Happy Reading...—————
Vano mengerem motornya terlihat rumah mewah minimalis milik Mauryn. Gadis itu turun dari motor sport Vano membenahi rok sekolahnya yang sedikit tersingkap memperlihatkan pahanya.
Vano menghela napas "Lo dari tadi gapake jaket?" Mauryn hanya menggeleng.
"Lain kali kalo naek motor pake jaket, tuh paha lo jadi tontonan orang," cerocos Vano.
"Sapa juga mau naik motor lu lagi," ketus Mauryn pede.
"Lah emang sapa mau nebengin lagi, gue cuma nasehatin yaelah pede amat," ucapan Vano membuat pipi Mauryn bersemu merah.
Bego malu - maluin, batin Mauryn.
"Yauda makasi, Cepet pulang sana lo," Mauryn mengibas - kibaskan tangannya mengusir Vano.
"Masama, gue balik," Mauryn mengangguk, ia menunggu Vano akan pergi, justru lelaki itu pergi ke sebrang rumahnya.
"Napa berenti disitu? Ada yang ketinggalan?" Tanya Mauryn.
"Ya gue mau pulang ke rumah gue lah," tukas Vano memasuki kedalam rumahnya yang persis berada disebrang rumah Mauryn.
"What?! Loh kita tetanggaan?" Raut wajah Mauryn terheran - heran.
Dari dalam rumah Vano terkekeh melihat wajah cengo Mauryn.
🌷🌷🌷
"Ngeenggg bum bumm.. datanglah superheroo," seorang anak kecil berumur 8 tahun sedang asyik bermain dengan mainannya, tak lama kemudian suara berisik terdengar dari kedua orang tuanya yang sedang bertengkar. Lalu munculah sang ayah.
"Ayah ayuk main sama Vano," lelaki kecil itu menarik ujung kemeja ayahnya tapi tak dihiraukan.
"Dasar jalang!! Aku udah gak sudi lagi! Istri kurang ajar!" Teriak Rudi pada Winda Istrinya. Mata Vano membulat melihat adegan itu, kaki kecilnya pun perlahan mundur.
Plakkk!!!
Rudi ayah Vano menampar keras pipi ibunya.
"Kamu dasar anak gak berguna!!" Teriak Rudi menunjuk Vano yang masih syok."Vano maafin ayah bunda ya," ibu Vano tersenyum getir menatap putranya.
"Jangan.. Jangan.. JANGANNN!! Hoshh.. hoshh..." Vano terbangun dengan keringat dingin yang bercucuran disekujur tubuhnya.
"Kenapa akhir - akhir ini gue sering mimpi kejadian sialan itu lagi? Brengsekkk!!!" Lelaki itu membanting benda disekitarnya.
Vano mengusap kasar wajahnya, ia sangat lelah dan stress mengalami mimpi itu yang sangat menguras hati emosinya. Daripada Vano semakin gila ia memutuskan untuk mengambil kunci motornya lalu pergi keluar.
Malam semakin larut rintik hujan pun mulai turun dan semakin deras namun Vano tidak memperdulikan itu saat ini yang ia butuhkan adalah lari dari kenyataan dan menenangkan hatinya.
🌷🌷🌷
Sekarang bertepatan dengan tanggal merah, dimana hari libur dan bisa bebas tentu saja dimanfaatkan oleh Mauryn. Seharian ini tangan lentiknya berkutat gesit didapur, ia hobby memasak dan kali ini ia membuat ayam goreng mentega favoritnya dan membuat kue brownies andalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Your Secret (END)
Teen Fiction"Kenapa liatin gitu, terpesona ama kecakepan gue?" -Vano Menjadi siswi baru di SMA Permata membuat Mauryn memiliki kesan yang tak terlupakan saat sekolah, terutama ketika ia selalu berhadapan dengan Vano badboy pentolan sekolah yang selalu mengusik...