04

600 69 7
                                    

"Ditaaa!! Bangun!!! Ya Tuhan bisa-bisa kau telat masuk kelas ditaaa!!" Mila sudah frustasi karena sedari tadi sudah berusaha membangunkan Dita dari dunia mimpinya tapi tidak berhasil juga.

"Dita karang!!!" Mila menggoyangkan tubuh Dita hingga sang empunya terjatuh dari kasurnya dan menciptakan bunyi keras antara lantai dengan tubuh Dita.

Dita mengaduh kesakitan dan langsung mengusap punggungnya dengan mata yang masih terpejam.

"Aduhh.. sakit Mila.. gak bisa ya kau bangunkan aku selayaknya aku ini tuan putri.." komen Dita dengan suara khas bangun tidurnya.

"Sakit ya tuan putri? Maaf ya, habisnya dari gelap gulita sudah ku bangunkan kau tetap saja tidak ada respon, sampai sang mentari pun ikut membangunkan mu tuh." Mila merespon Dita dengan nada ledeknya seraya membantunya bangun dari lantai dan membuka jendela kamarnya tepat hingga cahaya masuk ke matanya.

"Weiii, silau ih Mill!!" Dita yang memang baru bangun itu berusaha menutupi cahaya dari pandangannya. Tentu dengan tubuhnya masih lemas itu tidak langsung merespon hal yang sudah masuk ke tubuhnya, pasalnya dia pun juga belum sepenuhnya tersadar dari alam mimpinya alias ruh nya masih berjalan entah kemana.

"Makanya kalau tidur jangan kebo-kebo banget, jadi kepatok cahaya kan matamu," Ucap Mila merespon Dita yang disusul dengan gelak tawanya.

Dita yang otaknya masih belum konek itu masih berusaha menutupi cahaya yang masuk dengan lengannya.

"Mila! Apa Dita sudah bangun?" Teriak Ibu pengawas dari balik pintu berhasil menarik atensi sang nama.

"Ndee Ahjumma, Dita sudah bangun..." Mila bangkit dari duduknya dan segera membuka pintunya.

"Uh, lama juga ya kau bangunkan dia, Mil.." Ibu pengawas tertegun menatap Mila dan Dita secara bergantian tak lupa dengan senyuman khasnya.

"Iya Ahjumma, dia susah sekali, padahal sudah ku coba dengan mendekatkan alarm ke telinganya tapi tetap saja tidak bangun. Sampai-sampai dia terjatuh dari kasur baru deh bangun," jelas Mila yang masih memegang gagang pintu sembari melihat punggung Dita yang menghadap ke jendela.

Ibu pengawas mengangguk ngerti.

"Dita..." Panggil Ibu pengawas lembut dan Dita pun mencari sumber suara dengan mata yang masih setengah tertutup.

"Ayo sayang, cepat rapi-rapi ini sudah siang, kau kan harus kuliah.." ujar Ibu pengawas.

Dita pun membuka matanya dan dia dapati ada kedua wanita yang sedang menatapnya.

Dita pun membelalakkan matanya kaget saat dia melihat jendela dan kedua wanita itu secara bergantian.

"Mila! Jam berapa sekarang?!" Tanya Dita dengan matanya yang hampir keluar dan kedua ujung alis yang hampir menyatu.

Mila reflek melihat jam yang bertengger di pergelangan tangannya. "Jam sepuluh kurang lima belas menit," ucapnya dengan wajah bingung plus kaget.

"Astagahhh hari ini aku ada kelas pagiii kenapa jadi bolos lagi ya ampunnnn, uhuhuhuhu (tapi kalau menurut author mba Dita ini lebih ke ahaha ya, cuma kalau di ketik kan jadinya kaya ketawa) bodoh sekali akuu, kenapa mesti kesiangan lagi sihhh." Dita langsung bergerak ke sana-kemari mencari barang-barang yang diperlukannya dengan dibarengi rengekan dan umpatan kecil yang dilontarkannya.

Mila menepuk dahinya, sedang Ibu pengawas menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Dita yang terburu-buru, namun tetap mengumpati kesalahannya itu dengan kata-kata yang lucu.

Dita yang sibuk sendiri itu berjalan melewati Ibu pengawas dan Mila begitu saja, menuju kamar mandi dengan tangisan yang dibuat-buatnya itu.

Ibu pengawas dan Mila saling bertukar pandang lalu terkekeh.

My Destiny?✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang