42. Aldi

2.7K 121 16
                                    

Awas typo...

Nadhira dan Rafael kembali ke Masion tepat pada saat makan malam dan Samuel tidak segan-segan menunggu mereka di depan pintu dengan tatapan datarnya.

"Dari mana aja?" Tanya Samuel. Rafael Langsung gelagapan, karena selama ini ia paling malas kalau beradu mulut dengan kakak tertua nya tersebut.

Beda dengan Nadhira yang hanya menampilkan raut biasanya "dari Cafe kak"

"Kenapa baru pulang?" Tanya Samuel lagi.

"Macet kak" jawab Rafael.

"Yaudah masuk, siap siap makan malam. Yang lain sudah nunggu, jangan lama lama" Samuel pun memutar badannya, kemudian berjalan menuju ke ruang makan.

Sedangkan Rafael dan Nadhira berjalan menuju kamarnya masing masing.

Beberapa menit kemudian, keduanya turun untuk bergabung makan malam dengan keluarganya yang lain.

Selesai makan malam. Sarah alias Oma Nadhira, menyuruh cucu bungsu nya itu untuk mengikutinya menuju ke kamar. Nadhira hanya mengiyakan permintaan Oma nya tersebut.

"Ada apa Oma?" Tanya Nadhira.

"Cucu Oma sekarang kelas berapa?" Ucap Sarah yang duduk di tepian kasur dengan Nadhira duduk disebelahnya.

"Sebelas" jawab Nadhira sambil tersenyum.

"udah gede ya, si kembar juga mau semester 4 kuliahnya" balas Sarah dengan mengelus Rambut Nadhira. Yang dimaksud si kembar adalah Rafael dan Liona kalau kalian lupa.
"Oma punya sesuatu buat kamu"

Sarah merogoh laci yang ada di sebelah kasurnya itu "ini untuk kamu" ia menyodorkan kalung silver dengan di tengahnya terdapat permata berwarna putih mengkilap.

"Buat Key?" Tanya Nadhira. Sarah mengangguk.

"Ini kalung seharusnya Oma kasih saat dimana hari kelulusan kamu di kelas sembilan" ucapnya sendu "tetapi takdir berkata lain dan Oma bisa ngasih ini sekarang"

Nadhira menggeleng "gapapa Oma, Nad-em... Key seneng kok kalau Oma mau ngasih ini ke Keyzia" balas Nadhira yang hampir menyebut namanya yang selama dua tahun ini ia sandang.

"Kamu gak marah?" Tanya Sarah.

"Ngapain marah" gurau Nadhira sambil terkekeh. "Key minta tolong pakaikan kalung ini boleh?" Tanya Nadhira yang langsung dibalas anggukan antusias.

Setelah memakaikan kalung tersebut ke cucunya, Sarah langsung mencium rambut Nadhira "cantik"

Nadhira tersenyum "Key pamit ke kamar ya, good night Oma"

Saat keluar dari kamar, ia berjalan menuju tangga yang tepat di samping ruang keluarga. Ia melihat disana yang lain masih berkumpul, sepertinya mereka sedang mengobrol tentang hal penting. Terlihat sekali dengan tatapan mata mereka yang sangat serius.

"Eh, dek. Sini" ucap Liona yang menyadari keberadaan Nadhira. Dirinya yang sudah kepergok pun langsung berjalan menuju ke ruang keluarga.

"Kenapa kak?" Tanya Nadhira.

"Papa boleh tanya sesuatu?" Tanya Liam lembut sambil menatap anak bungsunya tersebut. Nadhira pun mengangguk.

"Kamu tadi sore bertemu dengan Yera?" Tanya nya.

Sebelum Nadhira menjawab, Samuel sudah menyela "Rafael sudah menceritakan semuanya dek. Bener?" Nadhira Mengangguk.

"Kalian gak akan ngelakuin apa apa kan ke dia?" Tanya Nadhira.

