2 tahun kemudian..
dengan tubuh yang di balut oleh hoodie berwarna biru gelap, dirinya terduduk di rerumputan dengan hamparan danau di depannya. sesekali ia mendongakkan kepalanya guna melihat danau dengan permukaan air yang terlihat tenang.
di danau inilah, dirinya mulai mengenal apa itu dunia luar. pepohonan yang menjulang tinggi, nyanyian dari burung yang melintas di udara, suara dedaunan yang tertiup oleh angin, benar benar membuat tempat ini begitu nyaman untuk di diami dalam jangka waktu yang lama.
ditempat yang tenang ini, dirinya memejamkan mata untuk beberapa saat. imajinasinya, mengingatkan seorang 2 laki laki kecil yang tengah berlarian di tepi danau dengan kedua tangan yang sibuk memercikan air pada tubuh satu sama lainnya. suara tawa anak kecil yang sedikit melengking mampu membuat nya menyinggung kan senyum tipis seolah menikmati suasana saat itu.
keempat tangan kecil di imajinasinya, sibuk menggali tanah untuk menemukan hewan invertebrata, yang mampu hidup di dalam tanah. kedua bola mata laki laki kecil itu melebar, saat mereka melihat seekor cacing tanah yang bergerak menggeliat hebat seolah ingin kembali tertibun oleh tanah yang menjadi tempat ter nyamannya.
salah satu laki laki kecil itu mengambil hewan menggeliat tersebut, lalu meletakkannya di telapak tangan sebelah kiri dan menatap hewan invertebrata itu dengan serius, seolah sedang meneliti bagian bagian dari tubuh cacing tanah berwarna merah kecoklatan itu.
" sunghoon, apa itu tidak menjijikan? pasti terasa geli saat kau menyimpan dia di telapak tangan mu kan? "
laki laki kecil lainnya bergidik ngeri, kala saudara laki lakinya tidak merasa jijik untuk menampung hewan panjang itu di telapak tangannya. yang namanya di panggil hanya menggelengkan kepalanya polos.
" tidak jake! ini menyenangkan, cacingnya menggeliat, lucu!! "
yang bernama jake memegang tangan kiri saudara laki lakinya, lalu sedikit mengibas tangannya agar cacing itu kembali jatuh ke permukaan tanah.
" sudahlah, ayo pulang. nanti ayah mencari. kau juga kan tidak boleh berlama lama di luar. nanti ada monster menyerang hih!!! "
sunghoon kecil memajukan bibirnya, ia menunduk lesu dan sedikit melukis tanah menggunakan jari kecilnya. jake yang melihat itu menatapnya dengan heran.
" kenapa ayah selalu melarang ku untuk pergi keluar? aku masih mau disini, disini indah!! udaranya sejuk aku menyukainya "
jake tersenyum " bukan hanya kau saja yang menyukainya. aku pun juga suka! nanti, lain kali kita pergi kesini lagi bersama ku dan heeseung ya? sekarang kita harus pulang dlu! "
sunghoon terdiam untuk beberapa saat, bibirnya masih mengerucut maju dengan tangan yang terus sibuk melukis tanah dengan jari kecilnya. namun, tiba tiba sunghoon kecil menghentikan kegiatannya dan menepuk pundak jake sedikit keras dan langsung berlari dengan cekikikan anak kecil yang keluar dari mulutnya.
" jake kena! ayo kejar sunghoon "
jake tersentak kala bahunya di tepuk keras oleh sunghoon. namun beberapa saat kemudian dirinya beranjak dan segera mengejar saudaranya yang terlihat masih tertawa riang sambil sesekali melihat ke arahnya.
sesaat, sunghoon membuka kembali matanya. ia termenung mengingat kejadian beberapa tahun lalu saat dirinya dan jake masih terbilang cukup kecil. kotak yang sangat kecil terus sunghoon pegang dengan erat, ia masih enggan membuka kotak pemberian sang ayah dengan mengatasnamakan kotak kecil itu milik jake.
sunghoon terus menatap kotak itu. menghela nafas pelan lalu dengan lesu membuka kotak itu perlahan. dilihatnya terdapat 2 buah cincin yang terbuat dari ranting pohon. sunghoon menyinggungkan senyum tipis, lalu mengambil kedua cincin itu. sunghoon terkekeh.
" ini cincin yang lo buat pas gw ga boleh keluar sama ayah kan jake? "
sunghoon terus menatap cincin itu dengan lekat. air matanya tanpa sadar menetes pelan membasahi pipinya " dulu lo bilang cincin ini punya kekuatan hebat, dimana pun keberadaan kita, cincin ini bakal bawa kita bertemu kembali apapun kondisinya. apa kalau gw pake ini sekarang lo bisa kembali jake? "
sunghoon memakai cincin itu, memaksakannya masuk walaupun tidak muat. ia tunggu beberapa saat, namun jake tak kunjung kembali padanya. sunghoon terkekeh menertawai dirinya sendiri, dirinya seperti orang gila yang coba bermain dengan cincin yang hanya cukup untuk jari anak umur 9 tahun dan mempercayai candaan yang di buat jake bahwa cincin itu memiliki kekuatan hebat.
" jake. gw ga munafik kalau gw kangen sama lo, kenapa harus ada yang gugur dari keluarga kita, dan kenapa orangnya harus lo? "
sunghoon menangis. setelah kehilangan ibunya, ia juga harus kehilangan jake yang merupakan saudara dekatnya yang selalu menjaga dirinya setiap hari. sunghoon merindukan dimana moment dirinya dan jake yang cukup banyak memiliki kesamaan. dirinya rindu akan jake yang selalu menjahilinya saat sedang tertidur. ia ingin jake kembali bersamanya.
sunghoon sadar. sekeras apapun ia meminta agar jake kembali bersama keluarganya, jika semesta tidak mengizinkan, sunghoon hanya bisa pasrah dan mengikhlaskan kepergian sang saudara bukan.
memang benar ternyata, dimana ada perpisahan disitulah ada rindu yang sulit untuk di hilangkan. sunghoon bersumpah, bahwa jake adalah kenangan yang tidak bisa di ulang bersama orang lain. kini, biarkan sunghoon belajar apa itu ikhlas. beri sedikit waktu, sebelum ia harus beraktifitas kembali di hari esok.
epilog chap 1
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Vampire ; Park Sunghoon
Vampire" gimana tampilan gw menurut lo? muka pucat gw? mata tajam gw? dan taring yang keluar saat mencium darah manis dari tubuh lo? darah adalah hidupnya bagi seorang vampire, vampire yang bersatu dengan manusia pasti akan membawa hal buruk bagi manusia...