40

544 31 6
                                    

"Taehyungie.. kenapa kau menangis?" Dengan keadaan belum stabil Dita bertanya diiringi tawa meledek.

Walaupun Taehyung sudah duduk di samping Dita, dia tetap tidak bisa menahan tangisannya sampai sesenggukan.

"Aku.. khawatir padamu heo..."

"Na gwenchana. Sudahlah. Kau nangis gitu kelihatan jelek," ujar Dita seraya mengibaskan tangan kirinya yang baik-baik saja ke arah Taehyung.

"Aigu-ya.. kenapa hanya menghapus air mata saja kau tidak bisa si?" Komen Dita melihatnya geram.

"Waee?"

"Ya! Kau hapus air mata itu searah! Kenapa acak-acakan begitu?! Kan jadi gak hilang!" Protes Dita menunjuk - nunjuk kesal ke wajah Taehyung.

Taehyung terkekeh dan mengikuti arah Dita dengan perlahan.

"Good boy... Ashh.."

"Dita-ssi. Tangan kanan mu masih di bungkus. Asal angkat aja!"

Taehyung mengomel kala Dita ingin mengangkat tangan kanannya yang masih di gips itu berusaha meraih kepala Taehyung. Mungkin Dita lupa dengan apa yang sudah dialami sampai secara tak sadar menggunakan tangannya.

Dita mempoutkan bibir dan memasang wajah memelas, "aku lupa eoh.. kenapa ngomel? Bukannya elusin. Sakit tau!" Dita merajuk membuang wajahnya kesal.

Taehyung tertawa dan mengangguk lalu mengelus tangan Dita yang dibungkus benda cukup kokoh.

"Itu siapa?" Tanya Dita kala kedua matanya menangkap seseorang yang melihat ke arahnya dari balik kaca pintu.

"Jin hyung...?" Awalnya Taehyung kaget tapi, begitu menolehkan kepalanya ke arah yang dimaksud ia berbicara sangat pelan dan Taehyung tersenyum.

"Ya.. Taehyung-ah. Aku bertanya padamu heo!" Gertak Dita karena tak kunjung mendapat jawaban.

Taehyung mengerjabkan matanya dan tersenyum kikuk, "o-oh.. ya, dia, hyung ku."

"Hyung?" Ulang Dita mencoba untuk mengingat, apakah Taehyung pernah membicarakan Hyung nya saat berdua. Namun, karena penyakitnya, usahanya malah membuatnya terasa menyiksa sampai ditegur Taehyung untuk tidak perlu mengingatnya.

"Hyung.. kesini lah.. kenapa kau di sana saja?" Ucap Taehyung sembari memberikan lambaian pada Seokjin diluar.

Dita yang sudah tak merasa sakit itu hanya mengulas senyum, mengangguk menyetujui ucapan Taehyung dan ikut melambai.

Sebenarnya suara Taehyung tidak terdengar hingga keluar jadi, Seokjin hanya membalas lambaian itu dan tersenyum palsu.

"Kenapa dia tidak masuk?"

"Molla. Sepertinya dia ada urusan. Jadi, tidak sempat untuk masuk."

"Begitu ya? Sesibuk itu kah dia? Sampai tak sempat mengunjungi ku?" Celoteh Dita membuat Taehyung menatapnya intens.

'dia mengingatnya kah?' Taehyung menoleh cepat ketika mendengar celotehan Dita yang kecewa tidak dikunjungi oleh Seokjin.

"Mwoya? Kenapa.. kau menatap ku seperti itu?" Dita tertawa canggung.

Beberapa detik Taehyung tersadar dari diamnya dan mengerjabkan kedua matanya lalu, menggeleng gusar.

"Kamu.. ingat dengannya?" Pertanyaan itulah yang lolos dari bibir Taehyung.

Dita tertegun lalu mendengus lucu, "a-ani.. aku, aku tidak mengingatnya. Memangnya aku pernah dekat dengan kakak mu?"

Taehyung terdiam kemudian menghembuskan nafas lega dan tersenyum serta menggeleng pelan.

My Destiny?✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang