57. gibah

579 48 14
                                    

Awas typo...

....

"WOY TUNGGUIN!!"

Seorang pemuda dengan tas hitam di pundaknya berlari kecil di koridor sekolah untuk menghampiri pemuda lain yang telah berjalan mendahului dirinya.

"Gak usah teriak bego!" Ujar temannya itu dengan kesal.

"Sorry rel, gue reflek aja tadi" cengir pemuda yang sudah pasti itu adalah Vero. Sedangkan Farel langsung melengos pergi tanpa menjawab ujaran dari temannya. "Buset gue ditinggal lagi"

Sesampainya di kelas, keadaan disana masih lenggang, keempat sahabatnya yang lain pun masih belum datang.

Kedua pemuda tadi langsung duduk di meja yang biasanya mereka tempati untuk berkumpul sambil menunggu yang lainnya datang.

"Ghea gak lo jemput?" Tanya Vero sambil membenarkan dasinya.

"Minta bareng sama papanya. Sekalian mau ke bandara" jawab Farel.

Vero yang kurang menangkap jawaban dari temannya itu pun mengkerutkan dahinya "Ghea ke bandara? Ngapain?"

"Papanya goblok"

"Owalah, ngomong dong dari tadi"

"Dih" cibir Farel yang langsung mengeluarkan benda pipi yang ada di sakunya.

Vero yang malas mengeluarkan ponselnya langsung menelungkupkan kepalanya diatas lipatan tangannya. Mata pemuda itu makin terlelap sebelum suara yang membangunkan kembali ke alam sadarnya.

"Hello everybody!! Luna yang cantik back!" Ucap Luna yang baru saja datang dan langsung berteriak tepat di telinga Vero. Gadis itu sengaja untuk menjahili temannya yang sedang terlelap.

"BANGS- lo ngapain sih anjir?! Mau juga ke mimpi, tiba-tiba suara lo dateng. Budeg kuping gue" ucap Vero dengan tangan yang berada di kedua telinganya.

Luna menunjukkan tangannya membentuk huruf V "hehe.. sorry ver, sengaja" serunya sambil menghindar ke belakang tubuh Dimas untuk menghindari serangan dari Vero.

"Sini, Gue cekek leher lo!" Vero berangsur berdiri dari duduknya berjalan menghampiri Luna yang bersembunyi dibalik tubuh Dimas yang berdiri diambang pintu kelas.

"Dimas ihh.. kok gak marahin Vero sih"

Dimas langsung terkekeh dan kemudian duduk di salah satu kursi yang kosong. "Mau lihat pertunjukan dulu"

Luna dengan wajah kesalnya langsung menghindar dari kejaran Vero yang menatapnya dengan wajah meledek.

Dari arah pintu, bisa di lihat Ghea dan Nadhira baru sampai ke dalam kelas dengan wajah terkejut nya lalu mereka kemudian tertawa karena kelakuan kedua sahabatnya yang saling kejar-kejaran.

"Kenapa sih?" Bisik Ghea yang sudah duduk disamping Farel.

"Tau tuh, biarin aja. Ntar juga capek sendiri" jawab Farel dengan kekehan.

Vero bisa saja berlari cepat untuk menangkap Luna yang sudah mulai ngos-ngosan didepan sana. Tetapi ia ingin menggoda lebih temannya yang tadi sudah mengganggu tidur indahnya.

Luna yang sedari tadi berlari mengelilingi ruangan kelas untuk menghindari Vero pun langsung terduduk di samping Nadhira dengan mengalungkan tangannya ke lengan cewek berkuncir kuda itu.

"Dhir tolongin gue dong, masa leher gue mau dicekek sih" adu Luna dengan nada dramatisnya.

Nadhira tertawa renyah mendengar tuturan Luna yang menunjukkan wajah memelas "gue mampusin mau gak?" Ejeknya.

"Wahh, beraninya lo berlindung sama Nadhira. Sini lo cebol!" Vero mencekik leher bagian belakang Luna, tak terlalu keras namun terasa lebih geli.

Luna yang tak kuat pun langsung tertawa "anjir, geli ver. Aduh-aduhh udah dong"

"Bodoamat, lo ngerusak mimpi gue buat ketemu neng Lisa blekping"

"Mimpi doang elah, gak bakal ketemu" saut Luna di sela-sela ketawanya menahan geli.

Vero makin mencekik leher Luna dengan sedikit menggerakkan jarinya agar makin menambah sensasi gelinya. "Aaaa... Dhir bantuin dong, gak kuat gue dicekek nih anak" melas Luna.

"Udah ver, mau bel masuk" ucap Nadhira sedikit tak tega melihat Luna yang sedari tadi tertawa tanpa henti.

Vero pun langsung menghentikan gerakan tangannya lalu pergi menuju kursi disamping Ghea.

"Diperintah Nadhira baru nurut lo" ledek Luna setelah menetralkan nafasnya.

"Mau lagi hm?"

"Dhir..." Rengek Luna.

"Dih, ngaduan"

Luna langsung menjulurkan lidahnya ke arah Vero "bodoamat"

....

Setelah bel istirahat berbunyi tadi, mereka memilih berkumpul ke ruangan OSIS dari pada ke kantin yang ramai tersebut, langian juga Ghea dengan baik hatinya membawakan roti gulung untuk mereka makan bersama.

Kalau kalian bertanya, bagaimana bisa mereka bisa masuk kesini? Pastinya dengan bantuan Vero dan Nadhira yang dengan mudahnya meminta izin ke ruang bk untuk mengambil kunci ruangan OSIS.

"Ver, rasanya tunangan gimana sih?" Tanya Ghea tiba-tiba. Semua mata langsung memusatkan mata mereka ke arah Vero untuk menunggu jawaban.

"Ngapain tanya gitu?" Tanya Vero yang masih mengunyah kuenya.

"Pengen tau aja, hehe"

Vero langsung menggaruk pipinya sambil berfikir "gak ada yang menarik, biasa aja menurut gue"

"Terus hubungan lo yang belum jalan sebulan ini gimana?" Tanya Luna ikut penasaran.

Vero mengedikkan bahunya "gatau"

"Ha? Gimana sih lo. Kok gatau mulu" gerutu Luna.

Dimas langsung menepuk bahu Luna pelan "namanya juga dijodohin, gak semuanya langsung ada perasaan" timpal Dimas membantu Vero untuk menjawab.

"Jangan sakitin hati cewek Ver, kena karma lo nanti" saut Nadhira ikut menimbrung.

Farel terkekeh "kenapa? Cemburu dhir"

"Ciee.. cemburu nihh" sambung Ghea tertawa pelan.

"Bukan gitu njir. tunangan Vero kan temen deket gue juga,ada perasaan gak teganya dong kalau sampai bertepuk sebelah tangan kayak gitu" seru Nadhira dengan pelototan diakhir nya.

"Iya juga sih, tuh gimana ver. Lo masih ada hati gak?" Tanya Dimas.

"Lo kira hati gue ilang?!" Sergah Vero.

"Siapa tau udah jadi empedu" jawab Dimas santai.

"Uhhh.. kejam.." timpal Farel ikut meledek Vero.

"Anjir ya lo pada" ucap Vero menatap tajam ke arah Farel dan Dimas.

"Eh tapi beneran lohh, gue sebagai cewek juga gamau kalau jadi pelampiasan" ujar Luna yang membuat Vero kembali terdiam.

"Kalian mojokin gue nih ceritanya?" Tanya Vero.

Mereka hanya memutar bola matanya tanpa memperdulikan Vero yang berusaha mengalihkan pertanyaan.

Lima belas menit mereka terus berdiam diri disana sampai bel jam pelajaran kembali berbunyi. Mereka berenam langsung beranjak dari duduknya untuk kembali menuju ke kelas.

Vero yang berjalan paling belakang bersama Luna pun hanya berdiam diri. Karena tak ada topik yang perlu dibahas untuk mereka berdua.

"Gue mau ngomong sama lo, pulang sekolah"

.....

Next?!!!!!!

Jangan lupa Vomment okey?!!

220521

NADHIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang