suara dering dari ponsel yang di simpan disisi ranjang membuat sunhee yang sedang berbaring dari tidurnya mengubah posisi menjadi terduduk, ia mengambil ponselnya dan mengamati nama yang tergurat dengan jelas dilayar handphone, ia sedikit menyimpulkan senyum lalu memencet tombol hijau dan menempelkan ponselnya di telinga sebelah kanannya.
" hallo? "
" malam ini free? " suara yang cukup berat terdengar dari arah sebrang telfon
" gw free kok, kenapa emangnya? "
" gw mau ajak lo jalan hee, bisa? "
sunhee melirik sekilas ke arah jendela balkon kamarnya setelah itu ia memajukan sedikit bibirnya dan menurunkan bahunya lesu
" hujan "
" gw udah ada di depan rumah lo "
mendengar pernyataan dari sang penelpon sunhee melebarkan matanya lalu bergerak terburu buru untuk keluar dari kamarnya dan turun untuk melihat sang penelpon yang kini sudah berdiri memegang payung sambil tersenyum ke arah sunhee.
" park sunghoon! ngeselin, lo bikin kaget " sunhee masih belum mematikan sambungan telpon dari sunghoon, lalu terlihat di sebrang sana sunghoon mematikan telponnya dan terkekeh sambil menghampiri sunhee.
" syukurlah, lo kesini engga hujan hujanan lagi kaya kemarin, ayo masuk "
sunghoon menaruh payungnya lalu mencekal tangan sunhee menahannya untuk masuk kedalam rumah. " gw mau kita keluar "
sunhee mendengus sebal lalu setelahnya menganggukan kepalanya " biar gw ganti baju dulu, ga lucu cuman pake piyama " lagi lagi saat sunhee akan memasuki rumah, sunghoon kembali menahannya. " ga usah, gw ga akan bawa lo ketempat jauh, gw cuman pingin jalan di taman deket rumah lo, ayo "
sunghoon kembali mengambil payungnya yang ia simpan di teras, lalu menarik pelan tubuh sunhee membawanya kedalam pelukan dengan berbagi payung.
setelah 5 menit mereka berjalan ke arah taman, kini keduanya tengah meneduh disalah satu pos terbuka sambil melihat langit malam yang tengah menitikan bulir bulir air hujan.
" sunhee " sunghoon membuka suara terlebih dahulu lalu menatap ke arah sunhee yang masih terlihat asik menatap langit malam sambil memeluk dirinya sendiri.
" hm? " sunhee membalas ucapan sunghoon dengan deheman yang keluar dari mulutnya.
" lo percaya ga? kalau hujan mengingatkan kehangatan yang dibalut sama suara rintik air hujan? " sunhee tidak menjawab pertanyaan sunghoon ia hanya terdiam sambil menundukan kepala nya melihat aspal taman yang basah terkena air hujan.
" hujan itu mengingatkan tentang memori, rindu, harapan dan guyuran kenangan yang terpercik dari setiap tetes yang jatuh " sunghoon membuka jaketnya lalu menyimpannya di bangku pos dan dengan tiba tiba mengulurkan tangannya ke arah sunhee. pergerakan sunghoon yang tiba tiba membuat sunhee mengerutkan keningnya heran seolah meminta penjelasan dari pria yang berada dihadapannya ini.
" sunhee, lo mau lukis kenangan sama gw di bawah hujan ga? " ucapan yang sunghoon lontarkan tiba tiba membuat sunhee tersenyum lebar dengan kepala yang ia anggukan mantap, entah keberanian dari mana sunhee membalas uluran yang sunghoon berikan dengan begitu semangat.
mereka berdua kini berdiri di bawah hujan dengan kepala yang mereka arahkan ke atas, agar air hujan yang turun dari langit bisa mereka rasakan walaupun dingin tapi menurut mereka itu menyenangkan.
sunghoon terlebih dahulu menurunkan kepalanya lalu menatap sunhee dengan senyuman yang tak dapat di artikan, melihat sunghoon yang menatapnya sunhee pun ikut menatap sunghoon dengan mata yang ia sipitkan karena air hujan yang mengganggu matanya.
