Dita memang tidak ada reaksi atas tindakan Seokjin kemarin namun siapa sangka, saat pikirannya yang tidak berhenti memikirkan kejadian tersebut hal itu sukses membuatnya tersenyum tiba-tiba dengan kedua pipinya yang ikut memerah seketika, selalu mengalihkan pandangan orang yang ada disekitarnya.
Tidak sampai disitu saja. Setelahnya pun Seokjin langsung mengirimkan pesan dan kadang Seokjin tak malu menunjukkan perhatian sekecil apapun pada Dita lewat pesan tersebut. Dan itu membuatnya bingung juga heran saat di pikir ulang. Ternyata Pria berdada bidang itu selain menyebalkan dia juga bisa memberi perhatian padanya.
Mungkin saja karena Dita ini sudah dipaksa masuk dan menjadi salah satu training di agensinya, membuatnya sadar dan perhatian begitu. Tapi tetap saja, mengherankan akan sikapnya itu. Dita selalu menggeleng gusar kala mengingatnya, berusaha untuk berpikir tidak terlalu dalam tentang tindakan pria itu padanya. Ingat. Pria itulah yang membuat dirinya terjebak di penjara ini.
"Dita-ssi, apa kau sedang tidak enak badan? Kenapa sedari pagi wajah mu terus memanas tiba-tiba?"
Mereka saat ini sedang makan berdua saja di cafetaria tentu menarik perhatian Wanita satu kamarnya yang kini ada dihadapannya.
Dita masih dengan dunianya sehingga suara Yuju tidak berhasil menembuskan dinding yang Dita ciptakan, sebelum akhirnya Yuju menyerah dan menggoyangkan lengan Dita kesal.
"Eoh?" Dita menatap Yuju bingung dengan kedua matanya yang membesar dan bibirnya sedikit terbuka.
"Kenapa kau menyenggol ku tadi?" Tanya Dita karena sepertinya Yuju ingin berbicara sesuatu dengannya.
"Itu. Kau ini sedang tidak enak badan kah? Soalnya sedari pagi ku perhatikan wajah mu tiba-tiba memerah seperti kepiting rebus gitu. Kalau memang iya, istirahat saja nanti ku beritahu pelatih." Jelas Yuju tak lewat khawatir dia tunjukan rasa itu di wajahnya.
Dita melihatnya dan sadar akan apa yang di ucapkan teman sekamarnya itu, Dita pun langsung menegak lurus kan tulang belakang nya dan tersenyum kikuk.
"Aku gak papa kok, pipi ku juga udah gak merah tuh. Nih, coba kau pegang," ucap Dita menggelengkan kepalanya lalu menyentuh kedua pipinya yang sebelumnya memerah itu dengan tatapan polos.
Yuju mendelik melihatnya, terlihat aneh sebelumnya memerah kenapa sekarang tidak? Batin Yuju berbicara setelah menyentuh kedua pipi Dita.
Yuju pun mengakuinya kalau sekarang Dita terlihat baik-baik saja tapi entah kenapa dia masih mengkhawatirkan dirinya.
"Kalau memang kau tidak apa-apa, lalu kenapa kedua pipi mu selalu merona gitu? Atau jangan-jangan..." Yuju berbicara sendiri mencari tahu alasan dari balik memerahnya pipi Dita itu dan saat dia gantungkan ucapannya itu Yuju menatap Dita tersenyum riang dalam diamnya.
"Kau kenapa menatap ku begitu?" Dita yang ditatap tiba-tiba seperti itu tentu saja merasa aneh dan heran.
"Kau sedang menyukai seseorang ya?!" Tebak Yuju sangat bersemangat hingga dia lupa kalau mereka ini masih di cafetaria menyebabkan banyaknya atensi melihat ke arahnya.
"Kau ini, ck. Apa yang sedang kau bicarakan?" Dita menatap Yuju tajam tanda isyarat untuk tidak berbicara keras-keras.
Yuju tertawa lepas dalam nada pelan setelah berhasil membuat Dita malu-malu karena perbuatannya hingga mengundang atensi sekitar.
"Ya. Pria mana yang berhasil mengambil hati mu itu eo?" Tanya Yuju berbisik melihat Dita senang dengan menaik-turunkan kedua alisnya.
Dita sedikit berpikir memikirkan kalimat yang bagus agar tidak salah bicara untuk menjawab rasa penasarannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny?✓
Fanfiction"kau kesini karna apa?" "aku lelah, aku ingin menenangkan pikiran. kau sendiri?" "aku.. ya.. sama seperti dirimu.." Menarik? Yuk, silahkeun di baca.. But!*Don't be expect for this story in every chapter. Atau kalian akan kecewa~ Baca dan nikmati~ An...