13. Rangkulan Tiba-Tiba 🕊

50 9 1
                                    

Happy Reading

Saran ost : Goodbyes by Jorja Smith.

Btw jika ada kalimat typo, rancu, dan susah di mengerti silakan langsung komen saja, ya. ;)

***

Hanna mengerang putus asa. Segala kekacauan terkait dunia percintaan yang telah ia jaga selama ini kini akan menghadapi detik-detik kehancuran, semua berada tepat di depan matanya.

Sungguh, membayangkan semua sudah membuat kepalanya mumet, apalagi harus melewati itu. Namun, biar bagaimana pun, tidak ada yang dapat ia salahkan dalam kasus ini. Ia sendiri yang membuangkan api di tumpukan dedaunan kering, maka dari itu mustinya dia pula yang harus menyiramkan air jika kebakaran terjadi.

Hanna menarik napasnya pelan, kemudian dihembuskan begitu berat, seolah begitu banyak masalah yang akan ia alami di depan sana.

Tidak mau berlama-lama di lobi itu, ia didesak waktu juga yang semakin mepet serta lokasi seleksi yang cukup jauh, ia tak boleh terlalu terlena dengan masalahnya sendiri sekarang, ia harus segera pergi. Hanna menarik pedal mobil Helena usai ia panaskan, kemudian menancapkan gas setelahnya.

***

Tak henti-hentinya beberapa orang datang silih berganti, keluar masuk dari sebuah gedung dengan ornamen moderen itu.

Mobil-mobil berjejer begitu banyak di sana. Nampak, orang-orang berjas dengan tubuh kekar sedang berjaga di tiap mobil. Jangan tanya siapa semua pemilik mobil itu. Sudah jelas para CEO, CO-CEO, juga Direktur perusahaan-perusahaan yang turut mengikuti selesksi yang di selenggarakan.

Satu mobil mewah baru saja melintas dengan deruan yang begitu halus bahkan hampir tak terdengar, hingga melesat begitu saja menuju parkiran, di susul dua mobil berikutnya dengan merek kendaraan roda empat yang sama seperti sebelumnya. Tidak berselang lama, keluar seorang Pria sekisaran dua puluh delapan tahun, dengan atasan jas abu-abu, terkancing begitu rapi kameja dalamnya, di padukan dengan dasi hitam, tidak terlihat seperti seorang Pria badboy. Siapa lagi kalau bukan Arkana Pradiatya. Perusahaannya juga turut bergabung dalam seleksi perekrutan tersebut untuk mencari para karyawan independent yang di sarankan dari beberapa perusahaan lain. Company-nya juga turut bersaing dengan perusahaan milik keluarga Nathan.

Arka di kawal oleh lebih dari dua orang bodyguard masuk ke dalam gedung. Seluruh orang yang melihatnya menatap kagum akan kharisma yang ia punya, terlebih Arka begitu murah senyum, di tambah dua dimple yang berada di kedua sisi pipinya-menambah semakin tampannya wajah Pria itu.

***

Hanna mulai memelankan laju mobil, dilihatnya tiap gedung-gedung tinggi-di samakannya dengan alamat serta gambar gedung yang telah di kirim oleh Helena melalui chat pribadi mereka di WhatsApp.

Hingga akhirnya ia bertemu dengan satu gedung yang sama persis sesuai gambar yang terpampang di layar ponselnya sekarang, di lihatnya pula begitu banyak orang yang berkeliaran di sana, bisa di tebaknya sebagian dari mereka mungkin juga adalah orang-orang telah direkomendasikan perusahaan mereka untuk mengikuti seleksi perekrutan yang di selenggarakan.

Sebenarnya gedung itu cukup mencengangkan baginya, sebab desainnya yang begitu artistik dengan nuansa kaca di tiap sisinya, bahkan mungkin dapat digunakan semua orang yang datang ke sana untuk bercermin. Di kota besar seperti ini memang tak jarang bangunan pencakar langit bahkan di setiap sudut kota pun pasti ada, namun kantor di mana Hanna bekerja memiliki gedung yang terbilang tidak terlalu banyak tingkatannya. Bahkan tingginya mungkin tidak sampai setengah lantai dari gedung yang kini sedang di tatapnya, dua kali lipat lebih banyak lantai dari gedung perusahaan milik keluarga Helena.

𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐀𝐥𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐏𝐚𝐭𝐚𝐡 𝐇𝐚𝐭𝐢 (𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang