" sunhee! bangun sayang udah siang! " eunha berusaha mengguncang tubuh sang putri untuk segera bangun.
" nghh " lenguh sunhee " apa sih ma?! " tanya sunhee dengan nada sedikit tinggi pada sang ibu. dirinya masih kesal dengan ucapan sang ibu kemarin. dirinya belum ada sehari menjalin hubungan dengan sunghoon tapi eunha sang ibu malah menyuruhnya unruk mengakhiri hubungannya dengan sunghoon.
" bangun,kamu gak akan sekolah? " tanya eunha halus sambil menyingkirkan rambut yang menutupi wajah anaknya.
" tumben kok mama nyamperin aku? " sunhee mengerenyit heran.
eunha menggeleng " mama cuman mau liat putri mama ini yang makin dewasa dan bertambah cantik " tangannya mengelus pipi sunhee. eunha terkekeh anaknya ini mewarisi pipi chubby-nya, sorot matanya menatap anak semata wayangnya itu teduh.
beda dengan sunhee, gadis itu menatap sang ibu tajam. eunha melihat itu pun meringis, biasanya mata itu menatapnya dengan binar kecerian dan penuh kasih sayang, mata itu sama seperti milik seorang lelaki yang dulu pernah mengisi hatinya juga hari harinya yang indah sebelum sebuah kejadian yang masih belum bisa ia lupakan sampai sekarang merengut nyawa lelaki itu, eunha rindu sosok lelaki itu. ia sebenarnya sedih melihat sunhee menatap dirinya seperti itu. tapi ia memaklumkan putrinya, mungkin putrinya itu masih kesal dengan kejadian kemarin.
" mama mending ke-- " ucapan sunhee terpotong.
" mama kangen bangunin kamu kayak gini... udah lama rasanya mama gak lakuin hal ini sama kamu " eunha menjeda ucapannya karena tiba tiba dadanya terasa sesak " maafkan mama karena sudah banyak melewatkan momen bahagia sama kamu dan kurang memperhatikan kamu selama ini,maafkan mama.. " eunha tanpa sadar meneteskan air matanya.
sunhee mendudukan dirinya melihat air mata sang ibu yang jatuh hatinya mendadak meluluh, apalagi mendengar kata kata yang barusan ibunya ucapkan hatinya nyeri. tadinya ia akan bersikap acuh namun niatnya urung.
" mulai sekarang mama akan menjadi ibu yang lebih baik lagi. hanya kamu yang mama punya sekarang sunhee, mama gak bisa kalau kehilangan kamu " air mata eunha keluar semakin deras hingga berjatuhan membasahi sprei kasur. tangannya masih setia mengusap pipi putrinya.
" ma.. " panggil sunhee. tangannya menghapus air mata yang terus mengalir di pipi sang ibu " menurut aku mama udah jadi ibu paling hebat didunia ini. mama bisa membersarkan aku seorang diri tanpa adanya suami disamping mama, mama kerja untuk penuhin kebutuhan aku dan membelikan apapun yang aku mau, mama kasih aku kasih sayang yang begitu berlimpah, mama ada disamping aku sekarang pun aku udah bersyukur sama tuhan. mama... Mama..." tenggorokannya kering, air yang menggenang dipelupuk matanya ia buru buru hapus agar tidak jatuh. sunhee sudah tidak mampu melanjutkan ucapannya.
" mama gak mau kehilangan kamu sayang " ucap eunha langsung memeluk putrinya erat, seakan suatu saat sunhee akan pergi jauh darinya.
sunhee membalas pelukan eunha tak kalah erat. " sunhee gak akan kemana-mana ma, aku bakal terus sama mama "bisik sunhee pada eunha.
tangisan Eunha semakin menjadi tapi sekuat mungkin ia redam suaranya agar tidak terdengar oleh putrinya.
" janji sama mama? " ucap eunha lalu menyodorkan kelilingnya.
" apaan sih ma aku bukan anak kecil ya! " sunhee yang melepas pelukannya dari eunha, sunhee cemberut dengan tangan bersedekap didada.
eunha tersenyum melihat tingkah putrinya. " ayo dong! pegel nih tangan mama "
dengan wajah cemberut sunhee terpaksa menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking sang ibu. setelahnya mereka saling tatap lalu tertawa bersama melihat kelakuan mereka tadi yang seperti anak anak.
" kamu sudah berama lama berhubungan sama unghoon? " tanya eunha membuat suasana yang tadinya riuh dengan tawa seketika hening.
" aku baru jadian sama dia kemarin ma " jawab aunhee.
" kamu gak lupa kan sama perkataan mama kemarin? "
tubuh Sunhee menegang " ma.. kok mama tega sih sama aku? kira aku mama udah lupa sama perkataan mama kemarin " sunhee menunduk merasa hatinya sakit kembali.
" nak, ini demi kebaikan kamu sayang. mama janji akan kasih yang kamu mau " eunha menggenggam tangan sunhee dengan tatap memohon.
" ma aku cinta sama sunghoon "
" tapi nak sunghoon bukan laki laki yang baik untuk kamu." ujar eunha yang kini berganti dengan sorot khawatir menatap putrinya.
" kok mama bisa bilang begitu? bahkan mama belum pernah ketemu sama dia?! " sunhee berucap dengan nada sedikut membentak sang ibu, emosinya tiba tiba mendadak naik lagi.
" mama tau mana yang terbaik buat kamu. jadi ikuti saja perkataan mama, putusin sunghoon mama kasih waktu 3 hari untuk kamu " putus eunha. sebenarnya
ia tidak tega berbicara seperti itu pada sunhee tapi ini demi kebaikan putrinya." MA!! aku cinta sama sunghoon pokoknya aku akan pertahankan sunghoon sebisa aku! dan mama jangan ikut campur dalam hubungan aku dan sunghoon " tegas sunhee lalu berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap kesekolah.
" mama gak mau kamu bernasib sama dengan papa kamu " eunha tidak dapat membendung isak tangisnya lagi, mengingat kejadian dimasa lalu membuka luka lama yang sudah berusaha ia tutup terbuka lagi.
.
.
.
." SUNGHOON! " panggil sunhee saat melihat punggung lebar lelaki itu.
sunghoon membalikan badannya saat namanya dipanggil seseorang. tidak jauh dari dirinya berdiri seorang gadis dengan rambut sebahu melambai padanya dengan sedikit berlari untuk mendekat, senyum sunhee mampu membuat hati sunghoon menghangat.
sunhee meneliti penampilan sunghoon dari atas sampai bawah " ihh kok ini gak dikancingin, ini juga dasinya kok miring gini. makanya kalo pake itu jangan terburu buru jadinya gak rapi kan? " omel sunhee melihat penampilan sunghoon yang tidak rapi.
" udah yuk! " dengan ceria sunhee berjalan mendahului aunghoon.
untung tidak ada yang memperhatikan mereka tadi, kalau ada bisa bisa mereka menjadi bahan gosip satu sekolah mungkin?
sunghokn mengikuti gadis yang kemarin berstatus sebagai pacarnya itu dari belakang, bibirnya mengulum senyum melihat tingkah gadis itu padanya.
langkah lebarnya mampu menyeimbangi langkah sunhee. ia mengambil tangan gadis itu untuk ia genggam. sunhee yang kaget melihat tangannya, buru buru ia lepas genggaman sunghoon.
" ini masih disekolah! " peringat sunhee menatap sunghoon tajam.
sunghoon bukannya merasa takut ketika ditatap seperti itu, malah ia rasanya ingin membawa pacarnya itu untuk ia bawa pulang. lucu sekali!
sunghoon mengedikkan bahu lalu kembali menggenggam tangan kekasihnya itu tanpa memperdulikan sang empu yang terus mengomelinya sembari memukul-mukul lengan atasnya agar tangannya bisa lepas.
" sunghoon! lepas gak?! " ucap sunhee dengan nada galak.
tiba tiba dari arah belakang seorang lelaki yang tingginya hampir sama dengan sunghoon menarik tangan sunhee sehingga gadis itu tertarik dan tautan tangan mereka pun terlepas.
sunghoon langsung menoleh kebelakang untuk melihat sunhee. matanya menatap nyalang lelaki yang kini memegang tangan kekasihnya.
" lepas tangan lo dan tangan pacar gw! "
hihi di gantung, bentar lagi ending huhu..
kode kode di chapter sebelumnya bakal terpecahkan di ending.
vote komen kalian berharga buat aku-!
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Vampire ; Park Sunghoon
Vampire" gimana tampilan gw menurut lo? muka pucat gw? mata tajam gw? dan taring yang keluar saat mencium darah manis dari tubuh lo? darah adalah hidupnya bagi seorang vampire, vampire yang bersatu dengan manusia pasti akan membawa hal buruk bagi manusia...