54. EMILLIO {End}

20.2K 2.3K 928
                                    

Milly berjalan tergesa menuju ruang rawat putranya. Setelah ia sampai, dia menahan napas melihat Rico menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kenapa kamu bohong sama Mama? Doker bilang kamu udah siuman dari kemarin!" bentaknya tak dapat menahan emosi.

"Menjijikkan." Rico mendongak, menatap tepat retina mata sang ibu. "Kamu masih tak malu menyebut dirimu seorang ibu?"

"Apa maksudmu?" Milly bertanya bingung.

"Mama tahu pasti apa yang aku maksud!" Rico berteriak frustasi.

Milly tak mengerti dan mencoba mengambil segelas air di atas nakas untuk memberikannya pada Rico berupaya membuat anak itu tenang.

"Aku tahu rencana Ayah Darko sama Mama," ucap Rico.

Gelas di tangan Milly jatuh, membentur lantai dan menciptakan keributan.

"Kalau anak kandung Mama sendiri aja begitu mudah Mama singkirkan apalagi aku?"

Rico menangis sementara Milly terdiam dengan pandang kosong ke lantai.

Rico menghapus kasar air matanya. "Pulanglah. Istirahat karena pura-pura kehilangan dan menyesal pasti butuh banyak tenaga seperti kebiasaan Mama selama ini di depan Papa."

Air mata turun begitu saja melewati pipi Milly yang terdiam seribu bahasa.

Wanita itu melangkahkan kaki linglung keluar kamar rawat Rico. Ia terduduk di lantai yang dingin dan bersandar di pintu yang tertutup.

"Apa yang akan kamu katakan pada orang-orang yang penasaran kenapa usia Emillio lebih tua dari usia pernikahanmu dengan ayahnya?"

"Masalahnya ada pada anak itu, Emillio. Kamu sadar tidak sih, kehadirannya itu mencoreng nama baik keluarga! Kamu lihat ayah ibumu? Kamu tidak kasihan sama mereka?"

"Jangan berani datang kemari selama kamu masih berhubungan dengan anak itu!"

"Aibmu yang sudah kami kubur dalam-dalam hancur karena kedatangan anak itu!"

Tubuh Milly bergetar hebat mengingat ucapan menyayat hati dari bibinya.

"Aku akan menyerahkannya. Emillio."

Milly meremas kuat dress berwarna putih yang dikenakannya dengan isakan demi isakan yang semakin lama terdengar memilukan.

Namun, di tengah upaya Emillio bertahan dari serangan Darko, siapa orang pertama yang dihubunginya?

Ibunya.

Milly menatap ke arah ponselnya yang berdering. Tertera nama Emillio di layar.

Tangannya semakin gemetar. Tapi, pada akhirnya dia memilih menghancurkan benda yang tak bersalah itu dan kembali menangis.

Ponsel di tangan Emillio nyaris terjatuh. Anak itu mengusap peluh di dahi yang tak henti bermunculan sementara tangan kanan terus memegang perutnya berusaha mencoba menghentikan pendarahan.

"Emillio! Keluar kamu!"

Suara Darko terus terdengar sesekali pria itu tertawa senang sementara ia bersembunyi karena terus kehilangan tenaga. Emillio tidak bisa menghadapinya dengan keadaan seperti ini.

"Aku akan memberitahumu sebuah rahasia!" Ucap Darko mencari di setiap sudut gedung tua itu tapi, tetap tak menemukan persembunyian Emillio.

"Mau tahu siapa yang membantuku melakukan ini semua padamu?"

Emillio tak mengindahkan ucapan Darko dan terus menghubungi ibunya.

Darko memutarkan sebuah rekaman. Ia mendengar suara yang amat ia kenal.

EMILLIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang