Sekitar sepuluh menit mereka diam dengan posisi seperti itu. Awalnya Taehyung terus membujuk untuk melepaskan genggamannya, namun seperti memakai headphone dengan suara kencang Dita menghiraukannya.
Selang beberapa menit pun Dita tersadar ketika melihat ekspresi Taehyung yang pasrah namun, masih bisa terkekeh membuatnya reflek mendorong Pria tersebut hingga terlentang ke samping dan bangkit terburu-buru tanpa memperhatikan Taehyung yang masih terkekeh malu.
Dita berjalan lebih dahulu menuju jalan yang biasa dia lewati ke tempat asrama nya. Mungkin karena kejadian tersebut membuatnya seperti sehabis terbentur batu besar sampai-sampai lupa kalau dirinya ini tengah menjalani pelatihan.
"Santai saja. Aku memaklumi tindakan mu. Walau sampai aku harus sedekat itu dengan mu. Tapi tenang, aku akan melupa—"
Ucap Taehyung di tempat duduknya dengan tak bisa menutupi kesenangan atas apa yang dia lihat didepannya. Dita begitu lucu saat berjalan terburu-buru dan wajahnya yang terlihat gelisah.
"Tadi itu aku hanya terkejut. Kau jangan salah paham ya!" Potong Dita tegas dan panik bersamaan menatap Taehyung tajam.
Taehyung menunduk terkekeh melihatnya. "Sudahlah. Semakin kau salah tingkah. Akan semakin membuatmu lucu. Dan ini semakin larut. Ayo kita pulang. Ku antarkan kau lebih dulu ke asrama."
"Mwo!? Anii, jangan. Nanti kau akan ketahuan teman ku. Dan semuanya akan kacau. Aku turun disini saja kau—"
Dengan tergesa-gesa mendengar ujaran dari Pria disampingnya itu dengan sudah dilepas nya seatbelt dan digenggamnya gagang pintu mobil hanya tinggal dibuka saja, berhasil ditahan Taehyung.
"Asrama mana yang kau maksud? Yang ku maksud kan itu asrama Hybe. Tenang lah.. tempat itu tak seburuk yang kau kira. Pakai kembali sabuk pengaman mu, aku akan segera jalan," ujar Taehyung serius menatap Dita yang bingung penuh keheranan.
Selama perjalanan suasana dalam mobil terasa sepi bahkan hanya diisi oleh suara mesin mobil keduanya terlarut dalam pikiran masing-masing. Hingga kembali sadar saat sudah sampai ke tempat yang tujuan.
.
."Waaa apa itu tadi eoo??? Kenapa? Kenapa aku bisa melakukan itu?? Lagi juga kucing tadi kenapa tiba-tiba meraung si!? Benar-benar semua kucing sama saja! Kalau bertengkar selalu berisik! Bikin kesal!" Gerutu kesal Dita saat baru keluar dari kamar mandi dengan rambutnya yang basah.
"Ada apa Dita-ssi?" Yuju yang tengah melakukan perawatan wajah dengan kedua matanya tertutupi oleh timun itu merasa terganggu oleh dumelan Dita.
Dita tak menyahut dia masih meruntuki dirinya yang kelewat bodoh itu membuat dirinya terlihat seperti wanita mesum. Dengan wajah kesal nya dia tutupi kedua dadanya lalu berteriak pasrah berjalan menuju kasurnya malas.
"Ya. Ditaa ada apa dengan mu eoo? Sampai-sampai terus bersuara keras begitu?" Yuju bangkit menatap tajam ke arah Dita dan menunggu jawaban dari sang pelaku utama atas terganggu kegiatan bersantai nya.
Dita mendongak malas tersenyum kecil lalu menggeleng. "Sorry Yuju-ya..."
"Mwonyaaa?.., kutanya kenapa malah meminta maaf, terserah kau lah. Sudah, cepat lah tidur dan lupakan kejadian yang membuat mu gusar karena itu akan sia-sia." Yuju kembali terlentang di atas kasurnya dan memutuskan memilih memainkan ponsel daripada memasangkan kembali kedua timun ke matanya itu.
Dita menjawab dengan deheman lalu segera dia tidur kan tubuhnya setelah mematikan lampu dan diganti dengan lampu tidur.
"Aku sudah tidak suci. Punya ku, sudah tersentuh lelaki. Aaa!!!! Eomma!!! Appa!!!" Rengek Dita masih menyesali perbuatan tanpa disengaja nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny?✓
Fiksi Penggemar"kau kesini karna apa?" "aku lelah, aku ingin menenangkan pikiran. kau sendiri?" "aku.. ya.. sama seperti dirimu.." Menarik? Yuk, silahkeun di baca.. But!*Don't be expect for this story in every chapter. Atau kalian akan kecewa~ Baca dan nikmati~ An...