"Huhhhf.. huhhf.. huhft... Daebak.." seru Dita yang mendudukkan dirinya pada kursi di pinggir ruang latihan dan meminum minumannya.
"Bagaimana eonni?" Tanya Denise yang duduk lesehan di lantai seraya menyeka peluh keringat membasahi wajahnya.
"Lumayan.. sepertinya.. aku akan sering datang kesini." Jawab Dita dengan sesekali mengatur deru nafasnya.
"Datang saja. Kalau eonni ingin kesini dan tidak ada teman, kabari aku saja ya!" Ujar seseorang yang baru saja datang setelah selesai melakukan beberapa gerakan.
Dita menoleh ke orang tersebut dengan menganggukkan kepalanya mengerti.
"Iya, Jinny eonni selalu menganggur jadi kabari dia saja kalau eonni ingin datang kesini.." ujar Denise menunjuk orang yang dimaksud.
"Ani..! Aku tidak sebegitu nganggurnya ya, hanya saja setelah selesai tugas terkadang aku tidak tau harus melakukan apa lagi selain makan." Jelas Jinny memukul pelan lengan Denise dengan handuk kecilnya.
"Dengar.. kau dengar sendiri kan eonni.. itu dia kegiatan sehari-harinya kalau tidak ku ajak dalam kelas dance ini eonni," ucap Denise dengan menaik-turunkan telapak tangannya yang menunjukkan Jinny dan yang ditunjuk tersenyum malu.
"Hahaha, kalau begitu dengan senang hati aku akan membuat harimu menjadi lebih sibuk Jinny-ya.." ujar Dita senang seraya memberikan air mineral yang ada di kursi sebelahnya kepada Jinny juga Denise dan diterima baik oleh mereka.
"Baiklah, dengan berat hati aku terima permintaan mu Dita-ssi.." sahut Jinny yang bangun dari duduknya lalu membungkukkan tubuhnya selayaknya seorang pangeran.
Mereka bertiga pun tertawa melihat tingkah Jinny dan lanjut berbicara seakan-akan mereka sudah lama menginginkan momen ini, padahal Dita baru beberapa hari mengenal Jinny namun sepertinya Jinny sudah menganggap Dita teman lamanya.
Kini Dita yang sudah ikut kelas dance karena iseng pun akhirnya memutuskan untuk serius mengikutinya. Sebelumnya Dita secara tak sengaja bertemu dengan Denise di cafe tempat Fauzan bekerja , saat itu Denise sedang beristirahat karena pulang dari kelasnya bersama teman seperjuangan Jinny. Ketika tak sengaja mereka saling tatap terkejut akan kebetulan itu membuat keduanya senang, langsung saja Dita mengajak Denise duduk bersama dan saling tanya jawab 'kenapa bisa ada disini'. Dan saat Denise telah bercerita panjang tentang dirinya yang ikut kelas dance itu, menarik separuh jiwanya untuk terus mengorek informasi. Denise yang sepertinya mengerti akan kecerewetan Dita yang terus bertanya itu pun menawarkan agar Dita ikut masuk ke kelasnya, dengan cepat Dita menerimanya.
Flashback on
"Kau serius ikut kelas dance Dit?" Tanya Mila dalam bahasa Indonesia karena sebelumnya mereka berdua berbicara dalam bahasa korea.
"Iya, aku serius. Kenapa? Apa kau juga akan ikut mila?" Tanya Dita senang.
Mila menggeleng. "Tidak. Terima kasih..,"
Dita mengangguk ngerti dan ingin kembali mengobrol bersama Denise juga Jinny, namun mila kembali menariknya.
"Dita.. ku tanya sekali lagi, apa kau serius akan ikut kelas dance?" Tanya Mila yang mulai khawatir.
"Iya. Kau kenapa si mil? Apa kau tidak setuju kalau aku ikut kelas ini?" Tanya Dita menatapnya mulai tidak percaya.
"Bukan begitu.. aku hanya khawatir dengan kondisimu.. kau kan juga bekerja.. lalu kalau kau juga ikut kelas dance, maka tubuhmu tidak akan ada istirahatnya Dita.." jelas Mila menatap khawatir Dita.
Dita pun tersenyum dan mengusap lembut lengan Mila mengartikan agar dirinya tidak perlu khawatir.
"Kau tidak perlu sekhawatir itu padaku. Aku janji, aku tidak akan terlalu memaksakan diri hanya karena aku menyukainya, oke!" Ujar Dita berbicara lembut dan diterima baik oleh Mila hingga temannya itu kembali tersenyum dengan mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny?✓
Fanfiction"kau kesini karna apa?" "aku lelah, aku ingin menenangkan pikiran. kau sendiri?" "aku.. ya.. sama seperti dirimu.." Menarik? Yuk, silahkeun di baca.. But!*Don't be expect for this story in every chapter. Atau kalian akan kecewa~ Baca dan nikmati~ An...