Tiga jam sepuluh menit mereka sampai di sebuah desa yang jauh dari ramainya kota Seoul. Desa damai nan tentram yang berada di kota Daegu itu, berhasil menjadi sebuah pilihan bagi Taehyung untuk singgah. Menjauh sejenak dari masalah yang membuatnya pening.
"Taehyung-ssi. Kenapa kita pergi rumah lama milik kakek mu, yang tempatnya jauh dari kota?" Tanya manajer yang tak menghilangkan wajah paniknya ketika berbicara pada Taehyung.
Taehyung yang sedang menggendong Dita ala bridal style itu berusaha menjawab, "Kau tau sendiri hyung. Saat ini tempat yang paling--"
"Darah..."
Mendengar lirihan sang manajer sontak Taehyung menoleh heran, "darah? Dimana?"
Sang manajer menunjuk ke bangku mobil tempat Dita duduk. Langsung saja mereka cek ke bagian tubuh yang searah tempat duduk Dita. Iya, Dita sepertinya sedang mengalami bulannya.
"Ya! Hyung, tolong ambilkan jas hitam ku!" Perintah Taehyung yang kemudian, dituruti oleh manajernya.
Sudah diambilkan nya jas, Taehyung pun melilitkan kedua tangan jas tersebut ke pinggang Dita hingga menutupi bagian bokongnya yang terlihat sedikit bercak kemerahan.
"Taehyung-ah, dia tidak apa-apa kan?" Tanya manajernya khawatir.
Taehyung yang sudah memasuki rumah tradisional itu dan segera saja ia bawa Dita ke tempat yang nyaman untuknya berisitirahat. Taehyung jalan ke sebuah ruangan kosong yang hanya berisikan dengan bedcover terkapar dilantai dan satu bantal untuk menyangga kepala di sana.
"Tidak apa, hyung... Mungkin ini bulannya. Sudah, jangan terlalu khawatir. Ayo, kita keluar dari sini. Biarkan dia tidur dengan nyenyak," ujar Taehyung merangkul manajernya setelah selesai memindahkan Dita di tempat tidur dan menutup pintu ruangan tersebut begitu keluar dari sana.
Kini mereka sedang duduk di lantai yang beralaskan tikar. Saling lempar pandang dengan satu tersenyum lebar penuh arti dan satunya lagi memasang ekspresi datar.
"Kau lapar tidak hyung?"
Manajernya menggelengkan kepala menjawab pertanyaan Taehyung, "waeyo? Kau lapar?"
Taehyung tersenyum kotak ia berikan sebagai respon.
"Kau ada simpanan makanan di sini?" Tanya manajer meneliti setiap sisi ruang sekilas.
Taehyung terdiam memutar ingatannya. Dan gelengan adalah jawaban Taehyung atas pertanyaan manajernya.
Sang manajer menghembuskan nafas, menunduk sejenak lalu bangkit.
"Mau kemana?"
"Cari makanan untukmu. Kau kan masih tanggung jawabku."
"Terima kasih hyung. Tapi, kau tak perlu repot-repot. Karena selama di tinggalnya rumah ini, eomma selalu menyempatkan diri untuk menanam beberapa sayuran di belakang."
"Baiklah. Kalau begitu, kita ambil beberapa sayuran di sana. Biarkan mereka menjadi pelengkap ramyeon yang akan kita makan nanti," ujar sang manajer yang sudah memakai sendalnya dan berjalan menuju belakang rumah.
Mata Taehyung berbinar mendengar penuturan sang manajer dan penuh semangat ia bangkit jalan riang menyusul hyung nya.
Sesampainya di kebun kecil belakang rumah tradisional itu. Langsung saja mereka cabuti satu demi satu sayuran yang terlihat sudah matang. Lima menit mereka kumpulkan sayuran itu dan langsung saja mereka cuci. Taehyung bersihkan sayuran dengan teliti dan membiarkan manajernya pergi sebentar, yang katanya mengambil sesuatu di mobil.
"Wahh.. hyung! Kapan kau beli itu semua eoo?? Seperti tau aku akan pergi jauh saja!" Pekik Taehyung begitu melihat manajer mengeluarkan isi dari bungkusan yang dia ambil di mobil.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny?✓
ספרות חובבים"kau kesini karna apa?" "aku lelah, aku ingin menenangkan pikiran. kau sendiri?" "aku.. ya.. sama seperti dirimu.." Menarik? Yuk, silahkeun di baca.. But!*Don't be expect for this story in every chapter. Atau kalian akan kecewa~ Baca dan nikmati~ An...