32| Pembully yang jatuh cinta sama korbannya

13K 2.8K 954
                                    

Ada yang beda dari Zetta hari ini di sekolah. Sedari saat gadis itu berjalan di lorong, dia terus tersenyum manis bahkan menunduk sopan pada guru yang tak sengaja ia lihat.

Beberapa orang yang mengenal Zetta dari lama tentu heran bahkan tak sedikit dari siswi-siswi mulai berbisik sepanjang lorong.

"Eh kesambet jin baik hati kali tuh si queen of bullying."

"Semoga jin baik hatinya menetap di tubuhnya. Aminn."

"Karma dia jadi pembully eh sekarang malah jatuh cinta sama korbannya."

Zetta mengibas-ngibaskan tangannya. Pipi sampai telinganya memerah. "Sabar, Ta, sabar. Orang baik tuh berat ujiannya."

"Kalau Zetta gak baik hati, pasti udah cakar tuh mulut jelek mereka," lanjutnya.

Kebetulan di tempatnya berdiri, Keyla lewat dan terus menatap dengan kernyitan di dahi. Mungkin, gadis itu termasuk salah satu siswi yang heran akan perubahan Zetta hari ini.

"Apa lo liat-liat?" tanya Zetta melotot. "Insecure ya liat kecantikan gue?"

"Gue cuman mau ngingetin satu hal sama lo," ujar Keyla kalem. "Emillio bukan nyuruh lo buat berubah sepenuhnya. Dia pasti ingin lo jadi diri sendiri."

"Terus menurut lo, apa salahnya gue sedekah sama senyuman setiap hari?"

"Gue ngerasa kayak lo bukan Zetta jadinya dan gue yakin lo nggak nyaman dengan hal itu," balas Keyla membuat Zetta bungkam lebih tepatnya tak punya kata yang tepat untuk menampik ucapan gadis itu.

"Lo cuman perlu sedikit lebih sopan gak lebih. Jangan bertingkah semaunya. Nyelonong masuk rumah orang tanpa ijin dan bersikap mendominasi di dekat Emil. Lo ngerasa gak sih, tingkah lo itu justru buat Emil ngerasa gak ada harga dirinya di dekat lo," jelas Keyla panjang lebar.

Zetta mengedip beberapa kali. Teringat semua tingkah lakunya sekarang membuatnya malu. "Gitu ya?"

Keyla mengangguk.

"Tumben lo ngasih kritik dan saran sama gue." Zetta menatap curiga gadis berambut sebahu di depannya. "Bukannya lo juga sering caper sama Leo?"

Keyla tersenyum kecil. "Gue cuman mau yang terbaik buat Emil, gak lebih. Yaudah gue masuk kelas dulu, ya. Dahh."

💦💦💦

Bell pulang berbunyi menandakan seluruh jam pelajaran telah usai. Zetta melihat ke arah Emillio lalu perlahan mendekati laki-laki itu. "Boleh pulang bareng?"

Emillio menoleh ke arah gadis yang sekarang menatap penuh harap dirinya. "Tumben lo ijin?"

Zetta tersenyum. "Boleh kan?"

Dijawab anggukan setuju oleh Emillio membuat gadis itu memekik senang.

"Gue maunya naik sepeda," ucap gadis itu saat Emillio hendak membuka pintu mobil hitam milik neneknya.

Laki-laki itu menghela napas lalu perlahan berjalan ke belakang mobil dan mengeluarkan sepeda di sana membuat mata Zetta berbinar senang.

"Kok tumbenan baik sama gue?" tanyanya tetapi Emillio hanya diam saja dan malah menghampiri supirnya.

"Bilang sama Nenek ya kalau hari ini gue pulang sama temen da-"

"Pacar," sahut Zetta tak tahu malu dibalas tatapan tajam Emillio membuatnya diam.

Pak supir tertawa kecil lalu mengangguk menuruti ucapan cucu majikannya.

EMILLIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang