17. Tanda Tanya 🕊

41 9 0
                                    

Happy Reading

Saran ost: Into It by Chase Atlantic

Btw, jika ada typo atau kalimat yang kurang jelas, silakan komen langsung saja, ya. Tentunya dengan bahasa yang sopan.

***

Nathan mendengkus kesal, masih belum dapat ia cerna dengan baik apa maksud dari Wanita itu menggantung pesan tanpa kejelasan seperti ini. Padahal, dia yang mustinya lebih memiliki usaha untuk meminta maaf, justru malah orang yang ingin dikirimi permintaan maaf lah yang menunggu.

Siapa yang salah sebenarnya di sini?

Kekehan terdengar keluar dari mulut Nathan, menelan saliva kasar kesusahan-ia merasa harga dirinya benar-benar rendah di depan Hanna-Wanita paling menyebalkan di dunia yang pernah dijumpainya.

Di tekan Nathan papan ketik yang kini ada di depan matanya. Tangannya lihai memasukkan huruf demi huruf agar bisa diutarakannya setiap kalimat yang kini berada di dalam kepala. Tidak peduli seberapa panjang kata yang akan dikirimkan, ia hanya ingin menyampaikan keresahan, that's it.

*Beginikah cara permintaan maaf yang baik dan benar? Di mana kesopananmu? Jangan baik hanya ketika kamu butuh saja. Saya sudah menyempatkan waktu menjawab pesanmu kemarin, juga telah bersedia masuk ke dalam permainanan kebohonganmu dengan Arka sore tadi, hanya seperti ini balasanmu? Membalas pesan pun tak kamu lakukan setelah dipikirmu semua telah selesai? Apa aku pernah berkata untuk memaafkanmu? Seorang karyawan yang katanya 'pekerja keras' sepertimu ini mustinya paham bagaimana memperlakukan orang lain dengan baik secara profesional. Bahkan kamu tidak membaca pesan Saya. Sesibuk apa sebenarnya kamu ini? Menjalankan 30 perusahaan? Mengendalikan 60 kapal pesiar yang tersebar di seluruh dunia? Huh, selain tak tahu terima kasih, rupanya kamu juga tipe manusia yang tak bisa menghargai orang lain.*

Di kirimkan Nathan kalimat panjang penuh intimidasi itu pada Hanna. Sangat pas, sebab Hanna juga tengah aktif sekarang.

Ia memutus sambungan internetnya, nanti Wanita itu berpikir bahwa dirinya menunggu pesan balasan, yang benar saja.

***

Kertas putih polos yang kini ada di hadapannya telah diberi catatan-catatan kecil. Nampak penting, jadi ia harus memperhatikan tiap detail yang akan dituliskan untuk paragraf selanjutnya.

Hanna, ia sibuk dengan beberapa project yang dirancangnya seorang diri. Sebenarnya, niat hati ingin ia presentasikan nanti jika masih bekerja di perusahaan Lareska. Namun akibat perekrutan yang mendadak di laksanakan, keinginan itu ia kubur dalam-dalam. Hanya saja, Hanna masih berusaha menyempurnakan ide tersebut agar menjadi satu project baru yang utuh dan tentunya memiliki nilai jual.

Setiap perintilan kecil dari project iklan tersebut tak mau begitu saja diacuhnya, Hanna menggambar bagian sisi di ipadnya-terlihat membuat sebuah logo. Mungkin, ide iklan ini dapat digunakannya di perusahaan yang akan menjadi rumah barunya nanti.

Belum sempat ia menyelesaikan pekerjaan, panggilan masuk dari Helena mendengung memecah hening ruang kamarnya. Hanna menarik ponselnya dari sudut meja, sudah dibacanya siapa yang memanggil di jam seperti ini.

"Halo-"

"Cek WA, aku mengirimkanmu sesuatu."

Tuut Tuut Tuut

Terputus.

Belum juga tuntas sapaan diberi Hanna, sudah lebih dulu dipotong Helena ucapannya nampak buru-buru memberitahu sesuatu kemudian mematikan sambungan.

𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐀𝐥𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐏𝐚𝐭𝐚𝐡 𝐇𝐚𝐭𝐢 (𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang