32. Apologize

87 3 0
                                    



Happy Reading

—————

"Tekanan darah normal, semuanya juga normal tidak perlu ada yang dikhawatirkan ya bu," Soraya membaca catatan medis pasiennya.

"Berati saya kecapekan ya Dok?"

"Betul ibu, anda harus banyak istirahat dan harus bedrest dulu ya jangan dipaksakan untuk terus - terusan bekerja biar tidak drop lagi kayak tadi," Pasien yang ia periksa sekarang merupakan wanita paruh baya yang tiba - tiba pingsan ditempat umum.

"Baik dok saya akan bedrest," pasiennya mengangguk paham.

"Saya sudah catatatkan resep untuk obat dan vitaminnya, silahkan bisa ditebus dibagian farmasi,"

"Iya dok, terima kasih,"

"Sama - sama, semoga lekas sembuh,"

Soraya melepaskan stethoscope miliknya, dari beberapa hari lalu ia sudah melemburkan diri di IGD karena kemarin terdapat pasien kecelakaan massal membuatnya sebagai dokter spesialis bedah ini turun tangan.

"Mamaa!!" Putrinya datang seorang diri menenteng sebuah tas.

"Hai anak cantik mama!"

"Mama capek ya lembur," Mauryn merentangkan tangannya hendak memeluk mamanya namun dicegah Soraya.

"Eitss jangan peluk mama kalo pake seragam!"

"Oiya ma Mauryn lupa," Mauryn menepuk kepalanya.

"Adek bawa apa aja buat mama kayaknya banyak banget," Soraya melirik tas yang dibawa anaknya.

"Aku siapin beberapa makanan buat mama enak loh ada ayam goreng bumbu balado sama orek tempe, semua masakan aku loh mah," Soraya tersenyum melihat putrinya yang selalu semangat memperhatikannya.

"Iya mama tau masakan kamu enak - enak, sekarang kita makan bareng aja diruangan mama," 

Mauryn terampil memasak berkat ajaran omanya selama ini. Ia pun juga suka bereksperimen didapur. Masakan yang gadis itu buat tidak pernah mengecewakan. Soraya bahkan meragukan kemampuannya sendiri jika dibandingkan masakan milik putrinya.

"Ayuk ma mumpung udah jam makan siang,"

Seorang suster datang mendekati ibu dan anak itu "Permisi dokter Soraya, ada pasien yang harus anda periksa,"

"Baik sus," Soraya merapikan jas dokternya "Adek langsung ke ruangan mama aja, kalo udah kelaperan makan duluan aja nak,"

"Iya mah aku duluan kalo gitu,"

Mauryn berjalan menyusuri koridor rumah sakit, beberapa suster menyapanya banyak yang sudah mengetahui dirinya adalah putri salah satu dokter disini.

Taman bunga ditengah rumah sakit ini begitu rindang dan memanjakan mata, banyak bangku taman yang berjejer serta kolam ikan yang menambah kecantikkannya.

Sebelum menuju ruangan mamanya Mauryn melewati ruangan kemoterapi, gadis itu menghentikan langkahnya ia merasa familiar dengan pria paruh baya yang ada didalam ruangan itu, adanya jendela besar membuatnya mudah melihat ke dalam ruangan tersebut.

Pria paruh baya itu baru saja menyelesaikan treatment-nya hari ini lantas keluar dari ruangan dan mendapati Mauryn.

"Eh, nak Mauryn bukan?"

"Iya om saya Mauryn, om ayah Vano yang waktu itu kan,"

🌷🌷🌷

Mauryn dan ayah Vano tengah duduk disalah satu bangku taman. Mauryn tidak tahu jika selama ini ayah Vano mengalami sakit yang serius.

Tell Me Your Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang