21| Pesta dan kehancuran

14.6K 3.1K 1.8K
                                    

Beberapa orang yang tengah sibuk sendiri mengalihkan perhatian. Menatap terpana pada sosok laki-laki muda yang baru memasuki ruangan dengan tampang datar sampai wanita berpakaian elegant pemilik rumah menyambutnya dengan ramah membuat si laki-laki yang menjadi pusat perhatian semua orang sedikit mengulas senyum kecil.

"Emil, aku kira kamu gak dateng." Keyla dengan gaun putih, terlihat amat cantik di tubuhnya menghampiri Emillio dengan ekspresi senang membuat gadis lain yang berdiri di pojok menatap tak suka.

"Dih caper banget jadi cewek," gerutu gadis berambut panjang terurai itu sembari bersedekap dada.

"Muka Zetta langsung bete dong liat Leo dateng," sahut Ben melirik Dika yang tertawa.

Dika merangkul Zetta tetapi gadis itu tepis kasar tangannya. "Tenang. Kita punya sesuatu yang istimewa buat lo malem ini."

"Istimewa apanya?" Zetta mengangkat alis lalu melirik Rico yang nampak tengah menatap murka Emillio yang berbicara dengan Ibunya. "Pesta belum dimulai  tapi Rico si pemilik pesta yang dari ujung kaki sampai kepala semua yang dia pakai bermerk kok udah kalah saing aja sama Leo yang pakaiannya hasil lelangan di pasar."

Rico spontan menatap ke arah Zetta. "Lo ngehina gue? Berani banget lo nyamain gue sama anak haram itu!"

"Lihat?" Zetta menunjuk ke arah tamu-tamu pesta itu, beberapa dari mereka adalah para gadis yang kedapatan mencuri pandang pada Emillio kemudian tersenyum sendiri.  "Yang ngadain pesta siapa, yang jadi pusat perhatian siapa bahkan nyokap lo sendiri aja sampe ramah banget sama dia."

Rico menendang kursi di dekatnya sembari memalingkan wajah. Tak pernah terbayangkan dalam benaknya kalau pesta yang seharusnya di mana ia akan menjadi pusat perhatian malah diabaikan karena kedatangan Emillio.

Laki-laki itu berjalan angkuh mendekati Emillio lalu menahan tangan Emil yang hendak meminum oranye juss pemberian Milly.

"Ma." Rico menatap Milly lalu beralih pada Emil. "Ngapain ngasih minuman kayak gini sih ke dia? Lidahnya mana cocok kan biasanya dia minum air got."

Baik Dika maupun Ben tertawa lain hal dengan Zetta yang masih bersedekap dada malah memalingkan wajah.

"Rico apa-apaan sih kamu!" Milly menatap tajam sang anak yang malah berseru pada semua orang di sana.

"Woy kalian!" teriak Rico lalu mendorong kuat Emil hingga tersungkur. "Di pesta gue malam ini, dia akan melayani kalian karena dia_ Babu kita semua!"

Lagi dan lagi Ben serta Dika tertawa lain hal dengan Keyla juga Milly yang berang pun dengan Emil yang tersenyum miring seolah tahu, hal semacam ini akan terjadi.

"Lo kan emang gitu. Apa-apa harus dilayani, apa-apa butuh pelayan." Emil bangkit menatap Rico remeh. "Karena lo- si manja anak Mama."

Semua orang tertawa bahkan Zetta dan kedua teman Rico membuat telinga Rico memerah karena malu. Tangan laki-laki itu terkepal kuat tetapi ia berusaha menahan mati-matian emosinya.

Ajang senang-senang di mana beberapa orang yang seharusnya menikmati pesta diiringi musik dan minuman sembari tertawa bersama teman-temannya malah berakhir menyaksikan dua pemuda bersitegang panas.

Milly sudah panik sendiri, berulang kali menarik tangan Rico menjauhi Emillio tetapi anaknya itu keras kepala dan terus bersikap seolah menantang Emil.

"Kalian nikmati minumannya," ujar Milly kepada beberapa tamu sembari tersenyum tak enak.

"Gue mau ngasih tahu kalian tentang sebuah rahasia." Rico menyapu seluruh ruangan dengan pandangannya. "Tentang anak haram yang gak diharapin ada di dunia ini."

EMILLIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang