34| Perasaan Emillio

12.1K 2.9K 2.3K
                                    

Apa ini pantas disebut kencan? Sedari tadi Zetta hanya duduk bosan sementara laki-laki itu, Emillio malah bersandar di pohon sembari memejamkan mata.

Zetta berdecak. "Leo! Lo adalah cowok paling gak romantis yang pernah gue kenal di alam semesta ini."

"Iya."

Zetta gregetan. Tapi, di bawah pohon dan angin malam yang menyejukkan mendadak ia terpaku pada sinar bulan yang menerpa wajah laki-laki itu.

Perlahan, ia mengukir sebuah senyuman lalu mendekatkan wajahnya hingga memiliki sedikit jarak dengan wajah Emillio yang matanya terpejam.

"Bibit unggul banget anaknya Om Dareen," batinnya.

Tiba-tiba mata indah itu terbuka, tatapan matanya tepat mengarah ke retina mata Zetta.

Gadis itu sampai terjungkal ke belakang saking kagetnya dan langsung gelagapan. "Ekhem itu ..."

Bola matanya berpendar gelisah. "Gue gak berniat cium Lo kok sumpah. Gue emang agresif tapi gue gak seburuk yang Lo pikirin."

"Emang Lo tahu apa yang gue pikirin?" tanya laki-laki itu mengangkat alis.

Zetta menggeleng, Emillio tertawa kecil. Suara ponsel berdering nyaring, laki-laki itu merogoh saku lalu bangkit dan berjalan sedikit menjauh dari Zetta untuk mengangkat panggilan.

Dari kejauhan Zetta melihat Emillio tersenyum kecil dengan kedua telinga memerah membuatnya menatap curiga. Mulai merasa takut kalau saja Emillio punya gadis lain yang dekat dengan laki-laki itu selain dirinya.

Maka ketika Emillio kembali duduk di sampingnya, bawah pohon yang berjarak sekitar lima langkah kaki orang dewasa dari danau. Segera saja Zetta bertanya, "Siapa?"

"Ada tadi."

"Ya makanya siapa. Keyla si cewek caper itu lagi?"

Emillio menatap Zetta sebentar. "Bukan."

"Terus siapa kok tumben-tumbenan sampai senyum dan malu gitu," sindir Zetta.

"Pengen tahu banget ya?" Emil mengangkat kedua alis.

Zetta kesal. "Iyalah! Cewek atau cowok?"

"Pilihannya cuman dua?" Tanya Emil dibalas anggukan Zetta.

"Cewek kan?" tebak gadis itu membuat Emillio mengangguk membenarkan. "Tuhkan."

"Semenjak mereka tahu Lo anak orang kaya, banyak yang caper kan?" tanya gadis itu sekali lagi.

Emillio hanya diam saja tetapi Zetta yang tak bisa menahan gejolak di hatinya terus memburu dengan banyak pertanyaan.
"Lebih cantik mana sama gue?"

"Dia yang paling cantik," jawab Emillio tenang.

Zetta membulatkan bibirnya dengan mata terbuka. Tanpa, menjaga perasaanya Emillio memuji gadis lain di depannya? Sungguh, benar-benar tak punya perasaan.

"Gue pikir, gue satu-satunya cewek yang deket sama Lo," gumamnya parau. Emillio mengedikkan bahu tak peduli.

"Lo lebih deket sama gue atau dia?" tanya Zetta menatap sedih.

"Dia."

Napas gadis itu berhembus terburu, keringat dingin mulai terlihat di dahinya. "Nyebelin."

"Apanya?"

"Lo," balas Zetta ketus. Tak ada lagi kelembutan dalam nada suaranya. "Bagi Lo, dia seperti apa?"

Emillio mengetuk jari tekunjuknya di dagu seperti orang berpikir. "Mungkin, segalanya."

EMILLIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang