"
➹
"Mang bubur satu"
"Woke"
Yeona dan Hueningkai duduk di kursi yang disediakan sambil menunggu tukang bubur nya siapin bubur buat Yeona.
"Lo kenapa dateng pagi pagi?" Yeona menatap ke arah Hueningkai mencoba mencari topik pembicaraan.
"Udah jadi kebiasaan aja gw dateng pagi. Adem aja liat kelas masih kosong. Kalau gw ga ada piket OSIS, gw bisa pake kelas sesuai kemauan gw. Ehe"
Kini, Kai yang menatap Yeona. "Lo sendiri kenapa? Tumben banget"
"Gw hampir telat kemaren. Kapok gw. Tadi juga gw jalan ke sekolah. Lumayan lah liat yang ijo ijo" Yeona menatap tukang cilok yang baru datang
"Weh mang agus tuh" Yeona menunjuk ke suatu arah dan langsung saja Kai menoleh.
"EH MANG!" Teriak Kai senang. Kai berdiri dari tempatnya dan mengulurkan tangannya kepada Yeona.
Yeona menatap Kai pura pura bingung. "Apa?"
"Duit lah. Uang kompensasi"
Yeona memberikan uang 5000 sambil tertawa kesal. "Dih, uang kompensasi"
Kai menerimanya cepat dan langsung ber lompat senang ke arah jualan mang Agus.
Yeona tertawa kecil lalu menerima bubur yang diberikan tukang bubur yang ia pesan tadi.
Yeona memakan buburnya sambil menatap Hueningkai. Ia tersenyum kecil karena melihat Hueningkai yang kesenangan nungguin mang Agus bungkus cilok pesanannya.
Hueningkai berjalan menuju Yeona kembali dan duduk disampingnya sambil makan cilok miliknya tadi.
"Eum! Emang cilok mang Agus ga pernah bikin kecewa" Ucap Kai sambil mereview makanan yang ia makan sekarang ini.
"Gw mau nyoba"
Yeona menyodorkan sendoknya sementara Kai udah colok ciloknya.
"Udah nih, buka mulut aja" Suruh Kai dan Yeona langsung saja membuka mulutnya.
Setelah cilok tersebut sudah dikunyah oleh Yeona, Kai baru saja sadar apa yang ia lakukan barusan.
"Beuh enak" Yeona lanjutin makan bubur dia.
"Orang pada piket pagi pagi di sekolah, ini malah pacaran" Sindir Jay yang sedang menepi bersama motornya.
Sementara itu Jake yang berangkat bareng bersama Jay tadi, udah duduk disamping Yeona dan ikut mesan bubur juga buat sarapan.
"Asikk bubur. Oh ya. Kalian kapan pacaran? Ga bilang bilang" Jake menatap ke arah mereka.
"Apa sih" Balas Yeona biasa saja sambil memakan buburnya santai.
"T-tau tuh" Kai membuang wajahnya kearah lain.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny | Hueningkai✔
RomansaHidup Yeona sudah aneh sejak ia menjadi author dari cerita ke-5 yang ia publish. Semuanya jalan beraturan seiring jalannya cerita LINE CHAT | Kang Taehyun dengan cerita CHASE sebagai lanjutannya. Apakah dia bisa mengendalikan takdir orang dengan me...