Hidup Yeona sudah aneh sejak ia menjadi author dari cerita ke-5 yang ia publish.
Semuanya jalan beraturan seiring jalannya cerita LINE CHAT | Kang Taehyun dengan cerita CHASE sebagai lanjutannya. Apakah dia bisa mengendalikan takdir orang dengan me...
Sebenarnya tempat ini ga ada banyak yang tau karena rumah Bomin ternyata deket banget sama tempat rumah Minju yang bakal jadi tempat terjadinya kejadian Soorae amnesia.
Ting tong~
Cklek—
"Oh waw. Lo datengin gw?" Bomin tersenyum kecil.
"Iya. Luka lo gimana kak?" Yeona langsung saja masuk ke dalam rumah Bomin.
Bomin langsung saja menahan Yeona agar tidak leluasa masuk kerumahnya.
"Lo ga bisa masuk sembarang dong? Lo ga takut gw lagi nyembunyiin pisau gitu?" Bomin menatap Yeona lekat.
Yeona tersenyum kecil. "Gw tau lo ga bakal ngincer apa yang lo ga suka kecuali terpaksa. Jadi, bisa lepasin?"
Bomin ikut tersenyum lalu melepas genggamannya. Sekarang ia menatap Hueningkai yang santai menunggu di depan rumah Bomin.
"Lo ga ikut masuk?"
Hueningkai menatap Bomin. "Oh? A-ah.. Iya. Btw, maaf soal luka lo tadi bang hehe"
Kai masuk lalu mengikuti Yeona dari belakang.
Bomin menutup pintunya lalu berjalan ke arah Yeona yang menuju dapur.
"Oh! Dia" Yeona menatap kaget seseorang yang sedang memasak dengan raut wajahnya yang kesal, tapi masih tetep ganteng.
"Lo siapa? Duh Min jangan bawa temen napa" Ucap seseorang itu mengeluh kesal.
"Gapapa" Bomin akhirnya duduk di kursi meja makan.
"Kalau ada darah satu tetes pun gw ga bakal jadi asisten lo lagi. Males gw beresin urusan lo sama polisi"
"Oh ya gw Seungyeop. Salam kenal ya" Seungyeop tersenyum kecil lalu mematikan kompor.
Ia berjalan ke arah meja makan dan membuka buku yang berada diatas meja makan.
Hueningkai yang dari tadi terdiam ngelihat manusia didepannya akhirnya membuka suara.
"Beuh ganteng njir. Lo skincare atau apa bang? Mau dah gw jadi cakep kayak lo"
Seungyeop tersenyum kecil.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dih kak Bomin juga ganteng kok!" Suara perempuan terdengar dari ambang pintu dengan cepat Yeona bisa dapat mengenali suaranya.
Jang Wonyoung.
"Gimana sekolah?" Seungyeop menatap Wonyoung yang dari tadi cemberut.
"Ya gitu biasa aja"
Hueningkai yang bingung pun menyolek lengan Yeona dan meminta penjelasan.
Kalau mereka bertiga adek kakak kok muka nya ga mirip, dia bingung banget sekarang.
Yeona yang paham pun berbisik keadaan Hueningkai.
"Nanti gw jelasin"
"Wonyoung masuk dulu ke kamar. Gw mau bicara sama mereka" -Bomin
Wonyoung mengangguk lalu berlari kecil ke kamarnya.
"Jadi kalian ngapain? Gw kan udah bilang kalian ga bisa berhentiin gw" -Bomin
"Kak, nantinya lo yang bakal hancur sendiri. Jangan lakuin itu" Ucap Yeona dengan penuh yakin menatap Bomin.
Bomin tersenyum smirk. "Lo mau negosiasi sama gw?"
Yeona menggeleng pelan.
"Gw cuman ngasih tau, kak Seungyeop bisa aja.. Ah.. Percuma gw ngasih tau lo" Yeona kembali duduk ditempatnya
"Gw kenapa?" Seungyeop menatap Yeona penasaran.
"Engga deh. Gw cuman mau bilang itu doang" Yeona mengeluarkan sesuatu dari kantong roknya lalu menaruhnya diatas meja.
Bomin sontak saja berdiri dan mengambil barang yang Yeona keluarkan tadi.
"I-ini—"
"Gw tau lo kecanduan itu" Yeona tersenyum kecil.
"Seberapa banyak lo tau tentang gw.." Bomin masih kaget dengan apa yang ia pegang sekarang.
Obat penenang. Yang ia cari cari selama ini karena barang itu udah langka untuk ia dapati.
"Setelah hari dimana lo mau nyelakain kak Soorae, tolong pergi dari hadapan dia kalau lo masih mau butuh obat itu" Yeona berdiri dari tempatnya.
"Yuk pulang" Yeona menarik tangan Kai dan mereka pun pergi bersama.
"Min, apa gw perlu selidiki—"
"Ga usah" Bomin tersenyum kecil. "Gw suka dia"
➹
"Oh iya, di cerita lo kak Junkyu yang lo bilang itu adek nya dibunuh sama bang Bomin kan?" Tanya Kai sebelum menjalankan motornya.
"Iya. Tapi sebenarnya dia selamat kok"
Kai berbalik dan menatap Yeona aneh. "Hah? Kok bisa?"
"Dia diselamatin sama geng kakaknya kak Taehyun, gengnya kak Yeosang"
"Gila sih lo. Gw ngerasa dunia gw sekarang bener bener fantasi" Hueningkai merinding sendiri lalu menjalankan motornya ketika Yeona sudah naik keatas jok.
