#44

37 15 0
                                    

"Huhuhu Yeonaaa"

Temannya lagi lagi menangis. Memang Lena yang hanya bersikap gitu dengannya.

Gimana engga kaget. Pas baru bangun Lena dibikin kaget sama Yeona yang lagi beres beresin barang barangnya.

Lena udah nangis dari 10 menit yang lalu— sejak Yeona ceritain kalau dia bakal buru buru ke Surabaya.

Yeona tersenyum kecil. "Kalau keadaan gw udah membaik, gw bakal pulang ke Bandung kok"

Malam ini juga, Yeona meninggalkan teman temannya, serta rumah yang sudah ia tinggali dari kecil.

Kota Kembang yang membuat memori indah bagi Yeona, selamat tinggal.

"Yeon, hati hati ya. Kalau udah nyampe kabarin kita" -Yuna

Yeona mengangguk. "Iya"

"Jangan lupain temen temen lo yang disini" Sunghoon tersenyum kecil.

"Jadi Junkyung bakal gimana, Yeon? Nanti dia—"

Jake geplak kepala Kai.

"Baca situasi woy"

Kai mengelus kepalanya.

Tin

Tin!

Go-car yang udah di pesan Yeona nyampe depan rumah. Yeona buru buru gendong tas nya yang cuman sebiji aja trus pergi keluar rumah.

"Ya udah, gw pergi dulu ya. Salam buat Tante Hoon"

"Dah Yeon~ HUAAAA"

Yuna memeluk Lena lalu menepuk nepuk punggungnya. Yuna melambaikan tangannya.

Yeona masuk ke dalam mobil.

"Sesuai aplikasi ya mbak? Ke bandara kan?" Ucap sang supir sambil melihat Yeona di spion mobil.

"Iya pak"

"Saya masih mudah loh mbak"

Yeona mengernyitkan dahinya bingung. "Lalu?Saya harus apa?"

"Panggil kak aja. Kayak ga kenal aja"

Sang supir membuka maskernya lalu tersenyum.

Sang supir membuka maskernya lalu tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lah? Kak Bomin?"

Bomin tersenyum. "Ternyata kalung yang saya kasih kamu pakai ya"

"Iya.. Tapi kok bisa kakak yang anter gw?" Tanya Yeona bingung.

"Ga tau, tapi kayaknya kepribadian kakak yang satu lagi yang ngerencanain ini. Tapi kepribadian kakak keburu ganti sama kakak yang asli. Kakak kaget sih, tapi ya udah" jelas Bomin panjang

"Kamu mau pergi ya? Kenapa? Ada masalah?" Bomin sekali kali lihat spion mobil yang mengarah kearah Yeona untuk melihat wajahnya.

"Mama meninggal"

"Ah— maaf. Turut berdukacita ya. Hati hati juga disana" -Bomin

"Kak"

"Hm?"

"Lo adik tiri kak Chani kan?"

"..."

Mobil yang dijalankan oleh Bomin berhenti. Yeona terkejut.

Bomin berbalik ke arah belakang jok. "Lo tau sejauh mana tentang gw?"

Yeona tersenyum remeh. "Udah gw kira. Lo memang bukan kak Bomin yang asli"

"Apa kak Chani juga disini?"

Kresek

Kresek

"Wahh.. Lo nyadar ya?" Chani yang bersembunyi dibelakang keluar lalu beralih ke jok tengah dan duduk bersama Yeona.

Yeona menjauh. "Lo mau ngapain sekarang?"

"Duh jangan sensi gitu dong~ Padahal gw cuman pengen lihat ekspresi lo doang" Chani tersenyum ke arah Yeona.

"Gw penasaran. Gimana kalau orang yang Lo cari selama ini gw bunuh? Ternyata ekspresi lo ga terlalu menarik.."

Yeona mengepalkan tangannya.

"Lo yang bunuh mama?"

"Hm? Ya" Chani tersenyum.

Yeona membuka kunci pintu mobil lalu pergi keluar. Untung juga Bomin berhenti dijalan tadi.

"HEY!!"

Yeona berlari dan melihat dua motor yang menuju kearahnya. Yeona tersenyum kecil.

"Ah, gila. Kok gw seneng sih?" Yeona terus menerus tersenyum tanpa bisa berhenti.

Kedua motor yang datang itu teman temannya. Hueningkai, Jake, Sunghoon.

"AYO NAIK" Teriak Kai yang panik karena Chani dan Bomin mulai keluar dari mobil.

Yeona langsung duduk di jok belakang motor dan Sunghoon yang dibonceng oleh Jake melemparkan helm kepada Yeona.

Hap!

Yeona berhasil mengambil helmnya dan langsung saja ia kenakan.

"Pegangan!" Ucap Kai yang tangannya udah bergetar hebat karena gugup untuk menjalankan motornya cepat.

Yeona memeluk Hueningkai. Sebenarnya dia juga takut ngebut gini  "Makasih udah mau percaya"

Hueningkai tersenyum kecil dan ia fokus kembali kejalanan agar tak terjadi hal yang tak diinginkan.

Flashback

"Kayaknya ada yang aneh" Ucap Yeona disela tangisannya. Kai yang sedang membantu Yeona membereskan barang barangnya,menoleh.

"Kenapa?"

Yeona memandangi hp nya.

"Nomor kak Mingyu yang baru, gw bikin ada emot love nya. Tapi, yang telepon tadi ga ada emot love nya. Gw rasa ada yang ga beres" Yeona menatap ke arah Hueningkai.

"Hueningkai, untuk sekali lagi. Lo mau percaya sama gw kan?" Yeona menatap Kai denngan tatapan yakin disamping sendu nya dia.

"Kenapa? Percaya apa?" Jake masuk ke kamar diikuti Sunghoon dibelakang nya.

"Gw rasa ada yang mau jebak gw. Kalian bisa ngikutin mobil gw nanti? Kita ikutin dulu alur nya" Yeona menatap ketiga temannya yakin.

"Soalnya Mama ga pernah ke Indo lagi setelah cerai sama Papa. Plis. Kalian percaya kan?"

Jake mengangguk angguk.

"Gw ga mau ngulang kesalahan yang sama karena ga percaya ke lo waktu itu. Oke" -Jake

"Gw juga. Oke" -Sunghoon

"Jadi kita bikin drama dulu di depan Lena Yuna?" Tanya Hueningkai yang mulai melihat gerak gerik dari Lena yang menandakan dia akan bangun.

"Iya bisa gitu? Gw rasa kak Chani berulah lagi."

Tbc

Destiny | Hueningkai✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang