30| Luka yang sulit sembuh

12.9K 2.8K 700
                                    

Emillio memasuki rumah besar neneknya sembari membuka topi, masker, dan tak lupa juga kaca mata hitam yang selalu ia gunakan ketika berpergian.

Neneknya menyambut sembari membawakan nampan yang di atasnya terdapat segelas susu.

"Gimana perkembangan kamu? Apa kamu nyaman sama psikiater yang Nenek kenalkan?" tanyanya.

Emillio tersenyum tipis sembari berjalan ke sofa dan duduk untuk mengambil segelas susu itu lalu meneguk sampai tandas.

"Sulit, Nek." Menatap mata Rosa dalam. "Waktu gak bisa nyembuhin luka batin. Tugasnya terkadang cuman buat kita terbiasa sama luka itu."

"Kamu sudah berusaha sweatheart," balas Rosa sedih sembari mengusap kepala cucunya penuh kasih sayang. "Pelan-pelan, ya kita keluar dari kegelapan itu."

"Masa laluku penuh sama kepahitan," katanya menatap langit-langit kamarnya. "Bahkan di saat aku mencoba hidup lebih baik di masa sekarang, masa laluku yang kelam terus mengikutiku untuk mengganggu tidurku."

Rosa terdiam seribu bahasa. Dalam hati terus menyalahkan diri kalau dirinya adalah salah satu penyebab Dareen kabur dari tanggung jawab hingga menyebabkan kekacauan pada hidup cucunya.

Terus bertanya, apa masa kecil bahagia yang mereka renggut dari Emillio bisa ia tebus sekarang?

"Oh, iya, Nek." Emillio bangkit berdiri. "Aku udah mutusin buat kembali ke sekolah."

"Tapi, Sayang. Bukankah kamu masih perlu banyak waktu?"

"Lalu sampai kapan?" tanya Emillio menghembuskan napas panjang. "Terus berdiam diri di sini enggak bikin aku gak mimpi buruk lagi tentang mereka yang dulu memperlakukanku seperti binatang. Nenek gak usah khawatir."

Remaja itu pergi ke kamarnya. Bertatapan sebentar dengan Bibi Dina yang tubuhnya bergetar tengah berdiri di dekat anak tangga.

Yang Neneknya tak tahu, pembantu rumah tangga kepercayaanya adalah salah satu penyebab trauma di masa lalunya.

Lalu selepas kepergian anak itu, Rosa kedatangan tamu. Temannya. Rambutnya sudah tak berwarna hitam dan dia sekarang juga memakai kaca mata supaya bisa melihat dengan jelas.

"Seperti biasa, maaf banget Rosa tapi aku malu terus meminta dan menyusahkan anakku Jessika. Kedatanganku ke sini ingin meminjam uang lagi buat Keysa."

Tepat sekali. Entah ini permainan takdir atau bukan tetapi Rosa sama sekali belum mengatahui kalau orang-orang yang kerap ia berikan pertolongan

Adalah orang-orang yang menyebabkan luka di hati cucunya. Bibi Dina dan Neneknya Keyla.

💦💦💦

Selain Emillio ternyata Dika juga termasuk salah satu murid yang jarang masuk. Bahkan, hari ini ketika ia memutuskan kembali ke sekolah hanya untuk memohon-mohon pada Rico untuk membujuk ayahnya supaya membebaskan Pak Tarjo dari penjara.

Untuk yang kedua kalinya, Dareen memasukkan pria itu ke jeruji besi. Pertama, saat ia terbukti melakukan kekerasan pada Emillio kecil dan kedua saat ia terbukti menjadi pelaku penabrakan pada Milly dan Leo.

Dan Dika memohon pada orang yang salah. Kemarin dia masih menjadi geng Rico tetapi saat terbukti kalau dirinya bukan anak orang kaya seperti yang kerap kali ia ceritakan, semua yang dulunya menyebut diri mereka sebagai 'teman' menjauhinya dan menatap dirinya seolah ia adalah makhluk menjijikkan.

"Gue gak tahu lo punya muka berapa buat kembali ke sini," ucap Rico berdecih meremehkan. "Setelah membohongi kami semua, punya nyali berapa lo buat ke sekolah?"

EMILLIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang