Peluh keringat mengucur deras membasahi dahinya. Dengan cepat dia mengelapnya agar tidak menjadi pusat perhatian orang lain saat melihat wajahnya karena bisa saja itu membuat mereka risih.
"Dita!" Panggil wanita berambut sebahu dengan lantang dari arah gudang, dan langsung dihampiri oleh pemilik nama.
"Ya eonni?" Sigap Dita saat sudah menghampiri dan menatap ke sekeliling orang tersebut mencari hal yang bisa dia kerjakan.
"Tolong kau pisahkan barang yang baru masuk itu. Lalu kalau sudah selesai nanti kau panggil Wonseok untuk segera melakukan pekerjaan selanjutnya," ujar wanita tersebut seraya menunjuk barang yang dimaksudkan itu dengan arahan tajam.
Dita mengangguk ngerti, "baik eonni," respon Dita mengerti melihat penuturan dari seniornya dengan seksama.
Wanita tersebut pergi meninggalkan Dita dengan karyawan berbeda satu tahun lebih muda darinya yang ada di ruangan tersebut.
"Huft, bukankah ini terlalu kejam eonni? Kita disuruh mengerjakan sebanyak ini hanya berdua saja?.." keluh wanita dengan rambut kuncir satu itu saat sepeninggalnya wanita yang umurnya lima tahun lebih tua darinya.
"Tidak, Haneun. Ini masih bisa kita tangani, lagi juga nanti ada laki-laki yang melanjutkan pekerjaan ini.." sahut Dita yang sudah memulai melakukan pekerjaan dan di respon decakan oleh anak yang dipanggil Haneun.
"Eonni, kau kan sudah lumayan lama ya bekerja disini. Apa tidak ada rencana untuk mencari pekerjaan yang lebih baik?" Tanya Haneun di sela aktivitas nya.
Dita yang sedang serius menghitung itu mendengarnya pun melirik sekilas lalu menggeleng heran.
"Jika ada yang lebih baik dari ini dan aku bisa mendapatkannya, kenapa tidak ku ambil keduanya," ucap Dita yang diakhiri kekehan.
"Yaa! Eonni! Bagaimana bisa kau menjalani dua pekerjaan sedangkan kau tetap harus kuliah?! Apa kau itu robot ha?! Apa kau tidak sayang pada tubuhmu ha?!" Omel Haneun kesal melihat tanggapan Dita yang sepertinya menganggap enteng dengan apa yang sudah diucapkannya itu.
Dita hanya terkekeh melihat Haneun yang kesal padanya, dan dia hanya menanggapinya dengan tersenyum lalu kembali menyuruhnya untuk kembali bekerja.
Dita yang berkewarganegaraan Indonesia ini, tengah menempuh pendidikan di Korea dengan bekerja paruh waktu menjadi karyawan di salah satu toko di dekat asramanya.
Dita hidup di Korea seorang diri, dia sebisa mungkin mencukupi kebutuhannya dari hasil kerja kerasnya. Dia tidak ingin merepotkan keluarganya yang ada di Indonesia, meskipun keluarganya sanggup memberikan tambahan uang saku pada Dita, dia tetap enggan menerimanya dan mereka pun menyetujuinya.
(*꒪ヮ꒪*)
"Jin hyung, aku mau makan di Xxxx kau mau ikut tidak?" Tanya lelaki berkacamata putih dengan baju kasualnya.
"Hmm?" Sahut deheman pria berdada bidang itu tanpa menatapnya karena fokus dengan ponselnya.
"Aku mengajakmu untuk makan bersama hyung, kenapa kau malah menjawab dengan deheman saja?" Protesnya menatap sang lawan bicara.
Sang lawan bicara pun menoleh, "iya aku ikut," jawabnya lalu bangkit dari sofa dan berjalan ke dapur.
"Begitu dong!! Kan jelas," ucapnya mengikuti manusia bernama Jin itu lalu duduk di bangku yang ada di dapur. Dan dibalas deheman oleh sang lawan bicara.
"Oh iya, lusa kau sibuk tidak?" Tanya nya lagi saat setelah melihat sesuatu dari ponselnya.
Jin berpikir saat di teguk nya minuman yang dia ambil dari kulkas.
"Kurang tau, memangnya kenapa? Apa kau ingin mengajakku ke suatu tempat?" Tanya nya seraya berjalan ke arah tempat duduk yang sudah diduduki oleh pria berkacamata tersebut.
"Iya, tapi aku ingin memastikan kau dulu hyung," ucapnya santai.
"Humm, ya nanti ku tanyakan pada manager-nim," jawab Jin dan dibalas anggukan oleh pria berkacamata.
"Eh? Kau sudah ada janji dengan manager-nim hyung?!" Tanya nya terkejut.
Jin langsung menoleh dan menatap heran,"kalau iya memangnya kenapa? Apa kau keberatan?"
"Hih! Apa kau ada sesuatu dengan manager-nim, hyung? Apa yang kau sembunyikan dari kita hyung?!" Tanya nya bertubi-tubi berhasil membelalakkan mata Jin.
"YAA JUNGKOOK-AH!!! APA MAKSUD MU ITU HA?! KAU KIRA AKU INI SUDAH TIDAK NORMAL? SEORANG WORLDWIDE HANDSOME BELOK? MINTA DIPENGGAL KAU SAMA ARMY KU YANG RIBUAN YA?!" Pungkas Jin seraya mengomelinya tanpa ampun.
"Ohhh tak takut aku, Army mu itu juga Army ku hyung jangan kau merasa mereka semua itu memihak mu hyung pasti mereka juga akan berpikir lagi untuk memihak kepada ku," balas Jungkook tak ingin kalah.
Jin menatap tajam dan lelah pada Jungkook, ingin membalasnya tapi dia tak ingin membuang energinya untuk hal yang tak penting.
Jin mendengus lelah, lalu melupakan perdebatan sebelumnya,"Jungkook, kita mulai latihan lagi jam berapa? Coba kau tanyakan pada Hoseok atau tidak Namjoon," ujar Jin menatap Jungkook juga ke ponselnya, sebagai tanda untuk segera menghubunginya dan Jungkook langsung melakukannya tanpa banyak bicara.
"Katanya nanti sore hyung," ucap Jungkook setelah mendapat kepastian dari seseorang yang barusan dia hubungi.
Jin mengangguk mengerti,"ya sudah, ayo kita makan sekarang saja. Nanti kalau ada waktu aku mau istirahat sebentar," ujarnya lalu bangkit pergi meninggalkan Jungkook yang masih bermain dengan ponselnya.
.
.
.
.
.
•28 Mei 2021•
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny?✓
Fanfic"kau kesini karna apa?" "aku lelah, aku ingin menenangkan pikiran. kau sendiri?" "aku.. ya.. sama seperti dirimu.." Menarik? Yuk, silahkeun di baca.. But!*Don't be expect for this story in every chapter. Atau kalian akan kecewa~ Baca dan nikmati~ An...