Annyeong yorobun.. konbawa!!!
And happy reading!.
.
."Dita. Main dulu yuk," ujar Fauzan.
"Hm? Main kemana?"
"Ke Mall aja kali ya." Pikir Fauzan.
"Ha? Ngapain? Enggak ah, kalo buang-buang duit aku milih pulang aja." Tolak Dita keras dan pergi meninggalkan Fauzan seorang diri.
"Gak jadi deh. Kita makan saja, bagaimana?" Tawar Fauzan hati-hati.
"Hmm, boleh deh." Terima Dita walau sedikit berpikir dulu.
Mereka pun berjalan menuju parkiran. Sesampainya diparkiran Fauzan langsung kasih helm ke Dita dan Dita pun memakainya. Setelah Fauzan sudah menghidupkan mesin dan Dita sudah siap di bangku belakang, mereka pun berangkat.
Tak sampai sejam mereka menemukan rumah makan kecil.
"Kau makan saja. Ini aku yang bayar," ujar Fauzan tanpa melihat respon Dita memilih fokus melihat menu makanan yang di depannya.
"Eh? Serius nih? Gak bakal minta gantinya kan nanti?" Tanya Dita menatap Fauzan penuh dengan kewaspadaan.
Fauzan menoleh sebentar untuk tersenyum kecil ke Dita lalu kembali melihat menu.
"Bener Dita... Udah makan aja gak usah mikirin biayanya." Jelas Fauzan tersenyum senang setelah selesai memilih makanannya.
Tanpa berpikir lagi Dita pun memilih beberapa makanan yang disukainya tanpa memikirkan berat badannya saat ini.
Saat makan mereka tidak lupa untuk berbincang-bincang, karena terasa sepi jika tidak berbincang.
"Hahh kenyangg.. makasihh Fauzan atas makanannya..," ucap Dita tersenyum senang mengelus sebentar perutnya.
"Sama-sama... Abis ini kita mau kemana? Mau jalan-jalan sejenak kah?" Tanya Fauzan menatap Dita intens.
"Ha? Enggak ah, udah pulang. Aku juga mau kerja. Gak libur tau..." Jawab Dita yang masih memajukan bibirnya sesuai ucapannya.
"Ahahaha iyaiya, aku lupa. Ya udah ayo." Mereka pun pergi meninggalkan rumah makan dan berjalan menuju tempat diparkirkan nya motor Fauzan.
"Dita. Kita kan udah lama ya temenan. Dari datang ke Korea sampai masuk kuliah dan sekarang udah mau semester empat," ucap Fauzan dan direspon dehaman oleh Dita.
"Aku cuma mau bilang ini..," ucap Fauzan tertahan saat sampai mereka di motor.
"Apa?" Tanya Dita menatap Fauzan dengan mata yang sedikit membesar.
"Aku suka sama kamu. Apa boleh aku jadi pacar kamu?" Pernyataan yang baru saja dia ucapkan itu berhasil membuat Dita tertegun menatapnya bingung.
Hingga akhirnya Dita sadar dan tertawa kecil. "Melucu kan haha. Sudah makin malam nih, ayo ah tar aku kena omel." Dita menganggap pernyataan Fauzan barusan adalah angin lalu tak terlalu mengganggu jadi dia tidak meresponnya.
"Apa ini artinya aku di tolak?" Guam Fauzan tertunduk ketawa kecut.
"Iya. Maaf ya, aku bukan tidak memperbolehkan kau buat jadi pacar aku. Tapi aku mau kasih tau kau sesuatu Fauzan. Aku kesini tidak untuk mencari pasangan hidup, tapi untuk mencari dan mengejar pendidikan juga impian aku. Aku harap kau mengerti dari penjelasan singkat ku." Jelas Dita terdengar santai namun sangat serius dalam setiap kata yang sudah diucapkannya.
Hal itu membuat Fauzan menatap Dita dalam. "Setelah ini kau tidak berpikir untuk menjaga jarak denganku kan? Aku terima kalau kau nolak tapi aku tidak akan terima kalau kau berencana untuk menjaga jarak denganku dit..," ucap Fauzan menatap harap pada Dita.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny?✓
Fanfic"kau kesini karna apa?" "aku lelah, aku ingin menenangkan pikiran. kau sendiri?" "aku.. ya.. sama seperti dirimu.." Menarik? Yuk, silahkeun di baca.. But!*Don't be expect for this story in every chapter. Atau kalian akan kecewa~ Baca dan nikmati~ An...