sunghoon mendekatkan kepalanya ke arah sunhee yang kini diam mematung membiarkan gerak gerik yang sunghoon berikan, tanpa sunhee duga sunghoon menempelkan bibirnya kepada bibir sunhee dengan mata yang terpejam seolah dirinya terbawa suasana dengan kondisi saat ini.
tiba tiba satu bulir air asin turun sari kelopak mata sunhee, walaupun air matanya tidak terlihat karena air hujan yang membasahi wajahnya. entah kenapa ciuman yang sunghoon berikan kepadanya seolah menyakitkan, ada rasa yang tidak begitu mengenakan dihati sunhee, tapi dengan begitu sunhee tidak melepaskan ciuman yang di berikan sunghoon justru ia ikut terpejam dengan air mata yang secara terus menerus keluar dari matanya.
.
.
.
.
." gomi, hujannya udah reda, kuylah makan, gw laper " yang di panggil gomi mengalihkan pandangannya dari buku catatan menjadi kearah pria berambut hitam dengan dahi lebar yang kini tengah merengek merasa lapar.
" soto ayam kaki lima gimana? " gomi berucap sambil merapikan bukunya lalu ia susun rapi kedalam tas.
mereka berdua kini berada di salah satu perpustakaan kota, berniat untuk menyelesaikan tugas matematika yang diberikan oleh wali kelas mereka. tapi bukannya mengerjakan tugas, pria yang merengek kelaparan itu justru malah mengelilingi dari ujung hingga ujung hanya sekedar melihat lihat isinya.
" kaki lima? oke ga masalah, ayo " pria itu dengan terburu buru keluar dari perpustakaan meninggalkan kantong nya yang membuat gomi geram dan mengambil tas pria yang dari tadi bersamanya dengan sedikit hentakan.
" jay pelan pelan ih " gomi mencoba berlari menyusul jay yang kini sudah berada di sebuah stand soto ayam dipinggiran kota. gomi terkekeh lalu menggelengkan kepalanya heran dan menyusul jay yang katanya sudah memesan sotonya.
" btw jay, lo ga merasa ilfeel gitu makan di kaki lima gini? " mendengar pertanyaan gomi, jay mengerutkan keningnya lalu setelahnya terkekeh
" ngapain ilfeel. lo tau ga? kalau vibes jaman 90 an dulu, orang orang yang makan di kaki lima gini udah termasuk hal yang paling enak, hemat biaya pula. di tambah pemandangan di depan ada taman sama kendaraan yang berlalu lalang gini. beda sama di cafe atau restoran, pemandangannya itu itu aja "
" serius? gw ga nyangka lo jawab gini " gomi menjeda ucapannya lalu tersenyum simpul " secara lo kan keluarga terpandang gitu "
jay menatap gomi sambil menggelengkan kepalanya " keluarga terpandang bukan berarti juga ga suka suasana pinggir jalan begini. ya gw tau mungkin kebanyakan orang terpandang bilang kalau makan atau jalan di tempat yang bahkan banyak kendaraan lewat menganggap itu kotor dan ga sehat. tapi beda lagi kalau gw yang bilang. suasana kaya gini justru bikin gw berasa bebas, lupain sejenak semua masalah. ditambah sisa bulir bulir air dari hujan yang jatuh dari daun bikin adem "
" gomi " jay kini mengubah nada bicaranya menjadi lebih serius, yang membuat gomi mau tak mau menatapnya.
" lo tau ga apa yang gw rasain sekarang? " gomi reflek menggeleng menjawab pertanyaan jay.
" bahagia banget. itu yang setiap gw rasaian kalau deket sama lo. ya memang awalnya setiap gw deket sama lo kaya berasa jauh banget, tapi sekarang engga " jay menjeda ucapannya lalu tersenyum tulus " gomi, tetep jadi sahabat gw ya? gw ga mau kehilangan lagi "
selamat hari jumaat. . .
vote dan komen kalian berharga buat aku-!
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Vampire ; Park Sunghoon
Vampire" gimana tampilan gw menurut lo? muka pucat gw? mata tajam gw? dan taring yang keluar saat mencium darah manis dari tubuh lo? darah adalah hidupnya bagi seorang vampire, vampire yang bersatu dengan manusia pasti akan membawa hal buruk bagi manusia...