Hari ini dua anak perawan yang sedang lengket-lengketnya tengah asik menikmati waktu senggangnya.
Sebelum bisa seperti ini Mila ada kelas pagi namun dosennya mendadak memberi kabar tidak bisa mengajar di jam tersebut, jadi beliau meminta untuk mengundur kelasnya menjadi siang. Dita yang sudah bangun pagi itu senang mendengarnya karena teman setanah airnya, tidak jadi pergi dan bisa bersantai bersama. Wajah Mila terlihat bete karena mendapat kabar dari dosennya dan berubah kesal saat dia lihat reaksi Dita. Bagaimana tidak, Dita yang terlihat rajin bukannya ikut sedih atau malah marah dia malah memeluk Mila kencang dan bersorak dalam diam penuh kemenangan. Sungguh diluar dugaan Mila.
Pukul menunjukkan jam delapan lewat lima belmenit dan sekarang mereka sedang duduk di sofa ruang tengah bersama anak lainnya itu sibuk menonton acara di televisi dengan santai.
"Eonni bisa tolong bantu aku mengerjakan ini?" Ujar SunHee yang sedang duduk di meja dengan duduk lesehan.
"Nee?..." Karena Dita dan Mila seumuran dan SunHee yang umurnya lebih muda itu membuat keduanya bingung.
SunHee mengerjabkan matanya kaget karena respon dari kedua kakaknya. Sedang mereka menatap satu sama lain dengan sorot mata tak bisa berbohong dan saling melempar kebingungannya.
"Uh? Um... Jika kalian berdua tau jawaban dari persoalan ini aku tidak keberatan, hehe.." ucap SunHee cengengesan.
Dita mengangguk ngerti lalu mengambil buku yang SunHee pelajari dan mengajak Mila untuk memahami persoalan tersebut.
"Oh! Kau?.." Baru baca sebentar Mila malah memalingkan pandangannya pada SunHee dan menatapnya seperti sudah menangkap maling.
"Aku?.." SunHee menunjuk dirinya bingung.
"Kau mengambil jurusan ini... Apa tidak pusing?" Sambung Mila yang menurunkan pundaknya dan menyandarkan punggungnya ke sofa lemas lalu kembali melihat ke buku yang masih di pegang oleh Dita.
"Pusing itu pasti, tapi kan ini keinginanku untuk masuk ke jurusan ini.. kenapa eonni?" Jawab SunHee.
"Aniya.. bagus kalau begitu, belajarlah kau dengan giat ya SunHee, anggap saja ini adalah perjalanan menuju kesuksesan mu nanti," ujar Mila tegas dengan sesekali melirik ke orang yang dimaksud.
"Iya.. tentu eonni karena aku sudah mengambil ini jadi tidak akan aku sia-siakan begitu saja. Aku juga ingin buat kedua orang tua ku bangga dan senang karena melihat anak yang pernah membuatnya sedih ini menjadi sukses," ucap SunHee memelankan suaranya diakhir kalimat karena mengingat orang tua-nya sedih.
Mila mendengar SunHee yang memelankan suaranya lirih menarik atensinya melihat ke arahnya dan turun dari sofa agar lebih dekat dengannya lalu memeluknya hangat.
"Aigo.. SunHee-ya~ kenapa kau tiba-tiba jadi terbawa suasana begitu, aku melihat mu yang mempelajari ini saja sudah kagum apalagi orang tua mu." Mila berusaha menghiburnya seraya menghapus air matanya yang diam-diam sudah turun.
Dita yang sedari tadi mempelajarinya ternyata sudah selesai membantu tugas SunHee itu menaruhnya di meja dan tersenyum seraya tangan mengelus surai panjang milih SunHee dengan lembut.
"Kami mengerti perasaan mu, aku juga begitu. Lanjut belajar lagi ya.." ujar Dita lembut.
SunHee menoleh ke Dita, tersenyum simpul dan mengangguk sebagai balasan ucapan Dita. SunHee pun menghapus sisa air mata di pipinya lalu kembali mengerjakan tugasnya yang tertunda.
"Iya, aku senang ada mereka disini ya walau kadang mereka itu keras kepala. Haha..." Suara yang tidak asing itu tiba-tiba muncul terdengar dari ruang depan mengundang atensi Dita juga Mila.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny?✓
Fanfic"kau kesini karna apa?" "aku lelah, aku ingin menenangkan pikiran. kau sendiri?" "aku.. ya.. sama seperti dirimu.." Menarik? Yuk, silahkeun di baca.. But!*Don't be expect for this story in every chapter. Atau kalian akan kecewa~ Baca dan nikmati~ An...