Seokjin sudah tak kuasa dia pun membalas pukulan Taehyung dan baru dua pukulan dia layangkan. Suara seseorang berhasil mengalihkan keduanya. Dita memekik guna menghentikan pertarungan mereka.
"Berhenti! Aku mohon.. berhenti..," teriak Dita dengan suara bergetar.
Saling melempar pandang kesal, keduanya menuruti ucapan wanita itu dan segera mendorong satu sama lain. Menjauh dan memeriksa setiap tubuhnya yang dirasa terkena pukulan.
Tidak ada lagi yang bersuara setelah itu. Mereka sibuk dengan diri sendiri, sampai tak sadar kalau pemeran utama dalam masalah itu, mulai berjalan menjauh. Mereka pun menghampiri dan menanyainya namun, keduanya ditolak.
"Aku beri kalian waktu untuk berdamai. Jangan datangi aku sebelum kalian benar-benar tidak akan ribut lagi," kata Dita begitu dinginnya dan keduanya melepaskan Dita untuk pergi entah kemana.
Taehyung dan Seokjin sama-sama membuang nafas kasar, saling menciptakan jarak agar tidak kembali bertarung. Taehyung mengusak rambutnya frustrasi. Seokjin memijit pelipisnya lelah. Keduanya mencoba untuk meredakan emosinya.
Taehyung dari kejauhan melihat Seokjin geram mencoba untuk berdamai, "kau. Kenapa melakukan itu ha?"
Seokjin yang masih mencoba mengerti keadaan menyahut lelah, "mwo?.."
"Kau! Aish! Hyung! Kenapa kau sangat egois ha??? Aku tau kau mencintainya. Tapi kenapa sampai membuatnya merasa tersiksa?!"
"Aku?"
"Iya! Siapa lagi!? Setan?!"
"Aku melakukan itu hanya ingin.. ingin..
"Mwooo?? Mworagooo?? Ingin memaksakan rasa sukanya padamu, gitu?!"
Seokjin menunduk menggeleng frustrasi.
"Kau sadar?? Kau sudah sadar kah?? Sama semua perbuatan mu itu?!"
Seokjin terisak, "aku. Aku hanya ingin, dia menjadi milikku. Aku tidak bermaksud untuk membuatnya tersiksa. Apalagi sampai, sampai dia me--" Seokjin merasa tak kuat untuk menuntaskan penjelasannya itu hanya menangis, menyesali perbuatannya.
"Hyung..." Taehyung melihat Seokjin menangis dan mulai jongkok itu iba. Dia pun menghampiri dan memeluknya.
"Maafkan aku Taehyungie. Aku.. aku salah dalam menarik dia untuk jadi milikku. Aku salah, maafkan aku... Hiksss.. hikss..." Tangis Seokjin pecah dalam pelukan Taehyung.
Taehyung mengangguk pelan dengan mata sudah tak terbendung itu mengalir deras.
.
.
.Dita sudah berjalan beberapa kilometer dari dua pria yang tersulut emosi. Dia langkahkan kaki di atas trotoar dengan sisi jalannya yang masih dilewati beberapa kendaran. Mengingat kejadian aksi mukul-memukul tadi. Sukses kembali meloloskan air yang sudah dia keluarkan sebelumnya. Dia berjongkok, memasukkan kepalanya di antara lengan juga tubuhnya, menyembunyikan tangisannya dari orang-orang yang sekiranya bisa melihatnya.
Dita tak peduli kala seseorang melihat keadaannya, mengkhawatirkan keadaannya dan menanyakan keadaannya. Dita tak hiraukan. Karena saat ini dia merasa, kalau dirinya tidak sanggup lagi untuk melalui semuanya. Rasanya dia ingin berhentikan waktu sejenak, agar dirinya bisa mengerti kalau, dia ini salah paham atas apa yang sudah dia ambil. Dia tak akan mengira kejadiannya akan seperti ini. Tiga kali lipat rasa sakit dia nikmati. Dan berharap setelahnya, dia tidak akan merasakan itu lagi. Berharap. Saat ini, kata itu yang bisa sedikit menenangkan hatinya.
Setelah merasa lega, mencurahkan semuanya, dia hapus air mata dan bangun dari jongkoknya. Melangkahkan kaki dengan percaya diri. Entah dibawa kemana langkah itu. Dia juga tidak tahu namun, tidak lagi setelah...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny?✓
Fanfiction"kau kesini karna apa?" "aku lelah, aku ingin menenangkan pikiran. kau sendiri?" "aku.. ya.. sama seperti dirimu.." Menarik? Yuk, silahkeun di baca.. But!*Don't be expect for this story in every chapter. Atau kalian akan kecewa~ Baca dan nikmati~ An...