Selamat membaca :)
Saran ost : Bawalah Cintaku by Afgan.
Btw, jika ditemukan kalimat rancu dan typo silakan langsung komen saja, ya. ;). Sekian intro dari penulis amatir ini. :v
______
FLASHBACK ON
Delapan belas tahun lalu.
Sebuah mobil dengan warna silver melaju amat cepat membelah jalanan kota, tanpa takut akan marabahaya yang bisa sewaktu-waktu melanda.
Hendra meremas ponselnya dengan keras, ia memukul kursi mobil sekuat tenaga.
"Sial sekali, Prisilia selalu berulah, padahal aku berselingkuh karena dia yang tidak bisa memberikanku semua hal yang aku mau," ujarnya geram.
Sang sopir terdiam dengan tangan yang terus gemetar, tak tahu harus berbuat apa. Sementara di antara kekacauan itu, suara anak kecil terus menggema menambah semakin tak karuannya suasana.
"Sayang, kamu tidak boleh seperti itu," ucap seorang Wanita dengan bibir merahnya yang amat menawan. Siapapun pria normal yang melihatnya pasti akan terpikat.
"Dia menangis seperti yang paling merasa tersakiti saja, itu membuatku semakin marah. Kamu dengar suara tangisannya tadi? Dia benar-benar jalang yang menyedihkan," hardik Hendra, rahangnya mengeras, benar-benar ingin menerkam.
Namun, tangan Wanita itu menenangkannya dengan pelan, hati-hati, dan penuh kelembutan. "Biarkan saja dia, selama ada aku di sini, kamu tak usah risau," sambungnya.
"Nathan ingin pulang, Yah. Pulang, kasihan mama menangis, wajahnya berdarah, Nathan ingin pulang," rengekan anak laki-laki itu menggema, terdengar secara jelas tanpa hambatan hingga ke telinga Hendra dan Celine-wanita simpanan sekaligus selingkuhannya.
"NATHAN DIAM! ATAU AYAH TURUNKAN KAMU DI JALAN. JANGAN SEMAKIN BANYAK BERTINGKAH, KAMU TIDAK JAUH BERBEDA DENGAN IBUMU. SAMA-SAMA MENYEDIHKAN!" Teriak Hendra hingga pita suaranya menyerak. Seolah itu adalah kalimat yang muncul kala Nathan terus saja merusak suasana hatinya.
Padahal di luar tengah hujan lebat, tapi entah kenapa di dalam mobil tersebut rasanya panas sekali. Seolah ucapan Ayahnya tak menyakitkan, Nathan terus mengucapkan hal yang sama berulang kali dengan suara yang tak kalah kuat.
"Tuan, diam, ya. Nanti Pak Udin antar Tuan ketemu, Ibu. Tidak apa-apa di sini saja dulu, ya. Sebentar saja," ucap Pria tua itu dengan penuh kehangatan. Namun justru semakin membuat Nathan menangis.
"BERHENTI UDIN. TURUNKAN DIA DI SINI, NATHAN KALAU KAMU TERUS MERENGEK LEBIH BAIK KAMU TURUN SAJA DI SINI DAN JANGAN PERNAH PULANG LAGI!" titah Hendra dengan raut wajahnya yang mulai memerah. Ia sudah tak tahan lagi semobil dengan anak yang memberinya kesialan itu.
Udin tak berhenti sama sekali, ia terus menjalankan mobilnya. Seakan tak tega jika Nathan-anak umur sebelas tahun itu diturunkan di jalan sementara hujan sedang deras.
"Jangan, Pak. Ini tidak lama sampai lagi, biarkan Tuan Nathan menangis, mungkin dia rindu Nyonya Prisilia-"
"PAK UDIN KALAU BAPAK HENDRA SUDAH BILANG BERHENTI YA BERHENTI! KAMU JANGAN MEMBANTAH, KAMU KERJA DIA YANG BAYAR, KAMU JANGAN MACAM-MACAM," Celine memotong seketika ucapan Udin yang berusaha mengalihkan keadaan.
![](https://img.wattpad.com/cover/246483320-288-k597839.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐀𝐥𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐏𝐚𝐭𝐚𝐡 𝐇𝐚𝐭𝐢 (𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠)
Romance(Follow terlebih dahulu sebelum lanjut membaca.) ___ "Mengapa kehilangannya terasa begitu menyakitkan?!" ~Sebuah Alasan Patah Hati~ *** Kisah ini berisikan butiran-butiran harap yang sempat terselip pada pertemuan singkat dua insan manusia hingga b...