21. Pengaduan Waktu Pada Takdir🕊

45 10 0
                                    

Happy Reading

Saran ost : How I Love The Herartbreak by

Btw, jika ada kalimat rancu dan typo, langsung komen saja, ya. Terima kasih :).

***

Menikmati suasana, itulah yang kini di lakukan Nathan dari tempat duduknya.

Bagaimana tidak, selama pertemuan tiba-tibanya dengan Hanna, baru sekarang ia melihat wajah tertekan Wanita itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimana tidak, selama pertemuan tiba-tibanya dengan Hanna, baru sekarang ia melihat wajah tertekan Wanita itu.

Saat ini, mata semua orang tertuju pada Hanna yang tengah bersiap memperkenalkan dirinya. Ia menarik napas pelan.

"Perkenalkan nama Saya Hanna Jasmine Aurora. Saya adalah karyawan baru di sini. Berharap kita semua dapat membangun kerja sama yang baik sebagai rekan kerja."

Tepukan tangan kecil diberikan beberapa orang padanya. Ada yang tersenyum, namun ada pula yang memperlihatkan raut wajah tak bersahabat dari sudut ruangan. Tentu saja itu tidak menakutkan bagi Hanna, hanya saja rasa ingin menonjok wajah mereka meningkat dalam dirinya.

Nathan tidak memberikan reaksi apapun. Ia mengangguk dalam hening. Sama sekali tak ada yang mau bersuara, mungkin untuk menghargai CEO mereka.

"Bapak, boleh Saya bertanya pada karyawan baru ini?"

Seorang Pria berperawakan kalem, dengan alisnya yang tebal mengangkat tangan. Ia melengkungkan senyum dibibirnya sembari melihat ke arah Hanna.

"Sure, silakan tanyakan."

Sahut Nathan dengan gamblang mempersilakan.

"Baik, terima kasih, Pak. Hanna, Saya ingin bertanya, kamu pernah kerja di perusahaan apa sebelumnya? Dan posisi terakhir kamu di sana sebagai apa?"

Setidaknya di antara semua karyawan di sana, ada satu orang yang begitu baik tersenyum hangat padanya. "Terima kasih pertanyaannya, sebelumnya nama Anda siapa?" Hanna balik bertanya sebagai pembuka.

"Sebastian, panggil saja Tian."

"Oke, Bapak Tian, pertanyaan Anda sangat bagus. Izinkan Saya menjawab. Saya sebelumnya adalah karyawan di perusahaan Lareska, dan posisi terakhir Saya adalah sebagai ketua divisi periklanan di sana," terangnya percaya diri. Hanna menatap mata seluruh orang yang ada dalam ruangan. Aura kepemimpinannya benar-benar terpancar saat itu juga.

Beberapa karyawan nampak cukup kaget. Pasalnya ranking perusahaan Lareskan tak jauh berbeda dari Saylendra Company. Jadi, bisa ditebak kemampuan Hanna pasti di atas rata-rata. Apalagi, ia diterima masuk ke perusahaan Saylendra tanpa embel-embel orang dalam.

"Terima kasih sudah menjawab."

Sebastian menyulam senyum tipis, matanya tak lepas dari penampilan juga kesopanan Hanna.

𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐀𝐥𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐏𝐚𝐭𝐚𝐡 𝐇𝐚𝐭𝐢 (𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang