06

528 71 9
                                        

Dita masuk kelas malam dimulai pada pukul jam sembilan dan selesai sampai jam sebelas malam. Lumayan lama tapi tidak apa, karena dengan begini dirinya bisa pulang dengan cepat.

"Dit, kau langsung pulang?" Tanya Fauzan pada Dita selepas keluar dari kelas dan menyamakan jalannya pada Dita.

"Hm, ya, memang kenapa?"

"Tidak, biar sekalian saja dengan ku, soalnya aku juga mau ke cafe," ucap Fauzan.

Dita berhenti. "Habis ini kau lanjut kerja?" Tanya Dita pada Fauzan memastikan.

Fauzan mengangguk. "Kenapa? Kau khawatir pada ku?" Dengan pedenya Fauzan bertanya seperti itu dan menatap senang pada Dita.

Mendengar pertanyaan Fauzan yang aneh itu membuat kedua alis Dita hampir terhubung.

Dita menggeleng. "Kau itu laki-laki, kenapa aku harus mengkhawatirkan mu?" Ucap Dita kembali berjalan.

"Harus, karena aku adalah pelindungmu," sahut Fauzan menyusul Dita.

"Kau manusia, bukan rompi baja yang harus ku pakai saat berperang. Aku juga sedang tidak berperang."

Fauzan membuang nafasnya kasar. "Nanti kalau aku mati, bakar saja mayatku dan jadikan abu ku sebagai bahan rompi mu nanti," ucap Fauzan lalu berjalan mendahului Dita.

Dita berhenti dan menatap heran punggung Fauzan.

"Makin malam, pikirannya jadi gila, mengerikan." Dita berdecak lalu menggelengkan kepala heran dan kembali melangkahkan kakinya menyusul Fauzan yang sudah lumayan jauh.

Sesampainya diparkiran tanpa banyak bicara Fauzan memberikan salah satu helmnya kepada Dita, Dita menerimanya dan langsung dipakainya.

"Fauzan, kau benar lanjut kerja lagi?" Tanya Dita yang selesai memakai helm pada Fauzan yang sedang baru saja ingin pakai helm itu menoleh.

"Iya.." jawabnya malas lalu menaiki motornya setelah dia masukan kuncinya.

Dita berjalan ke arah bangku belakang dan dia ikut menaiki motor yang sudah Fauzan nyalakan.

"Bisa tolong kau antarkan aku ke taman dekat minimarket ku itu?" Tanya Dita hati-hati dengan melihat ekspresi wajah Fauzan dari spion motor sebelah kiri.

"Malam-malam begini?" Tanya Fauzan menolehkan kepalanya ke arah kanan.

Dita mengangguk lalu tersenyum kuda.

"Oke, gantinya uang bensin ya." Fauzan pun menancapkan gasnya tanpa memperdulikan tanggapan Dita atas ucapannya itu.

Awalnya dijalan mereka berdua tidak saling bicara. Dita memperhatikan suasana malam dan Fauzan fokus menyetir motornya, hal seperti itu sudah biasa seperti membebaskan otak untuk tidak memikirkan apapun bahkan saat berbicara. Sampai akhirnya keheningan itu terpecahkan saat Fauzan tiba-tiba berbicara.

"Kau sudah biasa kesana?"

Dita menyahut dan memalingkan wajahnya dari pemandangan kota malam itu.

"Iya," jawabnya saat didekatkannya wajah Dita pada sisi bahu kanan Fauzan agar Fauzan dapat mendengarnya.

Fauzan mengangguk dan tidak bertanya apapun lagi setelah itu.

(。◕‿◕。)

"Hyung, sudah malam begini kau mau kemana?" Tanya Jungkook pada Jin yang sudah rapi lengkap dengan penyamarannya itu menoleh.

"Aku ingin mencari angin," ucapnya lalu berjalan menuju pintu.

"Dengan mobil?" Tanya Jimin.

"Tidak, aku jalan kaki," ucapnya santai.

My Destiny?✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang