Awas typo...
pagi harinya, keluarga William tersebut tengah sarapan bersama dengan sangat hening. Karena memang sudah runititas mereka.
Terlihat Nadhira memakan rotinya dengan sedikit tergesa-gesa, karena jam yang sudah menunjukkan pukul 06.30 dan ia harus melaksanakan upacara di sekolahnya.
"Aku berangkat dulu" pamit Nadhira
"Kakak anter ya" ucap Liona, Nadhira hanya mengangguk.
"Hati hati nak, jangan ngebut"
"Kalo gak ngebut gak sampai ma!"
Ya, memang Nadhira sudah berbaikan dengan keluarganya dan akan memulai semuanya dari awal lagi.
Diperjalanan, Nadhira menggigit kukunya karena takut ia telat mengikuti upacara hari ini.
Drtttt...Drttt...
Ponselnya tiba tiba bergetar, ia melihat disana terpampang nama 'Luna' di layarnya.
"Halo?"
"LO DIMANA?!"
Nadhira reflek menjauhkan ponselnya dari telinganya. Karena teriakan dari Luna. Setelah aman, ia mendekatkan lagi ke arah telinganya.
"Gue masih dijalan. Macet nih"
"Lo lama lama gue buang di got ya! Ngapain gak ngabarin sih?"
"Ya maaf"
"Gua sama yang lainnya tadi jemput Lo di rumah Tante Riska. Tapi, kagak ada Lo nya. Gua kira Lo udah di sekolah!"
"Hehehehe"
"Nyenyenye"
Nadhira hanya terkikik, hingga suara teman yang lainnya ikut bersautan.
"DHIR! 10 MENIT LAGI UPACARA!"
"LO KAN JADI PEMBACA SUSUNAN UPACARA!"
"BURUAN WOY!"
"dasar ratu telat!"
"Kita males ya, ngurusin ini"
"PAK BOTAK MARAH MARAH NIH""Kok jadi kalian yang emosi" ucap Nadhira.
"Lo gak lihat jam?! Buruan setan!!!"
Nadhira dengan segera melihat jarum jam yang ada di pergelangan tangannya sebelah kiri.
"Gua tutup ya! Bye"
"SIALAN!!!"
Nadhira buru buru mematikan sambungannya, lalu memasukkan nya ke dalam tas.
"Kak buruan. 7 menit lagi masuk" ucap Nadhira.
"Iya iya, di depan tuh" balas Liona sambil mempercepat mengemudinya.
3 menit kemudian, mobil mereka sudah berhenti di depan gerbang sekolah yang akan ditutup.
"Berangkat dulu kak, bye"
Nadhira keluar dari mobil dan berlari menuju satpam yang akan menutup pintu. Saat gerbang ditutup tinggal beberapa meter, Nadhira langsung menyerobot masuk hingga satpamnya hampir terjungkal.
"Hati hati neng"
"Maaf pak maaf, gak keburu" Nadhira berlari menuju ke lapangan yang disana sudah berkumpul banyak murid.
Disana, ia melihat kelima sahabatnya tengah berdiri di belakang tiang bendera dengan muka yang sudah menahan kesal.
"CEPETAN DHIR!!!" teriak mereka.
"Maaf telat"
"Ya emang udah telat ayam!" Umpat Ghea
"Hehehe"
"He.he.he" Vero mengulang dengan bibir seraya mengejek.
"Buruan pake ini, Lo hanya punya waktu semenit buat ganti" Luna memberikan perlengkapan upacara kepada Nadhira.
"Ya mana bisa semenit njir"
"Buruan disini! Tinggal make begituan kagak perlu di toilet segala" omel Ghea.
"Aduh iya iya"
"Buruan elah, sini kita tutupin" ucap Farel.
Nadhira hanya mengangguk, lalu berdiri di belakang badan teman temannya untuk memakai peralatan upacara.
"Udah belom?" Tanya Dimas
"Ntar. Lun, tolong pasangin jepitnya dong" ucap Nadhira dengan tangan yang memegang songkoknya.
"Luna bantet begitu lu suruh masangin jepit. Yang ada makin lama" semprot Vero. "Sini gue aja" ia meraih jepit yang ada di tangan Nadhira.
Varo memasang jepitnya dengan telaten dan hati hati agar tidak melukai kulit kepala Nadhira.
"Udah""Makasih, gue kesana dulu. Bye"
"Sialan! Udah bagus ditungguin, malah pergi" gerutu Luna.
"Dah sana, ke barisan kalian. Upacara dah mau mulai noh" ucap Vero
"Lah Lo gak ke barisan?" Tanya Farel
"Bego, dia kan ketos goblok" jawab Ghea
"Ya santai dong nyet"
.....
Next?!
Spam "next" sebanyak banyaknya ya.See you
(190420)

KAMU SEDANG MEMBACA
NADHIRA
Teen Fiction............ Nadhira.. Yang memiliki nama asli Keyzia itu Merupakan Gadis yang cantik,periang,ramah dan baik. Dia adalah gadis yang sangat disukai oleh semua orang terdekat nya Namun,suatu ketika sifat nya yang seperti itu tergantikan dengan sifat...