"Itu beberapa pakaian untukmu. Terakhir kali aku meminjamkan pakaian ku karena menurut mu itu sudah cukup. Tapi aku gak tega membiarkan mu terus memakai dua tiga pakaian yang sama selama di sini. Jadi ku belikan itu untukmu," jelas Taehyung.
Pria itu lagi-lagi sukses membuatnya terperangah kaget nan heran. Dita tau maksudnya baik, tapi ini sudah lebih dari kata baik untuknya!
Dita merasa tak enak hati, menyodorkan kembali bungkusan itu dengan kepala menggeleng gusar.
"Tidak-tidak. Aku tidak perlu itu. Terima kasih," tolak Dita.
"Wae...? Kamu mau pakai baju aku terus? Gak apa sih, cuma.. nanti kalau ku berikan semua pakaian ku, aku pakai apa dong?..." Taehyung berbicara dengan nada lucu dan ekspresi wajah yang dibuat-buat. Walau ucapannya itu sangat berbeda dari apa yang ada dibenaknya. Setidaknya Dita bisa menerima pemberiannya ini.
Dita melihat ke baju yang dipakainya dengan kedua alis yang hampir terhubung memasang wajah gelisah.
"Ya! Aku gak pakai semua bajumu tau! Kau masih bisa memilikinya. Lagi pula, pakaian ku di asrama masih banyak. Malah makin numpuk kalau ku ambil semua baju gombrong mu itu," pungkas Dita sedikit ketus melirik Taehyung sinis.
Taehyung terkekeh, "oke... Tapi tetap saja, terima lah pemberian ku ini. Aku mau kamu terima ini. Tak dipakai juga tidak masalah, asal jangan kamu kasih kan ke orang lain aja," ujar Taehyung kembali menyerahkan bungkusan itu hingga jatuh ke pangkuan Dita.
Dita menghela nafas pasrah melihat ke bungkusan tersebut sekilas kemudian menatap Taehyung lelah, "terserah deh.. aku gak bisa kalah darimu kalau kau sudah kekeh begini. Menyebalkan."
Dita pada akhirnya menerima pemberian dari pria di depannya ini meski terpaksa setidaknya mereka tidak bertengkar kembali.
Saat keadaan berubah hening seketika, tiba-tiba saja dering ponsel seseorang menyadarkan. Keduanya langsung mengecek ponsel masing-masing, entah ponsel siapa yang berdering. Sampai akhirnya ponsel Dita lah jawabannya. Begitu tau Dita langsung mengangkat tanpa melihat siapa yang meneleponnya.
"Yeobeoseyo?"
"Chagi." Panggil orang seberang berhasil membuat wajah keduanya tertegun.
Dita mengenal suara itu. Ia lirik Taehyung lalu bangkit menjauh sejenak dan kembali berbicara pada pria di seberang.
"Kau kemana saja dua minggu ini? Aku rindu..."
"Aku? Sibuk, minimarket di tempat ku akhir-akhir ini ramai sekali. Jadi tak sempat aku menghubungimu.." jawab Dita berbohong tertawa hambar.
"Begitu ya? Lalu sekarang ini, apa kau sibuk??"
Dita diam sedikit berpikir kemudian ia pun berbicara, "tidak terlalu.. aku ada waktu sedikit untuk beristirahat. Ada apa memangnya?"
"Boleh video call?? Aku rindu lihat wajahmu~"
Dita termenung sejenak menangkap ucapan orang seberang.
"Chagi? Chagiya? Dita-ya?"
"Ah? Ya-ya?"
"Video call ya? Sudah hampir tiga minggu kita tidak bicara banyak. Aku rindu sekali padamu..."
"Ya, sebentar saja ya," kata Dita tak bersemangat.
"Sebentar? Kau sesibuk itu ya?"
"Eung. Sibuk, maaf ya."
Mereka pun beralih ke video call, dengan selesainya Dita mencari background yang pas untuk memanipulasi kekasihnya itu.
"Gwenchana.., asal kau sehat terus aku sudah senang."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny?✓
Fanfiction"kau kesini karna apa?" "aku lelah, aku ingin menenangkan pikiran. kau sendiri?" "aku.. ya.. sama seperti dirimu.." Menarik? Yuk, silahkeun di baca.. But!*Don't be expect for this story in every chapter. Atau kalian akan kecewa~ Baca dan nikmati~ An...