T-POV

297 49 7
                                    

Sejak kali pertama aku melihatnya duduk di satu meja bersama ku namun, entah kenapa dia terlihat tidak begitu peduli sedang duduk bersama siapa, dia hanya fokus pada makanan yang tentunya bisa membuat lambung nya senang. Sejak saat itu wajah juga namanya selalu lewat dalam benakku dan terlebih lagi dia adalah teman dari kekasih hyung ku, makin-makin ku ingin mengenalnya.

Seokjin Hyung yang sudah mengenalnya dan memiliki akun Instagram dengan membeli punya orang lain itu hanya untuk bisa mendekati nya membuatku cemburu karena dia berhasil mendapatkan sosmed nya. Membeli? Itu karena hyung ku yang satu ini memang tidak mengerti bermain sosmed di zaman sekarang. Kalian tau sendiri bukan saat zaman debut kami sosmed yang biasa kami mainkan dan aktif itu Twitter saja itupun hanya upload foto dan bagian lainnya yang pegang staf kami, maka dari itu hyung ku tidak mengerti. Tenang saja ini hanya untuk sementara. Mungkin.

Dan sepertinya dia tidak ingin membuang waktu sampai-sampai harus melakukan panggilan video padanya. Aku yang mengetahui pada siapa dia melakukan panggilan tersebut pun dengan sigap mengambilnya. Tidak ingin kalah walaupun dengan rival terdekatku.

"Yeobeosoyeo.. Apa ada orang disana? bisa berbicara dengan Dita Karang? Hmm tidak ada jawaban. Yang ku lihat hanya layar hitam. Tidak ku sangka hyung ku akan berbicara dengan layar hitam. Hyung. Tidak ada siapapun disana. Hati-hati saat berbicara, mungkin saja dia bukan manusia." Ku lontarkan omong kosong barusan pada layar hitam di seberang yang tidak langsung menjawab.

Mungkin dia tidak percaya atau takut atau tidak mengenal suaraku? Ya.. bisa saja begitu, baiklah dari pada lama-lama menunggunya yang belum muncul juga dilayar, aku pun keluar dan ku berikan pada orang yang ingin berbicara dengannya. Dan aku tidak pergi begitu saja. Aku juga ingin melihatnya.

"Sembarangan kau bicara Taehyung-ah. Kau tuh yang bukan manusia. Sudah sana pergi." Usir Seokjin hyung tapi aku diam menatap kagum pada layar ponsel Hyung ku yang tengah menampilkan bidadari.

Ya, dia bukanlah manusia, melainkan bidadari. Bidadari tak bersayap yang sudah mendatangkan banyaknya kupu-kupu ke dalam hati ku yang kini sedang berterbangan tanpa arah mengisi penuh setiap sisi ruangan.

Ah.. rasanya aku ingin merebut ponsel hyung dan berbicara banyak padanya saat itu juga. Tapi tidak bisa, itu namanya tidak fair, turun nanti harga diriku.

Mana dia tau aku menyukainya bukan? Aku bisa saja melakukannya. Baiklah aku akan melakukannya.

"Taehyung-ah, bisa kau kesini untuk merekam dirimu nanti?" Suara lantang, keras tak sedap didengar itu berasal dari Pd-nim.

Baru aku akan pergi mendekati Seokjin Hyung, PD-nim sudah kembali menyuruhku untuk bekerja. Memang terdengar bertanya, tapi bagi ku itu adalah perintah. Baiklah, demi cepat terselesaikannya pekerjaan hari ini maka aku akan pergi ke sana juga.

"Ndee.. aku ke sana..." Teriak ku membalas.

***

Sudah lewat hampir sebulan, tapi aku tetap tidak bisa melihatnya ataupun mengetahui perkembangan rival dengan wanita ku. Aarrghh bagaimana bisa mereka bermain serapi ini? Sungguh, frustrasi ku dibuatnya.

Baru saja aku mengeluh tentang mereka dan secepat kilat macam langit menurunkan guntur hebat. Berita tentang tersebarnya foto mereka itu hampir mematahkan hati ku yang akan berubah menjadi serpihan debu.

'Seokjin Dita, berhasil tertangkap paparazi sedang berjalan berpelukan di jalan xxxx, terlihat jalanan sangat sunyi tapi indah itu menambah kesan rasa kencan mereka.'

Apa karena perjuanganku yang tidak terlihat olehmu hingga kau rela mematahkannya Dita-ssi? Sakit ku mendengarnya.. sakit ku melihatnya...

My Destiny?✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang