Dita saat ini sedang mengulang tarian yang baru saja di arahkan oleh guru pelatih disana. Memulai harinya dengan berlatih keras untuk menunjukkan bakatnya, meski dia tidak ingin namun karena kondisi yang dialami memaksa dirinya untuk melakukannya.
Terakhir kali saat dia ingin mengetahui keberadaan dirinya kenapa bisa ada disini kepada Yuju, benar-benar membuatnya tidak habis pikir.
"Yuju. . . Apa kau tau siapa yang membawaku kesini? Apa mereka banyak? Saat sedang seperti apa aku dibawa kesini? Apa kau mengetahuinya? Bisa kau beritahu aku? Jika mungkin kau tidak mengenalnya, bisa kau sebutkan saja ciri-cirinya?" Enam pertanyaan lolos begitu saja dari bibir Dita tanpa diberi jeda untuk lawan bicaranya berbicara mencoba menjawab salah satu dari pertanyaannya.
"Eumm.. Dita, maaf aku tidak terlalu mendengar semua pertanyaan mu itu, kalau diulang lagi pasti membuat mu jengkel. Jadi aku hanya akan menjawab yang aku dengar saja. Kenapa kau bisa ada disini? Itu karena kemarin sore kau digendong dan dibawa kemari oleh staf lelaki tampan dengan beberapa bodyguard disampingnya. Aku tidak mengerti kenapa dia membawamu kesini dengan titipan 'tolong jaga dan perlakukan dirimu dengan baik'. Aku yang terkejut dengan itu, ya aku terdiam membeku ditempat dan mulai sadar saat mereka semua sudah pergi. Itu saja, maaf jika jawabanku tidak memuaskan mu." Yuju bercerita panjang dengan tersenyum kikuk, mengedipkan kedua matanya gugup.
Setelah mendengar penjelasan Yuju, Dita diam tak bergeming. Dan terlihat jelas di wajahnya tidak merasakan kepuasan atas jawaban yang telah diberikan oleh wanita yang ada didepannya itu.
"Dita. Bagus, gerakan mu semakin terlihat jelas dan pas dengan irama. Hanya saja, tolong lebih ditambah lagi energi mu untuk kedepannya. YeonMi, gerakan mu masih belum terlihat jelas saat lagu ini. Coba kau ulangi lagi dan tambahkan lagi energi mu." Tegas pelatih pada mereka yang ditunjuk tak membuat semuanya takut malah menambah semangat dan fokus mereka untuk mendapatkan hasil maksimal agar bisa membuat mereka bertahan disini dan mencapai apa yang diimpikan oleh semuanya.
Dita sudah sekitar beberapa minggu menjalani trainee di tempat yang dia dengar-dengar bernama Bighit ini. Awalnya bingung dia harus melakukan apa dan mengingat teman sekamarnya yang ada di asrama Bu Hwang, pasti saat ini dia sedang kebingungan juga marah besar fan mencari kemana dirinya berada membuatnya gusar, memberontak ingin bertemu dengan orang yang membuatnya bisa berada disini.
"Dimana ponsel ku?!" Tanya Dita kesal dengan kedua matanya hampir keluar menunjuk tajam ke arah wajah lelaki dihadapannya tanpa rasa takut.
"Ponsel mu aman bersama PD-nim." Jawabnya santai dengan menurunkan pelan-pelan jari Dita lalu tersenyum lembut.
"Aku tau aman. Tapi aku tetap tidak percaya. Cepat berikan ponselnya kepadaku!" Tegas Dita masih menatap tajam ke mata lelaki tersebut.
"Kekeh sekali? Sebegitu berartinya ya ponsel mu?" Tanya nya tidak terlalu peduli dengan permintaan tegas Dita dan mendudukkan dirinya santai di kursi putar yang ada disana, setelah memerintahkan ke salah satu bodyguardnya.
"Ya memang. Dan sepertinya aku tidak perlu menjelaskannya kepadamu." Jawab Dita seraya duduk dengan nafas terengah-engah karena emosi yang dikeluarkan sudah menguras tenaganya.
"Ini tuan Seokjin." Bodyguard tersebut menampakkan benda persegi panjang yang sudah diminta oleh bosnya dan Seokjin menyuruhnya untuk langsung dia berikan ke Dita.
"Terima kasih. Kau tunggu lah diluar." Perintah Seokjin sopan dan memberinya kode untuk keluar dari sana.
Dita langsung mengotak-atik ponselnya dengan terburu-buru dan menelpon seseorang dengan raut wajah khawatir juga gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny?✓
Fiksi Penggemar"kau kesini karna apa?" "aku lelah, aku ingin menenangkan pikiran. kau sendiri?" "aku.. ya.. sama seperti dirimu.." Menarik? Yuk, silahkeun di baca.. But!*Don't be expect for this story in every chapter. Atau kalian akan kecewa~ Baca dan nikmati~ An...