Samuel mengangkat bahunya "gatau"

"Kok gatau"

"Kalau dia mau buat macam-macam lagi gimana?" Ucap Jessy mamanya.  "kami gak akan terima sayang, cukup satu kali saja kita melakukan hal bodoh itu"

Nadhira hanya menurut, ia pun berpamitan menuju ke kamarnya.

....

Keesokannya, sepulang sekolah. Nadhira di jemput oleh Samuel.

"Kak" Samuel berdehem sambil menoleh ke arahnya sebentar lalu fokus ke jalanan lagi.

"Ke rumah Mama Riska bentar, mau kan?"

"Ngapain?" Tanya nya sedikit terkejut. Ia takut kalau adiknya tidak betah tinggal di Masion keluarga nya.

"Bentar aja" Samuel pun menurut, lalu berbelok menuju ke Masion milik keluarga Marchell.

Sesampainya di sana, Nadhira berhamburan memeluk Riska. "Pa kabar ma?"

"Baik, tumben kamu kesini. Ada apa?" Tanya Riska yang mempersilahkan kedua nya untuk duduk.

"Ak-"

"Ma...Lihat kaos Adit gak?" Tanya cowok jakung itu sambil turun menuruni tangga. Saat tatapannya menuju ke arah ruang tamu, ia langsung menggaruk tengkuknya "maaf"

"Kaos apa?"

"Kaos yang biasanya Adit pake, warna Item"

"Ohh, tadi mama lihat lagi di jemur sama bibi"

"Owalah" ia pun ikut duduk di samping mamanya.

"Tadi kamu mau ngapain key?" Tanya Riska kembali.

"Emm... Aku mau jemput kak Aldi sama kak Vina"

"Buat?" Tanya Riska

"Nanti aku jelasin, sekarang panggilin aja orangnya dulu" ucap Nadhira terlihat tanpa bantahan.

Tak beberapa lama, dari arah pintu Aldi memasuki Masion dengan peluh diwajahnya begitu juga dengan Vina dari arah dapur.

Sepertinya mereka sedang mengerjakan tugasnya yang sedang dilaksanakan.

"Apa kabar kak?" Nadhira berdiri lalu memeluk mereka berdua dan langsung disambut hangat dengan mereka berdua.

Hal tersebut pun tak luput dari pandangan orang orang yang berada diruang tamu.

"Ada perlu apa nyonya memanggil kami?" Tanya Vina Sopan.

"Tadi Key yang menyuruh memanggil kalian, sekaligus mau menjelaskan sesuatu"

Sebelum Nadhira menjelaskan, ia terlebih dahulu menyuruh mereka berdua untuk duduk. Lalu menjelaskan tentang alasan dirinya berkunjung ke Masion ini.

"Mama sama kak Samuel sebelumnya kenal sama keluarga Erlangga kan?" Tanya Nadhira kepada orang yang ada di hadapannya.

Keduanya mengangguk "mereka juga bekerja sama dengan perusahaan kakak" ucap Samuel.

"Kalian tau anak pak Rangga ada dua dan itu laki laki semua"

"To the point aja dek" ucap Samuel tak sabar.

"Kak Aldi ini adalah cucu ketiga keluarga Erlangga sekaligus anak bungsu dari pak Rangga" ucap Nadhira membuat semua yang ada disana kaget. "Namanya bukan Aldi Pratama. Tetapi, Aldi Rayhan Erlangga"

Riska,Adit dan Samuel menggeleng tak percaya apa yang dikatakan oleh Nadhira.

"Tapi katanya anak bungsu pak Rangga sedang ada tugas di luar negri" ucap Riska

Nadhira menggeleng "itu bukan kabar sebenarnya. Yang diluar negri itu cucu kedua keluarga Erlangga, namanya Delton Alaska Erlangga. Anak tunggal dari adik kandung pak Rangga" jelas Nadhira.

"Itu benar" ucap seseorang  yang ada di depan pintu.

.....
Next?!
Spam 'next' yang banyak ya.

Follow IG → @antys21_

See you.
(280420)

NADHIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang